gelap

62 13 18
                                    

gue fokus melukis dimedia yang berada ditangan gue. pemandangannya beneran bagus, perpaduan warna kuning bercampur hijau dan oranye didepan gue saat ini beneran sekeren itu sampe bikin gue lupa kalo gue harus segera menyelesaikan lukisan ini sebelum langit jadi semakin gelap.

tapi walau secepat apapun tangan gue bekerja, waktu tetap engga bisa dikejar, langit udah semakin gelap padahal masih jam lima sore. "yah, gelap..."

mark yang daritadi ngeliatin pergerakan tangan gue langsung natap gue. "mau disenterin?"

gue berdecak, "maksud gue langitnya!"

"yah... terus gimana?"

gue mengeluarkan ponsel, lalu memotret pemandangan dari tempat gue duduk. "pulang aja, gue udah puas liatnya, detailnya selesaiin dirumah aja."

"he?? bisa gitu? gue belum liat lo gambar pemandangannya tuh!"

"kalo gak tau apa-apa diem aja deh."

mark mingkem, bersamaan dengan itu, hujan gerimis turun dari langit, bikin kami berdua saling adu pelototan. "YAH!!! gabisa pulang dong?!" keluh gue.

cowok disamping gue mendesah lalu menendang kerikil didekat kakinya. "gue bawa jas hujan sih, mau?"

gue baru aja akan menjawab, namun mark kembali terpekik, "aSTAGA, HELMNYA!!!" cowok itu langsung lari menerjang hujan, bikin gue melongo karena... sekaget itu ya??

gak berapa lama, mark dateng lagi dengan badan basah kuyup, dia bawa kedua helm didekapannya dan bawa satu tas yang kayaknya sih berisi jas hujan.

gue jadi engga enak.

"harusnya biarin aja helmnya keujanan!"

"loh? nanti pulangnya gimana kalo helmnya basah?"

"kita bisa pulang tanpa helm, tapi kita gak bisa pulang dengan bawa lo yang masuk angin!"

mark tersenyum, "khawatir ya?"

"gue gak mau ada orang sakit gara-gara gue. silakan baper sesuka lo, gue gak peduli."

masih setia dengan senyuman, mark memberikan gue satu jas hujan yang dipegangnya. "udah gelap banget, hujannya gak bakal cepet reda, langsung jalan aja mumpung gak deres banget."

mark baru aja akan memakai jas hujan miliknya, tapi tangan gue menahannya. "lepas hoodienya."

cowok itu melotot, "n-nela...."

"apa?! mikir apaan lagi lo sekarang?! udah buruan lepas!"

tangan mark menghentikan gerakan tangan gue yang hendak melepas jaket juga, cowok itu menggeleng-geleng ricuh, "m-mau ngapain?????"

sadar kalau yang ada dipikiran mark bukanlah hal baik, gue segera menjewer telinganya, membuat mark mengaduh kesakitan. "gue mau minjemin jaket buat lo! kasihan gue ngeliat lo basah semua begini!"

mark membulatkan bibirnya lalu manggut-manggut, "makanya kalo ngasih instruksi tuh yang jelas dong, kan gue jadi panik!"

"lo kira gue cewek apaan?!"

"cewek cantik~"

malessss.

"nih pake!" gue memberikan jaket milik gue kepada mark, cowok itu mesam-mesem, hobi banget kayaknya.

"tapi loㅡ kalo nanti kedinginan gimana???"

"lo lebih butuh."

"ikhlas nih?"

"begini-begini gue sangat dermawan."

"...kesannya gue kayakㅡ"

"kayak orang yang dikasihani." mark berdecak. "yakan?"

"terserah deh." jawabnya yang segera memakai jaket milik gue. untung ukuran jaket gue besar, jadi saat mark pake engga terlalu kekecilan.

selesai memakai jas hujan, gue dan mark langsung menuju ke parkiran, motor-motor yang tadi ada disana udah pada gaada alias pasti orang-orang udah pada balik daritadi.

"gapapa kan nerobos hujan?"

"gapapa."

"yaudah ayo." gue dan mark pun segera berkendara untuk pulang.

diperjalanan, gue engga terlalu fokus soalnya gue emang engga bisa tuh yang namanya melihat didalam hujan, pandangan gue selalu kabur dan paling cuma liat sekilas doang.

lalu, sekali lagi gue beritahu. mark sangat patuh berkendara, cowok ini bener-bener pelan banget ngendarain motornya, makin pelan lagi karena jalanan licin terguyur hujan.

karena ngeri engga nyampe-nyampe dan cuma kedinginan dijalan doang, gue putuskan untuk mengajak mark melipir sebentar, kebetulan ada toko roti. "ngapain?"

"ngangetin badan. lu ngendarain motor udah macem siput sedangkan gue udah kedinginan kena angin, lo juga kedinginan kan?" mark mengatupkan giginya yang sedaritadi bergetar, cowok itu menggeleng, "sok kuat banget."

"bukan sok kuat, gue emang harus kuat." jawab mark sambil tersenyum. "tapi karena lo bukan gue dan lo engga boleh sakit, ini pilihan yang tepat. ayo, gue traktir yang anget-anget!"
ㅡㅡ

pandoraWhere stories live. Discover now