Part 1

68.8K 718 2
                                    

^_Valentina Edria POV_^

Hari minggu ini adalah waktu yang tepat untuk membongkar barang-barangku setelah beberapa minggu yang lalu aku berhasil membeli apartemen ini, yah ini semua buah kerja kerasku selama ini. Karena aku ingin dekat dengan tempatku bekerja menjadi dokter anak dirumah sakit swasta. Aku mencintai pekerjaanku karena anak-anak kecil selalu bisa membuatku tertawa dan menenangkan hati dengan kepolosannya. Aku sudah bekerja disebuah rumah sakit swasta ternama dikota ini sudah hampir satu tahun.

Kurasakan pelukan dari belakang tubuhku mengagetkanku.

" Ethan!" kesalku. Kemudian Ethan melepaskan tangannya dan memberiku sebuah balon berwarna pink pastel, sukses membuatku tersenyum.

Aku menepuk pundaknya dengan kesal. Dia mencium pipiku sekilas kemudian.

Kulihat Ethan tersenyum lebar kearah ku.

" Perlu bantuan nona manis?." Goda Ethan. Selalu saja membuat pipiku merona memerah.

" Lena..sebentar lagi orang tuaku akan datang untuk melamarmu." Tiba-tiba Ethan menggenggam tanganku. Aku sontak terkejut.

" Ethan..." Mataku berkaca-kaca..."Secepat ini?" Tanyaku kemudian.

" Dua tahun berpacaran kurasa sudah cukup valentina." Ethan mencium punggung tanganku.

" Ethan, kurasa aku perlu memikirkannya dulu.." Aku meraih tanganku kembali.

" Baiklah..aku akan selalu sabar menunggumu Len." Ethan mencium bibirku sekilas.

*********************************

" dr Valentina, sudah siap untuk pasien selanjutnya?" Suster Laura sambil mengecek papan didekapannya. Akupun mengangguk.

" Baiklah." Suster Laura pergi menjemput pasien selanjutnya. Masuk seorang gadis kecil mungil mungkin usianya empat atau lima tahun dengan seorang pria berusia sekitar lima puluh tahunan. Mereka berdiri dihadapanku dan kulihat anak itu menarik-narik celana pria itu.

" aku tidak apa-apa." Logat khas balita, gadis kecil itu lalu bersembunyi dibalik kaki kakek itu.

" Jangan takut adik kecil, duduklah..aku punya permen dan balon untukmu." Aku berjalan meninggalkan mejaku dan menggendong anak itu dan mendudukannya di ranjang pasien aku rasa anak ini tidak apa-apa.

" Apa yang terjadi pak?" Tanyaku pada kakek itu.

" Tolong periksa gadis kecil ini apakah ada yang terluka, karena Saya tidak sengaja akan menabraknya dengan mobil saat sedang berkendara ditaman, dia sudah terjatuh berada beberapa meter dari badan mobil saya. Seingat saya sih tidak menabraknya, jadi saya membawanya kesini, dan sudah saya umumkan kepada petugas taman tidak ada yang menjemput anak ini"

" Hmm..begitu..baiklah pak, silahkan duduk dulu." Suruhku, lalu aku memeriksa detak jantung anak kecil ini dengan stetoskopku dan meneliti sekujur tubuhnya terdapat luka atau lebam dan ternyata tidak ada..syukurlah.

" Anak cantik, siapa namamu?" Tanyaku sambil mengelus puncak kepalanya.

" Plincess auntie, auntie juga cantik tidak sepelti aunti plincess jahat." Anak itu menggerutu. Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya yang belum begitu jelas.

" Princess, coba auntie cek ya princess coba bilang kata A yang panjang." Dia mengikuti instruksiku.

" Anak pintar, princess pusing tidak? Atau ada bagian tubuh yang sakit?" Tanyaku. Princess menggeleng dengan mata ngantuknya.

" Tiduran saja dulu disini ya, auntie akan berbicara dengan bapak itu." Princess mengangguk.

Aku berjalan menuju meja kerjaku dimana bapak yang mengantar anak ini sedang menunggu hasilnya.

Forbidden PassionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang