03

1 1 0
                                    

Hari itu, saat bergantian tahun—lebih tepatnya 2 tahun yang lalu—dari sanalah awal kesalahan ini bermula.

Tepat ketika jam menunjukkan pukul 12 dini hari disusul ledakan petasan yang menyambut tahun baru, sesosok lelaki berlutut di hadapannya. Menyodorkan bunga. Lalu menyatakan perasaan yang selama hampir empat—atau lima?—tahun—Agnia sendiri lupa—lelaki itu pendam. Sampai-sampai Agnia dibuat membeku di tempat.

Lelaki itu, tak lain dan tak bukan adalah Irhab. Irhab Atmadeva. Lelaki yang kini berstatus sebagai pacarnya selama 2 tahun. Dan itu semua adalah kesalahan.

Kesalahan yang sangat fatal karena Agnia tidak yakin apa yang dia lakukan akan dimaafkan atau sebaliknya.

Karena, ada satu alasan yang membuat Agnia menerima Irhab dan menjadikan lelaki itu sebagai pacarnya hingga saat ini.

Kasihan dan rasa terima kasih.

Kasihan karena tidak mungkin Agnia menolak Irhab yang telah mencintainya selama 4-5 tahun dengan tulus juga sebagai terima kasih karena hal itu.

Dan jujur saja, selama 2 tahun hubungan mereka, Agnia sama sekali tidak memiliki perasaan yang sama dengan Irhab. Sedikit pun. Catat itu.

Lamunan Agnia terpecah akibat ponselnya berkedip menandakan ada yang mengirimkannya pesan. Segera ia langkahkan kaki dan entah kenapa justru lelaki yang saat ini Agnia pikirkan mengirimnya pesan.

Yang jelas lelaki itu bukan Irhab.

Qatar:
Pasti sekarang lo ngelamun di balkon kan?
Awas nanti kesambet setan tau rasa lo!

Sudah segala cara Agnia kerahkan agar menahan senyumnya tidak melebar juga keinginan untuk segera menelepon cowok itu, Ia tetap tidak bisa. Dan tidak akan pernah bisa.

Karena yang sebenarnya adalah Agnia hanya mencintai satu orang. Hanya satu orang yang ada dihatinya. Yang jelas bukan Irhab. Bukan sama sekali.

Melainkan Qatar dan akan selamanya tetap lelaki itu yang menghuni hatinya.

Catat itu.

oOo

A/N:

Ada yang esmosi kah sama Agnia?

Butuh golok gak? */canda

Flavorless RelationshipWhere stories live. Discover now