DPD 7

135 14 3
                                    

Perlahan kepala bagian belakang gua udah lumayan daripada tadi saat hukuman. Sekarang malah badan gua ngerasa dingin serta sakit dileher depan.

Setelah gua pikir pikir lagi, dihukum sama Ketos tampan ada keuntungan juga.

Nanda tepat duduk disamping ranjang dan bantuin gua duduk.

"thal? Masih sakit kepalanya?"

"Engga, mungkin pusing aja tadi kan kena sinar matahari kelamaan terus juga gak sempet sarapan"

"Gue ambil minum ya?"

Ga lama dari nanda ambil air, Alif masuk dengan bubur hangat. Dia naruh bubur diatas nakas dan perlahan nyuap gua.

"Ada yg bilang belum sarapan??? Gue bawa bubur bang lolo, dijamin enak"

"Aduhh gimana le, kok alif romantis le" ledek nanda dengan duduk disebrang alif.

"Udah lif, nanti gua makan sendiri"

"Jangan lah thal, lo dihukum juga karna gua".

Gua ngambil mangkuk bubur itu dan nyuap kedalam mulut gua sendiri. "Selesai bukan?"

*

Gua kembali kekelas pukul 10:16. Jam istirahat tiba sebentar lagi. Gua nunggu waktu istirahat buat masuk kekelas.

Setelah gua pikir aman dan anak anak kelas juga keluar, gua diem diem masuk dengan Alif dan Nanda.

Sial, malah Alex tepat duduk dibangku gua. Ya allah pengen banget rasanya ngehempas dia dan ga pernah ketemu.

"Katanya thalia ga masuk? Ini apa?". Alex semakin dekat dengan jarak gua, ia megang dahi dengan punggung tangannya.

"Apa sih lex, Diem sana!". Gua kembali kebangku dan beberapa anak anak perempuan sesekali melirik tidak suka.

Bu Isma masuk dan mulai mengajar pelajarannya, English. Semua murid natap gua dengan kode jika ada apa dengan gua sampai telat setengah hari. Mana ada orang telat se lama gua.

"Bu, thalia bu!" Teriak salah satu anak dan Bu Isma mengerti itu.

Ia menggelengkan kepala sekaligus tersenyum tipis ke arah gua. Gua menunduk dan sesekali menoleh kearah anak tadi. Ternyata dia salah satu orang kelompok Farah.

Gua baru jadi manajernya udah di bully, kalo gua jadi pacarnya bisa di bunuhh😭😭 hekehekekekeh

Bu Isma memulai pengajaran. Keadaan menjadi senyap akibat sulitnya materi. Gua maju dengan jawaban ditangan. Bikin malu, malah terlewat satu kata.

"Namanya juga orang Indo, bisa bahasa English?!"

"Diam ya! Gua memang warga negara Indonesia, tapi gua ga pernah diajarkan menyerah oleh Indonesia"

Bu Isma seketika menoleh kearah Syafi dan mendengus kesal. Anak murid dari sekolah baik baik malah mengejek negara tetangga.

"thalia silahkan duduk dan Syafi? Follow mam now!". Syafi mengangguk dan mengikuti Bu Isma sampai keruang guru.

Dia Presiden DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang