Day 7: Kuat

150 19 1
                                    

Day 7: Tears

Grandmaster of Demonic Cultivation © Mo Xiang Tong Xiu

Words count: 427

• • •

Jiang Wanyin adalah sosok yang kuat.”

• • •

Jiang Wanyin adalah sosok yang kuat.


Dia berani. Dia punya kuasa. Dia tidak ragu membahayakan diri. Dia pahlawan perang. Dia yang menghabisi Patriark Yiling. Dia adalah seorang Pemimpin Sekte.


Jiang Wanyin adalah sosok yang kuat.


Tampil gagah tanpa cela. Bersikap kasar seolah tidak punya hati. Memasang muka garang agar tidak mudah didekati. Bahunya lebar, langkahnya mantap, otot-ototnya terbentuk sempurna, teknik bertarungnya pun tinggi melejit. Dia patut untuk ditakuti. Patut untuk ditatap segan


Jiang Wanyin adalah sosok yang kuat.


Tusukan Sandu mampu memberi luka mendalam. Sabetan Zidian mengirim jiwa seseorang terlempar dan punggung mereka berdarah-darah. Pukulan dari energi spiritualnya bisa membuat sekumpulan masa menjatuhkan diri. Satu pandangan tajam darinya membuat kesombongan para pria hilang diganti kejerian juga rasa canggung.


Jiang Wanyin adalah sosok yang kuat.


Laki-laki muda yang lahir dari sebuah pernikahan tidak bahagia. Bocah cilik yang haus perhatian kedua orangtua. Remaja tanggung yang kerap dibandingkan kemampuannya dengan saudara sendiri. Remaja yang di umur enam belas tahunnya kehilangan seluruh sekte karena keegoisan satu orang saja. Remaja yang di umur enam belas tahunnya harus melihat seluruh kenangan nan harta berharga dibakar habis. Remaja yang di umur enam belas tahunnya terpaksa jatuh sendiri dalam peperangan.


Jiang Wanyin adalah sosok yang kuat.


Dia kehilangan ayah juga ibunya. Dia kehilangan saudaranya. Dia kehilangan kakaknya. Dia kehilangan kakak iparnya. Dia terpaksa memimpin sekte sendiri ketika harusnya masih bisa menikmati masa muda. Dia harus merawat anak satu-satunya peninggalan sang kakak. Harus mengimbangi kewajiban antara memberi perintah atau duduk bermain bersama bayi berusia satu bulan.


Jiang Wanyin adalah sosok yang kuat.


Dia orang yang telah kehilangan banyak hal. Keluarga, kenangan, kepercayaan, tapi masih mampu berdiri menantang langit. Dia orang yang meski bersedih hati, tidak menjabarkan emosinya.


Jiang Wanyin tidak sempat berduka.


Dia tidak sempat menangisi kenapa semua orang tiba-tiba pergi darinya. Kenapa tidak ada lagi yang tersisa. Waktu terus berjalan, saat kondisi genting, Jiang Wanyin memilih kesejahteraan semua orang dibanding keadaan mentalnya sendiri.


Karena itulah....


Tiap malam setelah semua lilin dipadamkan, setelah lonceng perintah tidur Dermaga Teratai dibunyikan, setelah semua murid terlelap di kamar mereka masing-masing, setelah tidak ada lagi yang sekiranya bakal mengganggu—


—Jiang Cheng akan menangis. Air mata jatuh setetes demi setetes, kemudian banyak membanjiri seluruh wajah. Dia akan menggigit segulung kain, menahan isakan untuk tidak menggaung. Dia akan duduk di pinggir ranjang, memeluk cincin ibundanya dan menangis hingga kebas.


Dia tidak bisa membiarkan dunia tahu. Sebab Jiang Wanyin adalah sosok yang kuat.


Sedangkan Jiang Cheng—Jiang Cheng adalah sisi lemahnya. Sisi lemah yang dia kubur dalam-dalam, hanya dikeluarkan ketika purnamalah satu-satunya saksi yang ada.

HALCYON - 30 Days Writing ChallengeHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin