Kinjirareta Futari (FioRa)

1.4K 88 10
                                    

Sambil dengerin lagu Kinjirareta Futari, gih, biar makin berasa.

Happy reading✨




Semua orang pernah merasakan cinta. Dari masa pengenalan, pendekatan, kasmaran, lalu berujung pada dua kemungkinan, lanjut atau berhenti. Tapi tidak semua hubungan semulus itu. Bagaimana jika cinta itu sudah mendapatkan alur yang indah, namun terhenti karena lampu sorot yang redup? Semuanya gelap.

Mengikuti alur di atas, bila memilih lanjut, semuanya akan berakhir bahagia kan? Tapi, bila 2 orang yang saling mencinta memilih lanjut, namun orang disekitarnya tidak, akan seperti apa?

"Ara..." Suara lirih terdengar ditengah kicauan burung dan suara air mengalir.

Di dermaga danau kecil nan indah, sepasang gadis sedang saling menatap satu sama lain. Tatapan mereka sama. Sama-sama menunjukkan luka, tapi juga ada cinta terlihat dari sana.

Cukup lama suasana danau itu menjadi hening, cukup lama juga kedua gadis itu saling bertatapan. Mereka seperti menyalurkan perasaan satu sama lain yang sudah lama tidak bisa diungkap.

Gadis yang diketahui bernama Ara akhirnya mengalihkan pandangannya. Dia mengayunkan kakinya sambil menatap bayangan dirinya sendiri lewat pantulan air.

Gadis yang satunya pun sama. Dia menatap air yang tenang bagaikan tertidur. Dia tak bisa berkata-kata, kehilangan kata-kata karena kesedihan yang terlalu sepi.

"Kita udah lama ya gak kesini." Akhirnya Ara mengeluarkan suaranya.

Gadis yang satu terkekeh kecil, "Iya. Jangankan kesini, kita ketemu aja cuma sekali dalam sejuta tahun."

Mereka sama sama merekahkan senyum. Setelah itu, hening kembali menghampiri. Kenangan masa lalu membuahkan hal ini, kecanggungan. Mereka tidak tau topik apa yang mereka harus bicarakan saat ini. Setiap ingin berbicara, pikiran keduanya selalu tertuju pada masa lalu yang pahit.

"Gimana hubungan kamu sama Chiko?"

Ara sontak menghentikan pergerakan kakinya saat mendengar pertanyaan itu.

"Gak usah dibahas."

"Gapapa, aku gak masalah."

"Aku yang bermasalah."

"Ra, udah saatnya nerima Chiko--"

"Aku tau kamu sakit, Fiony." Ara sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Kamu jangan pura-pura baik-baik aja. Aku dan kamu sama-sama tersiksa." Ara mulai merasakan perih di hatinya. Sesak rasanya setiap mengingat masa-masa jatuh cinta paling terburuk yang pernah ia miliki.

Fiony menundukkan kepalanya. Dia menatap Ara lewat pantulan air, memberi senyum kehangatan untuk Ara.

Ara langsung merekam senyum itu benar-benar. Dia harus sadar kenyataan, setelah ini, dia akan kembali tidak bisa melihat senyum itu. Senyum yang dari dulu selalu membuat Ara tenang dan merasa tidak sendirian. Senyum itu bagai obat yang bisa menyembuhkan segala penyakit yang Ara punya. Namun sekarang, saat melihat itu, kenapa Ara malah merasakan sedih? Kenapa dia harus merasakan kesedihan dan luka dari senyum itu?

Ara menghela nafas dalam. "Kamu tau aku gak pernah sayang sama dia, Fio."

"Ya. Tapi itu semua demi kebaikan kamu, Ra. Dosa besar bakal menanti kalau kita lanjutin hubungan kita dulu. Hubungan kita gak boleh."

Ara tertawa hambar. "Kadang susah ya milih bahagia di bumi atau di akhirat."

Fiony menegakkan kepalanya, melihat pepohonan rindang yang sungguh menyejukkan mata.

Oneshoot JKT48 (Member & Ex member)Where stories live. Discover now