14. Tin N' Can

266 31 4
                                    

Seminggu lebih sudah Type absen ke kampus. Nggak ada kabar sedikit pun, bahkan nomor ponselnya nggak bisa dihubungi. Techno merasa benar-benar kehilangan. Dia sempat berpikir untuk datang ke rumahnya, namun semuanya bubar kala dia teringat jika Techno hanya duduk manis saat di dalam mobil saat Type mengajaknya untuk berkunjung ke rumah yang alhasil Techno nggak tahu alamat rumah Type.

Tapi, bukannya dia ingat jalan yang ditujunya?

Sudah jelas No adalah seorang pelupa, dan dia hanya sempat berkunjung beberapa kali ke sana.

Apartemen?

Hmm ... jika teringat kejadian saat Type pertama kali mengajak Techno ke apartemennya, malah mereka bertengkar dan itu adalah hari terakhir dia bertemu Type. Baru sampai parkiran saja mereka sudah "bertengkar" dan berakhir dengan Techno yang pergi tanpa berkesempatan masuk ke dalam apartemen Type. Jadi, bagaimana mungkin dia tahu alamatnya? Di tambah, seperti yang dijelaskan tadi, Techno adalah seorang pelupa dan kurang teliti.

Ah, mengingat itu ... Techno jadi teringat percakapan terakhirnya dengan Type.

Jadi, apa keputusanmu?" kala itu Techno bertanya dengan tatapan penuh benci karena perlakuan sahabatnya itu.

"Aku lebih memilih pergi dari sini ketimbang aku harus melihatmu bersamanya."

Sontak saja pekataan Type membikin Techno kebingungan. "Maksudmu?" tanyanya masih agak ketus.

"Bocah ingusan yang selalu ke rumahmu itu. Gimana sama dia?" Type memdengkus. Terlihat jelas jika dia begitu membenci orang yang dimaksudnya.

"Siapa yang kau maksud? Kengkla? Dia itu teman adikku" Techno berdecih. "Jadi, karena anak itu kau marah dan bertindak sejauh ini? Sejak kapan pemikiranmu jadi sempit?"

Type tertawa meremehkan, "ternyata kau memang benar-benar naif, No. Apa kau nggak lihat jika bocah itu punya minat padamu?!

"Apa kau nggak lihat gimana cara dia menatamu? Atau cara dia berbicara saat bersamamu? Apa kamu nggak peka!? Bahkan dengan sekali lihat pun, aku atau orang-orang sudah tau jika dia menarus rasa padamu!"

Type menjelaskan penuh dengan emosional. Tapi, Techno yang masih nggak peka malah bertanya, "apa maksudmu, Type?"

"Dia menyukaimu, No!" jawab Type begitu kesal. "Memang buat apa dia datang tiap hari hanya untuk mengantarkanmu? Jelas-jelas arah kampus dan sekolahnya berlawanan arah. Memang ada orang yang serela itu di saat temannya sendiri selalu berangkat lebih awal dan meninggalkan dia? Memang apa jika itu bukan bentuk kepedulian kalau dia menyukaimu?"

Techno termenung, percakapan terakhirnya dengan Type terus saja terngiang di kepalanya. Mana mungkin Kengkla menyukainya yang notabenenya dia laki-laki dan kakak sahabatnya sendiri? Kengkla peduli padanya karena dia sudah menganggap Techno sebagai kakaknya sendiri. Mungkin Type salah mengartikan kebaikan Kengkla.

Tapi, Type juga menyukainya? Dia juga laki-laki.

Hmm ... benar juga.

Lalu, tiba-tiba terbesit sebuah ingatan saat Techno dan Kengkla untuk pertama kalinya berciuman. Ya, ciuman pertamanya. Bahkan dia masih ingat betul saat bibirnya yang tebal menyatu secara sempurna dengan bibir tipis milik Kengkla.

Sebenarnya ciuman itu sangat membekas di hati Techno. Walau dia selalu berusaha untuk mengabaikannya. Jika harus jujur, memang saat bersama Kla jantungnya nggak pernah bisa berhenti bertalu-talu. Membuatnya bingung dengan apa yang sedang dirasakan. Tubuhnya seolah mengenali siapa orang yang bersamanya.

Dan jika sudah seperti ini, pikiran No akan teralihkan pada pemuda yang selalu datang ke rumahnya itu. Cowok pendiam yang anehnya kehadiran dia selalu No tunggu. Bahkan dia ingat waktu itu Kla nggak datang ke rumah dan No langsung bertanya pada adiknya. Sejam kemudian, Kla pun datang dan menginap. Membuat hatinya tiba-tiba menghangat meski dia jarang sekali berinteraksi dengannya.

Mengejar Cinta Phi Techno (Remake Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang