Ada Yang Mengganjal (?)

111 7 0
                                    

👑H.A.P.P.Y_R.E.A.D.I.N.G👑

Duduk manis seraya menatap sinar rembulan yang terang menghiasi angkasa, membuat Cavilla merasa lebih tenang apalagi saat kejadian siang hari yang membuatnya diomeli Gavino karena ketahuan makan pedas.

Cavilla memutuskan untuk berdiri di depan pagar. Entah apa yang Cavilla lihat, tidak jelas ia ingin apa sebenarnya.

Terlihat mobil Tevan yang melewati rumahnya, Cavilla kira Tevan akan singgah walau hanya sesaat. Namun, ekspetasi tidak sesuai dengan kenyataan.

"Kirain nyapa dulu, eh ... enggak taunya main lewat aja. Enggak tau apa, ya nih jalanan punya siapa?" gerutu Cavilla yang sebal.

"Emang jalan ini punya siapa?" tanya seseorang yang ada di belakang Cavilla.

Cavilla berbalik menatap sang ayah yang kini ada di dekatnya.

"Justru itu tadi Villa bilang 'Enggak tau apa, ya, nih jalanan punya siapa?'" jawab Cavilla asal yang membuat ayah geleng-geleng kepala.

"Makin hari, makin receh aja humornya bukan dolar," celetuk ayah yang membuatnya tertawa.

"Masuk sana, udah malem. Entar digigit mantan," suruh ayah diakhiri kekehan.

Cavilla tiba-tiba teringat Gavino yang notabenya adalah mantannya.

"Amit-amit digigit sama Gavino, ihh." Cavilla berjalan memasuki rumah sambil bergidik ngeri membayangkannya.

Ayah terdiam melihat respons Cavilla yang seperti itu. Sampai beberapa detik kemudian ayah menepuk jidatnya karena baru sadar dengan kata-katanya yang ia ucapkan kepada putri semata wayangnya itu.

****

Hari ini adalah pagi yang mendung. Padahal baru saja Cavilla akan berjalan-jalan bersama teman-teman perempuannya, tetapi melihat cuaca yang seperti ini mereka memutuskan untuk tidak jadi berangkat jalan-jalan.

Satu kata yang menggambarkan Cavilla saat ini yaitu ... kurang kerjaan. Dia hanya rebahan, bermain handphone, bernyanyi-nyanyi dengan suara yang tidak karuan, sesekali ia menganggu ibunda yang sedang tiduran di sofa sambil menonton drama di layar kaca itu.

"Kurang kerjaan banget," celetuk ibunda dan Cavilla hanya menunjukan deretan giginya yang putih.

"Main sana atau ngapain gitu," suruh ibunda karena sebal diganggu oleh Cavilla terus.

"Mau cari kerja boleh enggak?" tanya Cavilla.

"Kalau Ibunda sih, boleh-boleh aja. Coba tanya ayah nanti sore," jawab ibunda Cavilla mengangguk-angguk senang.

"Nyuci sana, entar yang jemur Ibunda," titah ibunda yang membuat Cavilla malas.

"Lagi mendung," ucap Cavilla.

"Cerah, La," balas ibunda yang matanya masih tertuju pada layar kaca.

"Mendung tau," timpal Cavilla yang yakin jika masih mendung dan akan segera turun hujan.

"Ngeyel, coba liat ke luar!" suruh ibunda.

Mau tidak mau Cavilla harus keluar untuk memastikan keadaan yang ada di luar seperti apa.

Dengan langkah gontai Cavilla berjalan ke arah pintu dan langsung membukanya. Namun, langkahnya terhenti saat melihat ada seseorang yang menghalangi jalannya.

Lantas: Squel Aku Benci Orang Ketiga [ON GOING]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt