••Selamat membaca••
✿
Sinar matahari membuat seorang gadis berusia 23 tahun itu menggeliat. Rasanya sangat berat untuk membuka matanya. Dia masih sangat mengantuk. Tapi kembali lagi kepada tangung jawabnya sebagai salah satu pegawai di sebuah perusahaan terkenal di Jakarta.
Claviora Natasha namanya, panggil saja dia Viora. Viora merupakan sekretaris pribadi dari sang pemilik perusahaan. Jenandra Aldebaran.
Viora menghela napas lalu membuka matanya. Dengan rasa terpaksa dia bangun dari kasurnya yang sangat nyaman itu. Dia mengucek matanya lalu merenggangkan otot-ototnya. Dia kemudian menggeser posisinya ke arah pinggir kasur. Perlahan dia menurunkan kedua kakinya yang tidak bisa digerakkan lalu duduk di kuris rodanya.
Ya, Viora memang lumpuh. Sebuah kejadian 2 tahun lalu yang membuatnya seperti ini.
Viora menggerakkan roda kursi tersebut keluar kamar. Dia segera menuju kamar mandi yang terletak di dekat dapur.
"Teh Ora udah bangun?" Tanya seorang yang memakai seragam SMA bernama Aira Rosaline, panggil saja dia Ocha. Ocha adalah adik kandung dari Viora. Kini, keluarga Viora tapi tinggal Ocha saja. Kedua orangtuanya sudah meninggal sejak Viora masih duduk dibangku SMP kelas 7 dan Ocha kelas 2 SD.
Viora tersenyum lalu menganggap. "Iya cha, ini kakak mau ke kamar mandi dulu," jawabnya kepada Ocha.
"Mau Ocha bantu teh?" Tawar Ocha yang langsung dibalas gelengan oleh Viora.
"Gak perlu Ocha, teteh bisa sendiri," ucapnya yakin.
Viora masuk ke dalam kamar mandi lalu memulai ritual mandinya dengan menyikat gigi dan mencuci wajahnya. Setelah itulah baru dia menyirami seluruh tubuhnya dengan air lalu menuangkan sampoh ke atas kepalanya dan menyabuni tubuhnya.
Setelah selesai mandi Viora segera memakai pakaian kerjanya. Gadis itu langsung menuju ke dapur kala dia sudah selesai bersiap.
"Nih Ocha bikinin nasi goreng spesial untuk teh Viora," ucap Ocha dengan senyum lebar seraya memberikan Viora sepiring nasi goreng.
"Maaf ya Cha, harusnya teteh yang siapkan sarapan untuk kamu tapi ini malah sebaliknya," cicit Viora pelan. Dia menunduk bersalah. Harusnya dia yang memasak untuk adiknya bukan adiknya yang memasak untungnya. Viora merasa dirinya tidak becus sebagai seorang kakak.
Ocha menghela napas. "Teh, Ocha gak pernah mempermasalahkan hal ini. Lagipula teteh udah capek cari uang untuk kehidupan kita dan sekolah Ocha. Jadi untuk tugas membersihkan rumah, mencuci, dan memasak itu akan jadi urusan Ocha."
"Tapi teteh merasa tidak becus jadi kakak. Semenjak teteh lumpuh teteh gak bisa lagi mengurus Ocha dengan baik. Maafkan teteh Cha!"
"Teh stop bilang teteh gak becus jadi kakak. Teteh sudah merawat Ocha dengan baik Semenjana ayah sama bunda meninggal. Jangan pernah beranggapan teteh bukan kakak yang baik, bagi Ocha teteh itu kakak terbaik sedunia," balas Ocha.
Inilah yang selalu menjadi bahan pertengkaran Viora dan Ocha setiap paginya. Viora selalu merasa bahwa dia bukan kakak yang baik untuk Ocha. Tetapi menurut Ocha, Viora sudah menjadi kakak yang baik sejak dulu.
Bayangkan saja, dari semenjak Viona dan Adnan meninggal, Viora yang selalu mengurus Ocha. Bahkan Viora juga yang membiayai kehidupannya dan Ocha dengan menjual koran, menjadi tukang cuci, dan membantu pak Vipo di toko kelontongnya.
Masa dimana harusnya Viora mengabiskan banyak waktu dengan teman-temannya malah menjadi masa dimana Viora harus memikul beban yang berat.
Hanya karena kecelakaan 2 tahun lalu yang membuat Viora seketika melupakan segala pengorbanannya dan malah selalu menganggap dirinya tidak berguna.
✿
Kini Viora telah tiba dikantornya. Dengan dibantu Ocha untuk mendorong kursi rodanya memasuki gedung 20 tingkat yang merupakan tempatnya bekerja. Beruntungnya sekolah Ocha dekat dengan sekolah Viora jadi Ocha bisa mengantar Viora terlebih dulu sebelum berangkat ke sekolahnya.
"Makasih Cha," kata Viora berterimakasih. Viora lalu membuka dompetnya dan mengambilnya uang berwarna hijau dari dalam dompetnya. Dia memberikan uang itu kepada Ocha.
"Buat jajan."
Ocha tentu mengambil uang itu dengan senang hati, siapa sih yang tidak suka jajan. Hanya orang-orang gila yang tidak suka jajan.
"Makasih teteh," ucapnya seraya mengecup singkat pipi kiri Viora dan berlari keluar gedung untuk ke sekolah.
Ketika Ocha sudah menghilang dari pandangannya barulah Viora menggerakkan kedua roda kursi roda miliknya dengan kedua tangan dan masuk ke dalam ruangannya.
Beruntung dia memiliki bos yang baik hati. Bosnya itu sangat memahami kondisinya sampai memindahkan ruangan sekretaris dan ruangan CEO dari lantai 6 ke lantai 1.
"Selamat pagi Claviora," sapa Andra, CEO perusahaan Aldebaran kepada Viora.
Viora tersenyum lalu membalas sapaan dari Andra. "Selamat pagi juga pak."
"Jadwal meeting hari ini?"
"Nanti jam 2 setelah jam makan siang ada meeting bersama perusahaan Jovandra pak. Hanya itu saja jadwal meeting hari ini," jawabnya membaca buku berwana coklat yang berbentuk seperti diary.
"Kamu sudah pelajari materinya?"
"Sudah pak. Saya sudah menguasai materi yang akan dipresentasikan nanti."
Andra mengangguk. "Nanti harus gol pokoknya. Kamu harus presentasikan materi kita dengan baik!"
"Sudah pasti pak!"
"Lanjutkan pekerjaan kamu sekarang," perintah Andra.
Viora mengangguk lalu mulai mengerjakan semua pekerjaannya. Andra tersenyum kecil, tidak salah dia memilih sekretaris yang rajin dan pekerjaan keras seperti Viora walau Viora lumpuh.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Claviora
Короткий рассказHanya sidikit kisah tentang kehidupan percintaan Claviora Natasha Mulai : 8 April 2021 Selesai :
