"Aku tidak memaksamu untuk melupakan masa lalu karena bagaimanapun masa lalu ada bukan untuk dilupakan, melainkan untuk dikenang dan dihargai keberadaannya--"

"-- kau boleh mengenang masa lalumu dengan Seulgi tapi bukan untuk terlarut di dalamnya, melainkan untuk mengingat bahwa Seulgi pernah ada dan pernah menjadi sosok paling berharga dalam hidupmu"

Chanyeol masih diam mempertahankan suaranya, berusaha mencerna setiap perkataan yang Wendy katakan

"Dengarkan aku, kau mungkin sudah kehilangan Seulgi, tapi ingat, Tuhan akan memberikan sesuatu sesuai ganjarannya..."

"... ketika kau kehilangan sesuatu, maka kau juga akan mendapatkan sesuatu yang jelas akan jauh lebih baik, dan itu alasan Tuhan mengirim Baekhyun untukmu"

Chanyeol kembali menunduk, mulai merenungkan semua yang kakak perempuannya katakan itu

"Kau mungkin tidak sadar tapi jauh di lubuk hatimu kau mengakui kehadiran Baekhyun adalah sesuatu yang membuatmu bangun"

Chanyeol menatap Wendy penuh makna sementara yang ditatap memberikan senyumannya

"Kau mencintainya dan aku tahu Baekhyun juga memiliki perasaan yang sama. Sekarang, jangan sampai kau mengulang kesalahan yang sama--"

"-- kejar kalau kau tidak ingin kehilangan dia, ungkapkan semuanya, minta maaf dan miliki dia, aku yakin, Baekhyun akan mengerti"

Mendengar perkataan Wendy entah kenapa membuatnya merekah senyuman lebar, seolah-olah ada sesuatu yang membangkitkan harapannya membuat pria itu tersenyum "Terima kasih, kak. Lagi-lagi kai menjadi orang yang menyadarkanku"

Wendy mengangguk "Tunggu apa lagi? Kejar dia sekarang, sebelum semuanya terlambat"

Chanyeol mengangguk sebelum akhirnya bangkit, mengambil jaket dan berlari menuju mobilnya, menyetir dan mengemudikannya dengan kecepatan tinggi menuju bandara

"Tuhan-- semoga aku belum terlambat"

# # #

Baekhyun dan Jihye sedang melakukan check in untuk mendapatkan boarding pass dan menyerahkan barang-barang mereka untuk dimasukkan ke dalam bagasi pesawat nanti. Setelah selesai, Jihye memeriksa boarding pass miliknya

"Kita duduk di sana, ya?"

Baekhyun meresponnya dengan anggukan lemah membuat Jihye terdiam dan tersenyum tipis "Kenapa, sayang? Masih berat meninggalkan Korea? atau Chanyeol?"

Baekhyun menatap ibunya sedih sebelum kemudian menunduk dan menitikkan air matanya. Jihye terdiam sebentar menghapus air mata putra kesayangannya sebelum kemudian tersenyum tipis

"Pelan-pelan, mama mengerti ini pertama kalinya kau mencintai seseorang. Tidak apa-apa, kau akan mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik nanti. Semangat ya sayang"

Baekhyun hanya mengangguk sembari menghapus sisa-sisa air mata di wajahnya

"Jadi-- ayo tersenyum, mama tidak suka melihat wajah menyedihkan ini"

Dan Baekhyun menurut, memberikan senyumannya membuat Jihye ikut tersenyum "Sekarang, kita duduk di sana ya?"

Baekhyun mengangguk sekali lagi, berjalan berdampingan mengikuti langkah sang ibu untuk beristirahat sebentar. Namun, baru beberapa langkah, pergerakannya terhenti ketika mendengar seseorang memanggil namanya

"Baekhyun!"

Dan pria mungil itu menoleh, begitupun dengan Jihye, melihat Chanyeol yang terus berlari mendekat

Diary Love [END]Where stories live. Discover now