DNA 41

640 95 18
                                    

Thanks untuk yang follow akun wattpad aku, semoga yang belum follow dibuka pintu hatinya.
Ajak juga teman, saudara, atau sahabatmu jadi keluarga readers DNA ya guys 😉
.
Tekan bintang
beri komentar kalian
.
.
Don't Plagiat!

-----DNA 41-----

Author POV
Hujan salju akhirnya turun cukup deras. Begitu indah namun dinginnya mampu membuat orang enggan untuk keluar dari rumah. Selimut tebal dan coklat panas dengan pemanas dirumah adalah hal yang wajib dilakukan.

Lain halnya dengan mobil yang kini terjebak di sebuah gang kompleks yang tertutup salju, dikarenakan bukan jalan raya makanya tidak ada petugas dilingkungan tersebut. Sehingga salju-salju sudah menumpuk dan menghalangi jalanan.

-VAN-
Yoona tidak bisa tidak khawatir atas tindakannya terhadap Sehun. Tetapi begitu enggan untuk sekedar menyesali perbuatannya. Anggap saja Yoona mencoba tidak peduli.

Sehun memegang kepala dan pindah ke punggungnya yang sedikit remuk akibat hantaman dorongan super Yoona. Sehun melihat Yoona tidak percaya.

Yoona duduk dalam posisi canggung sesekali menggigit bibirnya untuk menahan malu akibat ulahnya.

"Tuan muda kwencana ?" Tanya sekretaris Kim

Sehun mengangguk "agh" ringisnya pelan

"Gadis kurus ini mempunyai tenaga dalam yang bisa mengalahkan siapapun" sindir Sehun kesal terlebih melihat sikap cuek Yoona seakan tidak bersalah

"Harusnya kau sadar tentu saja kau pantas menerimanya" cibir Yoona enggan melihat Sehun

Sekretaris Kim tidak tahu harus berpihak ke siapa saat ini. Sungguh percintaan anak muda saat ini sangat aneh pikirnya.

"Sekretaris Kim ambilkan kotak P3K" perintah Sehun sambil memijat kecil punggungnya agar tidak kaku

Yoona menatap sinis Sehun.

Sekretaris Kim membuka beberapa laci didalam Van tempat pengemudi.

Yoona melihat keluar jendela, dengan gerakan kecil Yoona memeluk dirinya.

Sehun melihat tubuhnya yang tidak memakai jaket dan merasa hangat saja didalam mobil sekalipun diluar salju. Yoona yang memakai jaket masih kedinginan.

"Tidak ada obat yang tersedia selain obat luka, diare dan flu tuan muda" lapor Sekretaris Kim

Sehun mengangguk "harusnya aku tahu" gumam Sehun

"Akan saya belikan ke minimarket terdekat" imbuh sekretaris Kim hendak membuka pintu

Yoona tiba-tiba menghentikan "Manja sekali, dorongan kecil saja sudah membuatmu kesakitan ? Kau ? Yeoja atau namja ?" Kesal Yoona

Sehun memperbaiki posisi duduknya menghadap Yoona. Merasa dihina dengan ucapan Yoona.

"Apa maksudmu ?" Tanya Sehun

Yoona tertawa remeh "hah. Kau mau membiarkan sekretaris Kim keluar ditengah badai ? Dimana hatimu ? Jikapun kau merasa membutuhkan salap itu maka kau bisa membeli sendiri tidak perlu menyuruh orang lain bukannya kau pria dewasa ahh atau setelah menjadi tuan muda sikapmu sudah harus serba dilayani eoh" kesal Yoona

Sekretaris Kim dari depan hanya dapat menggoyangkan tangan pertanda tidak dan raut wajah takut adanya kesalahpahaman.

Sehun memijat pangkal hidungnya. Memberikan kode agar sekretaris Kim meninggalkan perdebatan mereka. Akhirnya sekretaris Kim fokus kedepan. Membuang nafas berat.

"Kenapa ? Kau tidak berani keluar ditengah badai salju ? Ck bukan pria sejati" remeh Yoona

"Sekretaris Kim aktifkan dinding dan tambah suhu penghangat mobilnya" seru Sehun

DNA (yoonHun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang