[xxiv] Who Says You're Not Worth It?

Start from the beginning
                                    

Kemudian hening melanda, hanya suara detak jarum jam yang mengisi keheningan di dalam ruangan tersebut.

"Pulang yuk, nanti orang rumah khawatir, kamu pasti pergi nggak bilang bilang kan? kasian ayah kamu pasti capek banget. Aku antar sekalian mau bawain kue keringnya" Ucapnya beberapa detik kemudian memecah keheningan sambil tersenyum lebar.

**

BRAK !!

Mendengar pintu kamarnya yang tidak dikunci tiba tiba dibuka secara kasar oleh seseorang─marcell langsung bangkit dari ranjangnya dan menoleh. Sedikit mengkerutkan alisnya saat melihat amber datang dengan wajah merah padam seperti menahan amarah.

"Mom, what are you─"

"Sini kamu!"

Marcell baru ingin bertanya apa yang terjadi pada amber, namun wanita itu lebih dulu mencengkram dan menarik pergelangan tangannya dengan kasar.

"Mom! it hurts!!" Marcell berusaha menyingkirkan tangan amber dari lengannya karena sungguh cengkraman wanita itu sangat kuat, darahnya seperti berhenti mengalir di pergelangan tangannya yang dicengkeram oleh amber.

Amber hampir meraih kenop pintu kamar marcell, namun seseorang lebih dulu mengambil start dengan membukanya dari luar.

Ouch shit! Delbert yang datang. Yang amber katakan didalam hatinya saat pria dengan wajah tegas nan dingin itu berdiri dihadapannya, menghalangi jalannya.

"What? Move"

"Let him go."

"Cih, siapa kamu berani memberiku perintah?!" Ia berdecih, dan suaranya naik beberapa oktaf.

"His dad." Jawab Delbert dengan ekspresi yang tetap tenang namun terkesan tegas

Mendengarnya, Amber langsung melepaskan cengkeraman tangannya pada pergelangan tangan Marcell, melupakan bahwa tadinya ia berniat untuk memberikan hukuman pada anaknya, karena merasa geram pada Marcell yang telah membeberkan fakta jika dia dalang dibalik semua kecelakaan itu.

Juga dengan tidak sopan nya dia menaruh penyadap suara di handphonenya, dan menjerumuskan ibunya sendiri ke dalam jurang saat ia sudah hampir terbang.

Wanita itu ganti mencengkram kerah baju Delbert, sudah muak dan tidak tahan karena selama ini laki laki itu selalu menghalanginya dan berusaha menghancurkan apa yang sudah ia bangun dengan susah payah. "Dalam urusan ini, kamu bukan ayahnya. Menjauh dan jangan campuri urusanku!!"

"Jelas urusanku, kamu memberikan asap dari apimu pada anakku!! Kamu nyaris merenggut masa depannya!!" Delbert mendorong amber untuk menjauh, untuk pertama kalinya dia bermain tangan dengan wanita itu, karena ia sudah merasa sangat geram dan tak mampu menahan emosinya lagi.

Jelas tenaganya jauh lebih besar dibangdingkan dengan amber, karena dia langsung mundur beberapa langkah setelah didorong.

Amber sudah mengambil langkah maju untuk membalas, namun Marcell menahannya dari belakang.

"Mom.. stop it, please─"

"Argh!!"

BRUK!

DUGKH!

Niatnya hanya ingin menghentikan pertengkaran antara ayah dan ibunya─namun malah berakhir kesialan, amber malah balik mendorongnya persis seperti yang Delbert lakukan, hidungnya menghantam ujung meja sebelum akhirnya jatuh tersungkur.

Delbert ternganga melihatnya."Amber! you─tck!" dia tidak ingin mencerca dulu, pria itu langsung menghampiri putranya yang masih terduduk sambil memegangi hidungnya.

BROTHERWhere stories live. Discover now