Oma dan Opa!

5.4K 730 163
                                    

Ini udah masuk puasa yaaaa? Semangat berpuasa buat yang menjalankan! Semoga diberkati dan selalu dimudahkan:))) Doain ya semoga Family Tale bisa sering update dan mengkawal puasa kalian agar lancar hehe *xoxo*




---






"Haduh mentang-mentang masih muda, mesra-mesraan seenaknya! Pantes dapet anaknya gampang banget kalian!"

Yang dikagetkan oleh suara tak diharapkan itu sontak menoleh refleks, memberikan dua respon berbeda yang menciptakan kekehan jahil dari sosok yang memunculkan tubuh di sana. Renjun sudah berwajah marah dan siap menyemprot sosok tampan setengah baya itu, sementara Jeno hanya dapat mengerjap-erjap polos, antara kaget dan malu.

"Ih Papa apaan sih! Ngagetin aja!!"

"Ih Injun apaan sih!! Galak banget sama Papa!"

Sosok paruh baya yang baru saja memberikan balasan telak untuk protesan anaknya itu lantas terkikik geli waktu melihat wajah marah Renjun, tapi kemudian berusaha menahan tawanya agar tak semakin menjadi-jadi saat melihat raut canggung dan kikuk menantunya. Ia dengan santai lantas duduk di salah satu bangku tanpa mempedulikan sepasang suami-istri yang kini tampak kaku satu sama lain itu.

"Udah sana terusin lagi mesra-mesraannya! Papa tonton deh biar bisa dipraktekin ke Mama ntar, ya ga No?

Gimana tadi caranya jadi bayi? Papa pengen juga ah cobain ke Mama!"

Jeno yang namanya disinggung dengan sindiran halus itu hanya nyengir kikuk, dalam hati rasanya sudah ingin menyumpah-serapahi siapa saja sekarang. Entah dirinya yang gagal menahan diri untuk tidak menunjukkan kebiasaan bayinya di depan sang istri, atau justru menyumpah-serapahi sosok mertuanya ini yang sudah sembarangan mengintip, malah pakai mengejek lagi!

Kalau tidak ingat bahwa sosok paruh baya ini adalah salah satu orang yang berkontribusi menghadirkan istri tercintanya untuk hadir ke dunia, mungkin Jeno sudah mengajak sosok jahil ini adu salto sekarang.

Hm, Jeno dan bakatnya menjadi barongsai memang tidak bisa dipisahkan, yeorobun.

"Berisik ah! Papa ngga boleh gitu sama Jeno!"

Renjun yang paham situasi--dan kondisi suaminya--kembali menyerang sang papa. Ibu hamil itu berkacak pinggang sembari memelototi papanya yang sedang cekikikan jahil sekarang, persis seperti seorang ibu yang sedang membela anaknya yang terbuli, "udah sekarang Nono duduk, nanti aku bikinin kopi sekalian buat Papa juga biar anteng."

Haduh, Renjun keceplosan memanggil nama bayinya lagi, Jeno kan jadi tambah malu!!:(

"Utututuuu sayang banget nih ya Mama Njun sama Nononyaaa~"

"Ya sayang lah! Jeno kan Papa dari bayi-bayi lucu aku!"

"Lahhh? Kan Papa juga Papa dari bayi lucu kaya kamu, Jun! Bayi lucu yang hobi marah-marah!"

"Papa diem atau aku laporin Mama nih kalau Papa suka--"

"Idih mainnya aduan!!"

Renjun yang akan kembali membalas akhirnya hanya dapat menghela napas. Ibu hamil itu lantas mengelus-elus perut buncitnya dengan sayang, dalam hati berdoa supaya kedua bayinya tidak kena imbas dari pertengkaran antara mama dan kakeknya. Tidak bisa ia bayangkan kalau nanti salah satu, atau dua dari anaknya, akan memiliki perangai menyebalkan dan kekanakan seperti kakeknya. Cukup Jeno saja yang berperan sebagai penyulut emosi di rumah mereka.

Sementara Jeno yang menyaksikan pertengkaran konyol antara ayah dan anak itu hanya dapat terkekeh geli. Dalam hati ia bertanya-tanya, kok melihat Renjun dan papanya, seperti melihat dirinya dan Lele ya?

FAMILY TALE [ NOREN-LE ]Where stories live. Discover now