Balada Kue Gendut

Start from the beginning
                                    

"Oh, Lele mau bakpau?"

"IYA! AKU MAU BAPAU KUE GENDUT!!"

Anak itu tampak senang waktu akhirnya mengetahui nama kue yang kemarin menjadi jamuan utama sebagai bentuk penyambutan dari kedatangannya sekeluarga, "aku mau bakpau ya Omaaaa~"

"Tapi bapaunya udah habis Sayang, nanti kita suruh Opa beli ya?"

"Aduhh emang belinya itu kemana sihhh~"

Chenle tetap tak menyerah. Anak itu masih mempertahankan wajah manisnya--yang terlihat semakin menggemaskan--lantas menatap omanya dengan senyum lebar andalannya, "yaudah kita beli beldua aja yah bapaunya! Nanti aku temenin Oma deh hihihi~"

"Emang Lele mau Oma ajak ke pasar hm?"

Meski tak yakin, anak itu tetap mengangguk-angguk semangat. Chenle tak begitu familiar dengan pasar, memang. Tapi ia ingat kalau dirinya pernah diajak mama belanja ke pasar meski jarang. Dan lagi, berdasarkan cerita mamanya, Chenle juga ingat bahwa waktu masih di dalam perut dulu ia sering dibawa mamanya untuk ikut ke pasar.

"Iya aku mau banget kalena aku itu suka banget deh kalau pelgi ke pasal!!"

"Hayo ke pasar mau ngapain?"

Perhatian mereka berdua teralih saat suara lain terdengar menyapa telinga. Sosok familiar dengan perut besar yang tampak penasaran dengan percakapan antara cucu dan neneknya itu berhasil membuat Chenle membulatkan mata kaget, merasa percakapan pentingnya dengan sang nenek bocor ke telinga sang mama.

"HAIIII MAMAAAA~"

Tetapi meski begitu, sapaan familiar yang terdengar lucu itu tetap keluar dari belah bibirnya, pun dengan kikikan lucunya saat sang mama menatapnya dengan curiga.

"HIHIHI AKU MAU PELGI KE PASAL SAMA OMA YA MAMAAAA~"

"Iya Jun, Lele mau bakpau katanya. Ngga apa-apa ya Lelenya Mama bawa dulu?"

"Lagian pasarnya deket kok."

Renjun yang mendengar penjelasan dari nenek anaknya itu tampak menimbang selama beberapa saat, berusaha menentukan keputusan yang tepat. Sebenarnya ini bukan sesuatu yang butuh pertimbangan rumit, sih. Tapi tetap saja Renjun harus melakukan negoisasi terkait apakah neneknya Chenle ini akan merasa direpotkan dengan permintaan cucunya atau tidak.

"Emang Mama ngga apa-apa kalau bawa Chenle ke pasar? Ngga ngerepotin?"

Yang tengah menjadi objek kekhawatiran itu hanya menggeleng-geleng yakin sembari menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap substansi pertanyaan tadi, "ya ampunn masa cucu sendiri ngerepotin, ya ngga lah Jun! Justru Mama seneng karena Lele ngajak ke pasar bareng-bareng!"

"Iya kan aku temenin Oma! Nanti aku jagain deh Omanya!"

Chenle yang kini sudah menunjukkan wajah seriusnya itu justru membuat Renjun terkekeh kecil. Calon ibu dari empat bayi itu tak bisa menahan diri untuk tidak mengecup pipi gemuk anaknya yang kini seolah tengah meyakinkan sang mama bahwa ia akan bertanggung jawab menjaga omanya.

"Yaudah boleh, tapi Kak Lele jangan nakal yaaaaa~ terus habis dari pasar langsung mandi, oke?"

"OKE!!"

Renjun tersenyum manis lantas mengecup pipi gemuk itu sayang, "yaudah Mama tunggu di sini ya sambil siapin sarapan."

"Eh kamu mau masak Jun? Niatnya Mama mau sekalian beli sarapan di luar nanti."

Mendengar pertanyaan itu sontak membuat Renjun mengerutkan kening bingung, "emang Mama biasanya kalau sarapan beli?"

"Ya--kadang sih, hehe...."

FAMILY TALE [ NOREN-LE ]Where stories live. Discover now