Part 2

513 65 16
                                        

Happy Reading guys💜




Now Play👉Gangga-Blue Jeans

Saat ini Ana sudah berada didalam ruang kepala sekolah untuk menemui kepala sekolahnya.

"Permisi pak selamat pagi, saya Meidiana Amanda." ucap Ana sopan.

"Oh iya kamu yang murid pindahan itu ya? kamu bisa masuk kelas 11 IPA 1, tempat kelasnya berada disebelah barat melewati beberapa kelas dari ruangan ini." ucap Pak Lukman selaku kepala sekolah menjelaskan kepada Ana.

"Iya pak terimakasih, saya ke kelas dulu." pamit Ana sopan yang dibalasi senyuman oleh Pak Lukman.

Setelah Ana keluar dari ruangan kepala sekolah, ia segera bergegas melangkahkan kakinya menuju kelas yang tadi pak Lukman sudah arahkan letaknya, tepat didepan kelas Ana mengetuk pintu karena dari luar ruangan terdengar suara seorang guru sedang menjelaskan materi didepan kelas.

"Permisi bu." ucap Ana, sepertinya guru yang berada dikelas itu mengerti dengan maksud Ana, ia langsung mempersilahkan Ana untuk memasuki kelas.

"Kamu Ana ya, Anak baru itu kan?" tanya wanita paruh baya didepan nya ini

"Iya Bu, saya Ana." jawab Ana disertai senyum manis.

"Baik, silahkan masuk dan perkenalkan diri kamu Ana." perintah ibu guru yang di iyakan oleh Ana.

"Hai nama saya Meidiana Amanda biasa dipanggil Ana," ucap Ana memperkenalkan dirinya.

Setelah Ana memperkenalkan dirinya, lalu ibu guru disampingnya ini menawarkan pertanyaan untuk teman teman nya yang berada dikelas "Baik semuanya, Apa ada pertanyaan untuk Ana?"

Dengan percaya dirinya salah satu murid bernama Vero si fake boy kelas kakap mengajukan pertanyaan "Saya bu, hai neng Ana kenalin aku abang Vero boleh minta No wanya nggak?" dengan nada bermaksud menggoda Ana yang dibuatnya.

"Heh Vero fake boy! jangan ngarep lo bisa dapetin Kontak WA dia yang ada dia jijik sama lu iew." ketus Alika menyambar perkataan Vero tadi.

"Apaan sih lo, syirik aja lagian gue gak nanya lo!" jawab Vero yang tidak kalah ketus dari omongan Alika tadi.

"Ver, udahlah inget lo kata tukang parkir!" teriak Banun kepada Vero disertai tawa yang terkesan mengejeknya.

"Apaan?!" jawab vero ketus tapi penuh dengan rasa penasarannya.

"Mundur!!!!!!" jawaban Banun yang sukses membuat seisi kelas tertawa karena ucapannya.

"Sudah-sudah jangan ribut terus, baik Ana nama saya ibu Dian, kebetulan saya wali kelas kamu disini kamu bisa duduk disebelah Alika." Ibu Dian mencoba untuk mengendalikan suasana kelas agar tidak riuh.

"Baik bu."

Ana menduduki bangku disamping Alika, Lalu Ia disambut baik oleh teman sebangkunya itu. "Hai Ana kenalin gue Alika."

Ana memberikan senyuman sambil memperkenalkan dirinya kepada Lula "Gue Ana." balas Ana sambil cengengesan.

"Iya gue udah tau wkwk." jawab Alika.

Lalu ibu Dian melanjutkan kegiatan belajar mengajarnya sampai bel pergantian pelajaran berbunyi, "Ada yang ingin ditanyakan mengenai materi hari ini?" tawar ibu Dian yang langsung dijawabi seperti biasa agar guru tidak lebih lama dikelas semua murid kelas 11 IPA 1 Kompak

"Nggak ada bu!"

"Baik jika tidak ada pertanyaan, saya anggap kalian semua mengerti, saya akan sedikit memberi informasi untuk kalian, setelah ini akan diadakan rapat guru kalian jangan berisik dan tetap diam dikelas." jelas ibu Dian sebelum pergi meninggalkan kelas.

Setelah ibu Dian meninggalkan kelas, Keadaan kelas kembali riuh berisik, tidak sedikit juga dari mereka memilih untuk tidur dikelas. Kelas ini memang kelas 11 IPA 1, tapi disekolah ini tidak menerapkan kebiasaan hal yang sama dengan sekolah lain yang biasa menjuluki kelas IPA 1 sebagai kelas unggulan, melainkan kelas unggulan disini berada dikelas 11 IPA 4, disana terdapat banyak murid pintar dan mungkin sifat mereka sangat berbanding balik dengan sifat murid kelas 11 IPA 1.

Vero, seseorang yang biasa dijuluki trouble maker itu terduduk diam membuat beberapa orang melihatnya diam ditempat duduknya, jika biasanya disaat jam kosong seperti ini ia akan bergabung dengan teman satu gangnya untuk tidur atau bernyanyi sambil memainkan alat music gitar dipojok belakang kelasnya, kali ini ia memilih untuk menyibukkan diri untuk menjelajahi aplikasi google mencari puisi romantis untuk Ia persembahkan didepan Ana. Jika biasanya ia selalu berotak encer untuk mendapatkan ide untuk menggombal, ntah ini dorongan dari mana yang membuatnya merasa begitu gugup untuk merangkai kata-kata untuk calon mangsanya ini.

"Hey! ngapain lo Ver tumben gak ikut gabung dibelakang bareng pengikut sesat lo itu?" ucap Amar sambil menunjuk teman-teman dekat vero yang sedang asyik menyanyi dengan sangat percaya dirinya padahal suara mereka bisa dibilang jauh dari kata merdu. sontak saja perkataan Amir membuat Vero terkejut sekaligus kesal karena ia sedang fokus mencari kata-kata puisi yang pas untuk Ia persembahkan didepan Ana.

Vero mendengus kesal sambil menjawab pertanyaan Amir, "Gue lagi sibuk nyari puisi Mir, sono ah lo ganggu konsentrasi gue tau ngga!" balas Vero setengah emosi kepada Amir.

"Baahh, seorang Vero nyari puisi!!! Eh buat apaan emang Ver?" tanya Amir kembali membuat Vero gusar.

"Gue lagi nyari puisi buat Ana!! puas lo," ucap avero penuh penekanan. "Kalo lo ngomong sekali lagi bisa-bisa gue makan lo Mir," ucap vero kesal.

"Anjir galak banget lo Ver kalo lagi bete." dengan cepat Amir meninggalkan Vero yang tengah emosi, takut pria itu kelepasan dan lalu bagaimana jika Vero benar-benar akan memakannya.

Dengan semangat Vero kembali mencari puisi dan saat ini ia sudah berhasil menemukan puisi yang sesuai dengan ekspektasinya, tidak lama dari itu terdengar bunyi bel istirahat, membuat murid kelas 11 IPA 1 menghambur keluar kelas beberapa dari mereka memilih untuk pergi menuju perpustakaan dan ada juga yang memilih ke kantin untuk mengisi perut. Kali ini Vero tidak ingin meninggalkan kesempatan saat teman teman nya menghambur kedepan pintu kelas dengan tergesa gesa Ia malah menghampiri tempat duduk Ana.

Ana terpaksa tertahan dan kembali duduk ditempatnya saat mengetahui Vero sudah didepannya, sedangkan Alika? ia sedang ada urusan dengan teman ekskulnya sehingga harus meninggalkan Ana sendirian ditempatnya itu.

Ana terpaku karena melihat tingkah Vero yang tiba-tiba berlutut dihadapannya, saat ini Ana sedang duduk dengan posisi menyamping menghadap Vero yang tengah berlutut didepannya ini.

Tiba-tiba Vero membacakan sebuah puisi yang membuat Ana bingung sendiri, jelas saja hal itu membuat seisi kelas heboh dan menyoraki disetiap jeda puisi yang Vero baca.

"Ana, Pandanganmu mengalihkan duniaku
Seperti magnet yang menarik kuat penglihatanku
Senyuman perkenalan menghentikan sang waktu
Saling berkata kata dihiasi rasa malu..." belum sempat Vero menuntaskan isi puisinya tiba-tiba Alika masuk kelas dan membuat Vero tidak melanjutkan membaca puisi didepan calon mangsanya, siapa lagi jika bukan Ana.

"Aduuh ini ada apa sih ribut-ribut gini..." ucap Alika ketika memasuki kelasnya dan betapa terkejutnya ia dengan aksi Vero yang sedang berlutut dihadapan Ana "Heh! fake boy ngapain lo berlutut gitu segala haha,lo pasti lagi nyoba buat ngerayu Ana buat masuk kandang lo kan, gak akan bisa percuma!" ucap Alika kesal degan ulah Vero.

"Udahlah Ver puisi lo unfaedah tau ngga, dia baru pindah kesini udah lo godain gini, ulah lo bisa-bisa buat dia gak bakal betah sekolah disini tau ngga!!" lanjut Alika kemudian ia menarik tangan Ana yang sedang digombali Vero dengan puisi yang menurutnya unfaedah itu.

Saat Alika dan Ana berada didepan pintu Vero menghampiri mereka lalu berusaha menahan Ana agar Ana bisa mendengar kelanjutan puisinya tadi yang dengan susah payah ia hafalkan "Ana sebentar," ucap Vero sambil memegang tangan Ana.

Belum sempat Vero melanjutkan lagi lagi Alika memberhentikan ucapan Vero "Mau apa lo!" ucap Alika kesal.














Jangan lupa vote dan komentar💜
Next part👋

AZATALILY [END]Where stories live. Discover now