2.

36 1 0
                                    

Jam pelajaran terakhir sudah selesai, para murid sibuk membereskan barang-barangnya untuk bergegas pulang.

"Tasya "

Tasya menoleh ke sumber suara

"Gua boleh foto materi yang dikasih bu Nana pas gua keluar tadi?"

"oke! bentar"

Tasya dengan cepat memasukan semua bukunya. Kayla bingung melihat Tasya memasukan semua bukunya kedalam tas, padahal dia baru saja meminta Tasya untuk meminjam catatannya. Setelah semua buku Tasya masuk tas, Tasya meminta buku Dion kemudian memberikannya pada Kayla.

Bagaimana Dion bisa memiliki catatan? Tentu saja dengan kebaikan hati seorang Tasya. Tasya memberikan buku kosong miliknya yang telah tersampul dengan rapih dan tertulis Namanya disana. Bukan tanpa alasan Tasya melakukan hal itu. Bu Nana sendiri merupakan guru matematika yang sangat killer, ia selalu memberikan tanda tangannya sebelum jam pelajaran berakhir di setiap catatan murid yang ia ajar, sehingga jika ada yang tidak mencatat, maka ia akan memberikan hukuman. Seharusnya guru matematika mereka bukan bu Nana, namun entah mengapa, kini bu nana yang akan mengajar matematika di kelas itu hingga mereka lulus.

Kayla mengeluarkan ponselnya dari tas, ia membuka kamera dan menfoto buku catatan itu, total ada 3 halaman yang terisi di buku itu. Kayla baru saja memfoto halaman pertama, saat beralih ke halaman ke2. Tasya dengan cepat berdiri dari tempat duduknya dan menarik tangan Darren seraya berkata " lo bawa pulang aja kay, gua buru-buru" dan hanya menyisakan Kayla sendiri di ruang kelas itu.

*****

Tasya dan Dion memasuki sebuah toko kue yang berada di pinggir jalan. Mereka memperhatikan dengan seksama kue-kue yang berada di etlase di hadapan mereka.

"kapan Darren bisa pulang?"

"Hari ini"

Tak lama, Tasya telah menemukan kue yang ia inginkan dan membawanya kekasir untuk dibayar. Saat akan keluar dari toko tersebut, Tasya dan Dion berpapasan dengan Leon di pintu masuk. Dion melakukan tos dengan leon dan sedikit basa-basi, sedangkan Tasya hanya terseyum tipis pada Leon. 

Kini, langit orange dan matahari yang mulai terbenam serta jalanan yang ramai, menemani perjalanan pulang Dion dan Tasya.

Disisi lain, Darren turun untuk makan malam bersama. Saat di meja makan, Darren menanyakan keberadaan Dion pada papa dan mamanya.

" kamu kalau masih gaenak badan gaperlu kesini, nanti biar makanan kamu dianter dikamar aja"

" gak perlu pa, darren udah enakan, jadi bisa makan bareng"

" Dion belum pulang pah, mah?" lanjut Darren

" papa belum liat Dion si dari papa masuk rumah"

" Dion lagi nemenin Tasya " jawab mama

" Dion nemenin Tasya kemana ma?"

" dia cuma bilang nemenin Tasya tapi gak bilang mau kemana nya"

" paling bentar lagi pulang, jangan khawatir gitulah" ucap papa

" gak khawatir si pa, tapi kalau Dion ilang nanti susah cari adik nakal kayak Dion"

" apalagi yang mukanya mirip kamu ya" ledek papa

"nah itu pa yang susah"

mama menggelengkan kepala sambil tersenyum mendengar percakapan anak dan suaminya itu.

*****

Selesai makan makan, Darren kembali ke kamarnya dan melihat ponselnya dan terdapat 5 panggilan tak terjawab dari Dion, Ia kembali menelpon Dion beberapa kali namun tak satupun panggilannya di jawab oleh Dion, hal ini membuat Darren khawatir bahwa Dion sedang dalam masalah. Darren coba menelpon untuk kesekian kalinya, kali ini telfonnya diangkat.

BrokenKde žijí příběhy. Začni objevovat