Part 27

12.6K 1.3K 12
                                    

"Argh! Capek banget!" erang Shayna begitu ia masuk ke dalam kamar hotelnya. 

Acara adat mereka sudah selesai dan kini ia berada di kamar hotel. Shayna memiliki 4 jam lagi menuju resepsi acara mereka. 

Ia harus melakukan touch up untuk riasan wajah dan rambutnya ulang. Sang penata rias sudah menunggu di dalam ruangan itu. Perlahan Shayna melepaskan kebaya dan kain yang melilit badannya dan memakai bathrobe untuk sementara. 

"Aku mau pingsan," keluh Shayna pada penata rias itu. Membuat penata rias itu tertawa geli. Tidak jarang ia mendengar keluhan seperti ini. Apalagi untuk pengantin yang melaksanakan 3 rangkaian acara di satu hari. 

Pintu kamar itu terbuka, memperlihatkan Alvin yang masuk ke dalam kamar. Ibu Alvin mengatakan jika setelan pakaian Alvin untuk resepsi sudah diletakkan di dalam kamar. 

"Ah maaf, gue masuk nanti aja lagi." Begitu melihat Shayna yang sedang memperbaiki riasannya, Alvin dengan cepat berbalik. 

Ia paham jika Shayna bahkan sangat tidak ingin melihatnya dan Alvin tidak mau memperburuk suasana hati Shayna. 

Alvin berjalan keluar dari kamar itu dan duduk di salah satu sofa lounge lantai 24, tempat kamar mereka berada. Ia melepaskan jasnya dan menggulung lengan bajunya hingga sesiku. 

Pasti Shayna benci banget sama gue. Gumam Alvin. 

Untuk sesaat Alvin menyandarkan tubuhnya. Seharian ini ia tak melihat Dinda ataupun keluarganya. Bahkan keluarga kakak Dinda sekalipun. Baguslah, Alvin juga tidak ingin melihat mereka.

Sekarang di kepalanya hanya ada satu hal. Ia tidak ingin berpisah dengan Shayna. Apa yang harus Alvin lakukan agar mereka tidak berpisah? Apa yang bisa membuat Shayna memaafkannya? 

Ia memijit pelipisnya pelan. Kepalanya terasa berdenyut kencang sekarang. Sepertinya hanya Alvin yang merasakan ini di hari pernikahannya. 

Tanpa terasa Alvin malah tertidur di sofa itu karena kelelahan. Jam berganti dan kini satu jam menuju acara resepsi mereka. 

Reinhard yang baru keluar dari lift untuk menjumpai Shayna dan Alvin malah menemukan Alvin yang tertidur di sofa lounge

Orang ini! Bisa-bisanya! Decak Reinhard yang melihat Alvin masih memakai pakaian tadi pagi dengan jas yang terlampir di sebelahnya. 

"Alvin! Bangun." Reinhard membangunkan Alvin membuat pria itu mengerang kecil dan membuka matanya. "Jam berapa sekarang?" tanya Alvin sambil mengusap matanya. 

"6. Satu jam lagi resepsi lo mulai," jawab Reinhard.

Alvin berdiri dari sofa yang ia tiduri. "Gue ganti baju dulu." Ujar Alvin. Tapi Reinhard malah menahan tangan pria itu. 

Ia bisa melihat Reinhard yang menggaruk tengkuknya tak gatal. Seperti akan menyampaikan sesuatu. "Ada apa?" tanya Alvin pada Reinhard. 

"Gue tau ini bukan bagian gue buat ngomong atau nawarin hal kayak gini. Tapi gue bisa ngasih bantuan sama lo. Ini tentang salah paham Shayna." 

Alvin menautkan alisnya mendengar tawaran dari Reinhard. "Itu kalau lo mau. Gue tau lo selalu gamau ngerepotin orang apalagi ini ranah privasi lo, hubungan rumah tangga lo juga." 

"Apapun. Gue bakal ngelakuin apapun biar Shayna tetep sama gue," ucap Alvin dengan penuh keyakinan. Reinhard tersenyum mendengar ucapan Alvin. 

Pria itu berbalik menuju kamarnya meninggalkan Reinhard yang tersenyum lebar. Si gila yang penuh dengan berbagai rencana. 

Alvin menempelkan kunci pintu yang ada di tangannya. Di dalam kamar hanya ada Shayna sendiri. Ia juga tampaknya belum menggunakan gaunnya. Entah kemana perginya penata rias tadi ataupun Kezia yang biasanya bersama Shayna. 

Coba Dulu Shay! [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora