Feather VIII - Protection

2.3K 297 33
                                    

"Seojun, kamu lama sekali di dalam."

Gedoran itu membuat Seojun benar-benar terdiam. Dia berhasil melepaskan diri dengan dalih ke toilet tadi, namun Matthew dan Rowoon mengikutinya dari belakang. Pemuda itu benar-benar tidak tau harus bagaimana, terkapar di lantai dengan ponsel yang tergeletak di sebelahnya. Panggilan pada Suho tidak sengaja ia putus karena terlalu terkejut.

"Ayo buka, cepat keluar Seojunnie~"

Gedoran Matthew terdengar semakin kencang dan Seojun membenci lokasi karaoke room mereka yang terletak di lantai lima dan sudah pasti jauh dari bagian resepsionis. Seojun meraih ponselnya lagi dengan tangan bergetar, bersusah payah untuk mencari nama Suho di bagian chat. Setelah menemukannya, ia mengirim lokasinya.

BRUGH!

Gedoran yang luar biasa kencang sekali lagi mengejutkan Seojun, ponselnya terlempar lagi dari tangannya.

"Buka selagi aku belum bermain kasar, sayang." Suara Matthew terdengar rendah dan mengancam.

Seojun jengkel setengah mati mendengarnya. Walaupun dalam keadaan setengah sadar, gejolak emosi Seojun memuncak hingga di ubun-ubun. Dia ingin sekali memukul pria yang jauh lebih besar dan lebih kekarnya darinya itu, namun tentu saja badan kurusnya tidak akan bisa melawan Matthew.

BRUGH!

Sekali lagi pintu itu digedor, dan Seojun menyerah. Ia membuka kuncinya dengan geram, berhadapan langsung dengan Matthew yang tengah berdiri dengan tatapan tajam mengancam. Nyalinya langsung ciut saat ia melihat seringaian Matthew dan Rowoon, rasanya seakan sedang ditatap dua binatang buas yang kelaparan.

"Ayo, jangan bermain-main lagi." Rowoon mencengkram lengan Seojun dan menariknya keluar, pergerakan yang terlalu tiba-tiba itu membuat kepala Seojun kembali berputar. Kepalanya pusing seketika, dan kakinya hampir tersandung dengan kakinya yang lain akibat kasarnya tarikan itu.

Seojun mengumpat, tidak banyak bisa berkutik saat lengan kekar Matthew melingkar di pinggangnya. Ia menggeliat berusaha melepaskan pergelangannya dari cengkraman Rowoon, namun tidak terjadi apa-apa.

Baru saat ia diseret keluar kembali menuju karaoke room mereka, Seojun menyadari.

Ponselnya masih tertinggal di lantai kamar mandi.

Mobil Suho dikebut membelah keramaian kota Seoul. Tangannya menggenggam erat kemudi setir mobilnya, matanya fokus memandangi jalanan. Jantungnya berdebar dengan sangat kencang, mengikuti arah panduan lokasi yang dikirimkan Seojun tadi.

"Please, be okay..."

Suho berbisik dengan begitu pelan, berharap-harap cemas akan keselamatan Seojun. Emosinya sempat memuncak saat ia mendengar suara laki-laki tadi... namun saat ini yang ia rasakan adalah ketakutan yang luar biasa.

Sebenarnya apa yang sudah Seojun lakukan?

Apa dia berkelahi dengan anak-anak gang lain?

Rasanya agak kesal juga Suho, karena Seojun ini memang pada dasarnya tidak bisa diomongi. Suho bahkan sudah pernah menyuruhnya berhenti mengendarai motor balapnya itu mengingat ia pernah sekali terjatuh dari atasnya.

Si keras kepala itu tentu saja tidak mau mendengarkan.

.

.

.

Lagipula siapa dia melarang-larang Seojun saat status mereka hanya sekedar 'teman dekat'?

.

Heather's Feather ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن