Jealous (GreNin)

1.6K 83 3
                                    

Kasur adalah tempat ternyaman semua orang. Harusnya begitu. Kenyamanan yang diberikan untuk menemani tidur setiap malam-nya, aroma-aroma khas yang tercium lembut, dan pastinya alas empuk yang sangat bisa diandalkan untuk beristirahat.

Siapa yang tidak ingin berlama-lama di kasur? Pastinya tidak ada. Begitu juga dengan Gracia yang masih nyaman tidur dengan memeluk guling kesayangannya. Apalagi dengan Air Conditioner bersuhu dingin yang membuat kamar-nya seakan mempunyai mantra untuk menarik Gracia.

Disaat mimpi indahnya masih bermain di theater otak Gracia, suara pintu terbuka dan sebuah seruan terdengar.

Ceklek

"Gre!" Seruan Anin itu terdengar dengan jelas, bahkan sampai ke kamar sebelah.

Namun tetap saja, nyawa Gracia masih berjalan-jalan entah kemana.

Gadis itu tidak terusik sama sekali dari tidurnya, membuat Anin mendesah lelah. Harusnya dia sudah bisa maklum, karena memang setiap orang yang membangunkan Gracia pasti tidak hanya mengeluarkan satu kali teriakan.

"Graciaaaa, bangunnnn!! Katanya hari ini mau jalan-jalan." Anin menyingkap selimut Gracia sembari mematikan AC di kamar itu.

Anin berdecak kesal saat gadis itu masih diam tak bergerak sama sekali dengan posisi tidurnya yang sedikit absurd dan mulutnya yang terbuka sedikit. Menggemaskan sebenarnya, waktunya saja yang tidak tepat.

Tiba-tiba saja, ide jahil muncul di otak Anin, dan...

Cup

Anin mencium Gracia tepat di bibirnya.

Biasanya, Gracia akan terusik dengan itu. Dia bisa dibilang masih tidak nyaman bila bibirnya tersentuh suatu benda, apalagi benda kenyal.

Dan benar saja, bibir Gracia langsung tertutup sempurna, alisnya juga tertaut, tanda dia tidak nyaman.

"Engg" Erangan tidak jelas keluar dari mulut Gracia.

"Bangun, Gre. Kamu kemaren udah janji sama aku. Harus ditepatin." Ucap Anin menagih janji Gracia.

Gracia langsung membuka matanya setelah mendengar penuturan itu. Bisa dia lihat dengan jelas wajah cantik kekasihnya yang sekarang berada tepat di depan wajahnya.

"Nin..."

"Hm? Apa, sayang?"

"Aku masih ngantuk." Ucap Gracia dengan suara parau sembari mengucek matanya.

"Ihh, kok gitu. Kan kamu kemaren yang bikin janji."

"...."

Gracia tidak membalas perkataan Anin sama sekali. Bahkan sekarang dia kembali menutup matanya.

"Greee!!!" Dengan kesal Anin memukul lengan Gracia berkali-kali. Pukulan-pukulan manja itu tetap saja tidak berpengaruh apa-apa untuk Gracia.

Anin menghela nafas. Kalau Gracia tetap tidak ingin menepati janjinya, setelah ini dia akan melaksanakan aksi ngambek-nya. Siapa yang tidak kesal jika di bohongi seperti ini?

Baru saja dia ingin beranjak turun dari kasur Gracia, langkahnya terhenti karena mendengar dering ponsel Gracia.

Anin mengambil ponsel Gracia yang terletak di nakas dekat kasur Gracia. Disana tertera sebuah notifikasi panggilan dengan nama 'Ci Shani' sebagai penelepon.

Mood Anin seketika menurun. Dia sangat tidak suka mendengar, melihat, dan berbicara tentang Shani Indira Natio. Menurutnya, Shani adalah seorang 'musuh' yang harus disingkirkan.

Di kalangan fans ataupun member JKT48, semua orang tau kalau Gracia dan Shani mempunyai hubungan yang sangat erat. Banyak sekali orang-orang yang senang dengan kedekatan dua gadis cantik itu. Bahkan kadang ada yang menganggap mereka lebih dari sekedar sahabat.

Oneshoot JKT48 (Member & Ex member)Where stories live. Discover now