Prolog

3.8K 391 69
                                    

Hujan deras dan petir besar tidak menghalangi gadis sebahu itu untuk pulang ke rumah. Padahal saat jam istirahat tidak ada tanda tanda akan turun hujan.

'Hujan sialan. Gue gak bisa pulang, bodoamat gue terobos aja lah ajg.' Batin gadis itu.

"Masih hujan lane lu mau nerobos? " Tanya gadis berambut ikal.

"Hm.Gue mau ngerasain kesamber petir terus mati. " Jawab Ilane lempeng. Gadis rambut ikal hanya mampu menghela napas .

"Lu orang teraneh di sekolah. Kemaren jatuh dari tangga, gue udah panik dan lu santai aja bahkan lu jalan ngesot sampe kelas. Ck. "

Orang sekeliling menatap Ilane dengan tatapan aneh. Ika si gadis berambut ikal itu malah memberi cengiran padanya.

Tidak menghiraukan sekitar Ilane tetap berjalan lurus hingga terduduk. Bukan jatuh tapi ia merasa capek karena harus berjalan tapi ditengah angin kencang seperti berjalan di tengah badai. Semua siswa menatap Ilane kembali karena ia duduk di tengah lapangan basket padahal hujan lebat.

Rasanya haus seperti berjalan berkilo meter karena tidak ada air minum ia memutuskan menadahkan muka keatas dan membuka mulut. Tidak apakan meminum air hujan ia haus.

Saat hendak berdiri cahaya sekilas melintas di antara kaki nya dan detik itu juga suara petir besar menyambar di tengah lapangan. Semua siswa menjerit sedangkan Ilane terjatuh dan hanya tersenyum.




40421

strange villainWhere stories live. Discover now