DPD 2

111 12 6
                                    

hɑppy reɑding
*⁀*****⁀*

Setelah kejadian karena sosok perempuan, pekerjaan gua rada terganggu. Ingin depresi tapi entahlah, tuhan mengiyakan kata lain.

Dan setelah itu juga gua jadi jarang make up, Benerin jilbab dikaca or kegiatan yang make kaca lainnya. Gua juga baru kali ini nemu sosok cantik. Bisa dikata mirip sama hantu sebelumnya.

Mulai lusa gua udah sekolah. Sekolah favorit dikota ini. Sekolah perancangan, salah satu sekolah yang gua impiin sejak lama. Andai ada yang buat. Bang Rafly yang minta buat sekolah. Daripada ga ada kerjaan dan karna gua juga masih beradu perasaan keDanish. Karna kamera gua belum dia ganti.

"Huh" perlahan gua buka jilbab dan pergi mandi.

1 hari setelahnya. .

Gedung sekolah yang lumayan besar. Mungkin lebih besar ini daripada diIndonesia. Bedanya gua yang bulan ini masih 14 tahun Dan udah SMK.

Gua perlahan masuk dengan lapang dada. Pertemanan antar siswa terlihat baik sejauh ini. Seragam sekolah baru, gua perlahan jalan kearah kelas.

Kelas 10 IPA 1

"Assalamualaikum anak anak. Pagi ini kita kedatangan murid baru, Smoga kalian menyukainya. Thalia? Silahkan masuk"

"hai semua, kenalin gue Thalia. nice to meet you"

"haii!!" jawab serempak sekelas.

Gua masuk dan dikelas ini dipenuhi kesabaran untuk nerima anggota baru. Gua duduk sesama perempuan. Terkenal baik pinter juga.

"Hai, gue Fatimah. Salam hangat"

"Gua Thalia"

"WNI juga thal?"

"Iya, Pindah kesini cuma kerja"

Fatim ngangguk dan pelajaran dikelas dimulai. Gua rada gak ngerti, Banget malahan.

Beberapa jam dikelas baru bukan hal mudah yang gua rangkum. Temen baru, Lingkungan sama pergaulannya juga. ㅡThis time a lunch. Oke gua ngerti kalo bel atau lonceng itu sering bunyi pada waktu tertentu. Istirahat. Kelompok gibah jam ini paling ditunggu.

"Tim, Arah kantin lo tau?"

"Jangan tanya, Arah kehati lo gua paham"

"Apasih, Jadi pinky pipi gue whahah"

Gua cuma minum. Ion drink apel. Ga ber-akohol. Fatim order fav food-nya. Dia mulai nyeritain awal belajar disini. Banyak tantangan, apalagi pelajar perempuan disini beauty semua.

"Lo pasti kenal sama artis di Cakrawala"

"Artis? Ada?"

Danish lewat tepat dipandangan gua. Ga asik, dia dingin. Keliatan aja bobrok. Dingin ya tetap dingin.

"Tu dia, dia Coki sepupu gue" jelas Fatim sambil ngunyah snack nya.

Jadi Danish itu beneran Coki? Orang yang gua lihat di beranda kemarin?? dia sekolah disini juga. nyatater ternyata bos gua. . ??! TOLONG BANGUNIN AKU

"thal? Kalo lo mau kenalan, gue bisa ngenalin lo"

"Gak perlu. manusia gak tau sopan santun kayak dia gak penting juga dikehidupan gue",

Fatim terkekeh, gua ngelamun sambil mainin sendok.

Pas gua ngelamun, seseorang ngambil botol kecap dimeja. Kebetulan bumbu bakso ada dimeja yang gua tempatin.

Apesnya dia malah numpahin kecap dikerudung putih gua. Gua ngerasa dan langsung berdiri terus negur dia.

Dan pas gua liat, Bingo! First time gua natap dia senyata ini. Setelah itu dia ngeliat pundak kiri yang ketumpahan kecap.

Dia Presiden DinginOnde histórias criam vida. Descubra agora