[ SERGIO - 40 ]

18K 1.2K 721
                                    

Arion bersedekap, ia menyeringai begitu mendengar suara putaran kunci pintu. Tak berselang lama, sosok Grace dan Sergio muncul dari balik pintu.

Kemana saja mereka? Sampai ia sudah sampai di rumah sejak satu jam yang lalu, mengunci rumah, lalu menunggu kedatangan keduanya.

Pemuda dengan rambut berantakan itu berjalan cepat mendekati Sergio, lalu mendaratkan bogeman mentah tepat di rahangnya.

“Anjing.”

Grace melotot, ia memegang lengan Sergio yang terhuyung ke belakang. “Arion!” tegurnya.

Ck.” Sergio berdecak lalu mengusap rahangnya yang terasa nyeri. “Pukulan lo boleh juga.”

“Kamu apaan, sih?” tanya Grace sangat terkejut melihat wajah menyeramkan Arion yang baru pertama kali ia lihat.

“Kak,” lirih Arion sedikit menunduk menatap kakak perempuannya. “Kakak diapain sama dia?”

Sergio tersenyum remeh. “Nggak gue apa-apain. Cuma makan doang abis dari pasar malam.”

“Nggak mungkin makan doang. Dia bilang apa aja, Kak?” Telunjuk Arion menuding kasar wajah Sergio. Grace menahan napas, ia memundurkan tubuhnya perlahan.

“Kita balikan,” ungkap Sergio memainkan emosi Arion. “Lo tau gue, Arion. Gue nggak akan pernah lepasin kakak lo. Sampai kapanpun,” sambungnya membuat Arion makin geram.

BUGH!

“Arion!”

Grace dengan cepat memeluk tubuh Arion saat adiknya itu usai memberikan pukulan lagi untuk Sergio di bagian pipi.

“Kamu kenapa?”

Napas Arion memburu, ia membalas pelukan kakaknya tak kalah erat. “Maafin aku, Kak.”

Sergio memainkan lidahnya di dalam rongga mulut, pukulan Arion memang tidak main-main. Ia mendesis saat pipi kirinya juga turut nyeri.

“Sayang, aku pulang dulu,” pamit Sergio menatap dua kakak beradik yang tengah berpelukan itu dengan raut wajah datar. “Besok aku jemput ke sekolah.”

“Maaf,” gumam Arion tak memperdulikan Sergio yang sudah beranjak pergi. Ia mengecup singkat pucuk rambut milik kakak kesayangannya, menghirup lamat-lamat aroma sampo yang begitu ia sukai.

***

“Kenapa?”

Grace mengusap wajah tampan Arion yang dilanda kegelisahan. Pemuda itu menunduk sambil menggenggam tangan Grace yang menganggur.

“Putusin Bang Sergio, Kak!”

Pupil mata Grace melebar sedikit, ia tersenyum tipis. “Kakak yakin, kamu tau gimana dia. Nggak segampang itu, Arion. Kakak udah nggak bisa lepas. Kakak terkurung.”

Arion mendongak dengan mata berkaca-kaca. “Tapi dia nggak baik buat Kakak. Kita cuma hidup berdua, Kak. Aku takut,” ucapnya getir.

“Nggak usah takut. Kakak percaya kamu laki-laki hebat. Sini peluk.”

Grace merentangkan tangan dan merengkuh adik lelakinya lagi. Sungguh, rasa cintanya yang paling besar hanya untuk Arion. Sebagai adik.

“Aku sayang Kakak,” gumam Arion menumpukan dagunya di pundak ringkih sang kakak.

“Kakak juga sayang kamu, adek ganteng.” Grace hampir menitikkan air matanya. Ia menepuk punggung lebar Arion, lalu mengurai pelukannya.

SERGIO Where stories live. Discover now