Prolog

33 18 5
                                        

"Jangan macem-macem sama gue, keparat!"

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Raizel menginjak punggung pria itu, menarik lengan kanannya ke belakang sampai pria itu berteriak kesakitan. Raizel mengangkat tubuhnya lalu membanting tubuhnya ke arah pohon.

Bakk!

Kepala pria itu berdarah. Mata Raizel awas, ia menyadari ada seseorang dari belakangnya yang akan memukulnya, dan benar saja. Untungnya Raizel langsung sedikit memiringkan kepalanya ke arah kanan, menahan tangan orang itu.

Raizel memelengkungkan tangan laki-laki itu sampai suara patahan terdengar dari pergelangan tangannya. Laki-laki itu meringis.

"Akh, Akh! Sakit sakit!"

Laki-laki berambut hitam itu segera melayangkan pukulan ke kepala Raizel dengan tangan yang satunya, namun sebelum pukulan itu mendarat di kepala Raizel, Raizel dengan sigap menangkap tangan laki-laki itu, menarik tangannya kemudian membanting tubuhnya ke depan.

Laki-laki itu memekik kencang, memegangi punggungnya yang mungkin retak.

Raizel tanpa segan menginjak-injakan kakinya pada wajah laki-laki itu, kemudian memukuli wajahnya dengan brutal, terus menerus sampai wajah laki-laki itu babak belur, kemudian ia menendang wajah laki-laki itu sampai berguling ke depan.

Laki-laki itu terbatuk darah, wajahnya penuh lebam dan darah akibat perbuatan gila Raizel.

Raizel tersenyum puas. "Lo semua ngelawan orang yang salah. Gue Raizel, si iblis pencabut nyawa. Jangan main-main sama gue, keparat!"

BUGH!

Raizel menendang lengan seseorang yang hendak memukul tengkuknya dari belakang dengan pemukul bisbol, pemukul bisbol itu terjatuh.

Raizel menaikkan sudut bibirnya, dengan secepat kilat mengambil pemukul bisbol itu lalu menghampiri cowok yang barusan melawannya, memukuli wajah cowok itu beberapa kali, meninju perutnya dengan lututnya. Cowok itu tak sempat melawan.

Raizel terkekeh pelan kemudian mengangkat pemukul bisbol itu lalu melayangkannya dengan mulus pada kepala cowok itu.

BUGH!

Cowok itu terjatuh, dan hal tersebut kesempatan emas bagi Raizel.

Raizel tanpa pandang bulu langsung memukuli kepala cowok itu dengan pemukul bisbol di tangannya.

Terus menerus sampai kepala cowok itu bocor mengeluarkan darah, mungkin saja retak bagian luar dalam. Raizel tak lupa menginjakkan kakinya pada kaki cowok itu membuat kesakitannya semakin bertambah, mati rasa.

Raizel terkekeh sinis, ia senang melihat lawannya menderita karena dirinya. Senang luar biasa.

Anak-anak geng Trigers dari sekolah musuhnya yang tiba-tiba mengeroyok dirinya saat pulang sekolah tumbang satu persatu oleh Raizel.

Sekitar 50 orang.

Raizel tak gentar, tak pernah takut, 50 orang atau lebih, Raizel sanggup menghadapinya.

Raizel Morrigan, dikenal dengan sang permata kuat SMA Labellon, tak ada satupun orang yang bisa mengalahkannya.

Tubuhnya memang tak sebesar dan seberotot John Cena, tapi keyakinan dan kekuatannya yang membuatnya mampu mengalahkan semua orang yang selalu mengusik ketenangannya.

Raizel memakai sarung tangan hitam ke tangannya lalu terkekeh rendah.

"Lo semua cemen bro, lain kali bawa anak buah yang banyak kalo mau ngelawan gue. Kalo menderita bareng-bareng kan enak daripada sendirian."

Kemudian Raizel berjalan melewati orang-orang yang sudah terdampar tak berdaya disana, mengambil tasnya yang tadi ia lempar asal.

Raizel menaiki motor Ducati Panigale miliknya, melaju kencang meninggalkan jalanan yang penuh calon-calon mayat itu secepat kilat.

ChangedWhere stories live. Discover now