Siang itu, Abel seperti tidak ada rasa semangatnya sama sekali. Tak satupun ia menyahuti ucapan yang terlontar dari bibir Arion, cowok itu dari tadi berceloteh tanpa lelah. Bahkan sesekali Arion mengucapkan kata maaf akan kesalahannya dulu, yang dengan lancangnya menjadikan Abel sebagai bahan taruhan.

"Yon, lo bisa diem gak? Gue pusing banget dengerin lo ngomong dari tadi," ucap Abel.

Arion menutup bukunya, kemudian mengatupkan bibirnya yang tanpa sadar sedari tadi berceloteh ria layaknya seorang perempuan. "Sensitif banget lo hari ini. Ada apa?"

Abel memalingkan wajahnya, jujur saja, saat ini ia masih sangatlah muak dengan sifat lembut Arion. Walaupun cowok itu berusaha mati-matian membujuk Abel untuk mendapatkan maaf darinya, namun mengingat perilaku Arion waktu itu membuat Abel sangat sulit untuk memaafkan cowok yang ada didepannya ini.

"Gak usah kepo lo sama urusan orang lain. Mending urusin diri lo sendiri aja," ujarnya.

"Bel." Panggil Arion. Gadis dengan mata sipit tersebut menolehkan kepalanya dengan alis yang terangkat sebelah.

"Lo dulu beneran suka sama gue?" Tanya Arion.

Abel menyeruput jus mangganya, kemudian berkata, "Pertanyaan lo gak ada yang bermutu dikit apa? Jawaban yang jelas-jelas udah ada jawabannya ngapain pake ditanyain lagi?"

Arion tertawa pelan. "Jadi beneran lo waktu itu suka sama gue? Terus sekarang?"

"Waktu itu gue emang suka sama lo karena sikap baik lo dan juga perhatian kecil lo. Tapi," Abel beranjak dari duduknya, kemudian melanjutkan kalimatnya, "Semenjak gue tau sifat busuk lo, gue udah buang jauh-jauh rasa suka gue sama lo," ucapnya.

Senyum yang mula-mula terbit dibibir tebal Arion perlahan memudar lantaran telinga tajamnya begitu jelas mendengar kalimat pedas yang keluar dari bibir Abel.

"Inget, Yon. Gue cuma suka sama lo bukan cinta sama lo." Setelah mengatakan itu, langkah kaki jenjang Abel meninggalkan Arion didalam ruang guru seorang diri.

" Setelah mengatakan itu, langkah kaki jenjang Abel meninggalkan Arion didalam ruang guru seorang diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aduuh, cyiin! You siang-siang begini udah ditekuk aja mukanya. Smile dong, cyin, biar tambah cantik kayak Momoy!" Kata Momoy sembari mencolek bahu Abel.

"Astaghfirullah, istighfar, Mon! Istighfar! Dunia udah tua, lu mending balik lagi ke laki dah, daripada jadi banci kaleng begini," sahut mbak Jum, bos es dogernya Cimon.

Cimon berdecak kesal lantaran kain lap yang baunya seperti kecebur air kolam ikan. "Mbak Jum jorok banget sih! Ini 'kan kain lapnya bau amis, masa buat dagang sih!"

Abel menatap drama antara manager es doger dengan bos es doger ini dengan tatapan jengah. Seseorang jika sudah bertemu dengan Cimon, dunia mereka seperti terjungkal. Apalagi mood yang sudah ia susun baik-baik sekarang jadi hancur akan kedatangan Cimon.

GIBRAN DIRGANTARAWhere stories live. Discover now