DPD 13

98 13 8
                                    

(2139 words)

Setelah sampe rumah, gua langsung lari kekamar dan nenangin diri. Jaga jaga hantunya ikut in gua kayak hantu sebelumnya.

"Hape ku hilang gini, komunikasi ke temen temen gimana?"

Gua ke bawah dan telfon Fatimah.

📞: "Siapa ya?"

📞: "Ini gue tim, thalia"

📞: "Ada apa kok tumben pake telfon rumah?"

📞: "Gagdet gue, hilang tim. 3 hari lalu diambil"

📞: "Kenapa lo gak cerita ke gua?! Besok sekolah kita harus ngomong"

📞: "Berat banget bahasanya,"

📞: "Yaudah, gue tutup. Pengen dinner sama oppa"

📞: "Eleh, oppa oppa, keep dreaming .. khhkh molor saja kerjaan mu"

📞: "serlok sja sinii"

📞: "gue gak takut, yaudah bye assalamualaikum"

📞 : "ok waalaikumsalam"

Call end.

**

Gak nyangka gua bisa tinggal sendiri gini. Dan juga harus serumah sama Alif.

Gua keluar kamar dan nemuin mama. "Maa?"

"Kenapa?"

"Ada perlu apa ma, harus ke Aussie?"

Mama ngehela nafas, " Studio papa dapat pengembangan disana, jadi harus mengurus sesuatu. Dan ditanganin sendiri. Tau kan papa belum ada karyawan setempat disana??"

"Coki paham ma. Tapi Ma, Alifㅡ? papa gak adil beneran"

"Biar kamu ada temennya", Sudah gua duga.

"Coki? Mama mau baju ini boleh?" Kata Mama sambil menunjukkan model baju

"Boleh, mama mau Coki beli dimana?"

"Thalìa Brìde" ucapnya antusias

Tomorrow at School

Dengan Ipad ditangan, gua jadi dilirik satu sekolah. Padahal gua bawa Ipad, bukan TV.
Hari ini ada ujian secara online, jadi semua siswa pake Gadget.


"Kenapa gak bawa tv dirumah thal??!"

"Lo pernah liat orang bawa tv kemana mana?"

"Kok lo malah balikin omongan gue!!?"

"Terserah"

Gua ninggalin perempuan bawel tadi. Amel, ya dia Amelia gua Ameliska. Anak 10-Biologi, satu kelas kayaknya sama Danish.
Kalo gak dia ya Luna, mereka kayak satu rahim.

Saat gua sampe kelas, Fatim udah sampe duluan dan duduk dibangku nya.

"Hai Tim! Tumben datang cepat"

Dia Presiden DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang