"Eh? Mau ke mana?"

Nomu besar ini menarikku ke bagian belakang tempat ini.

Tempat yang belum kujamah.

"Ma...in"

"Lempar bola?", ada bola bisbol dan sarungnya. "Ok, kita main i--"

BOOM!

🔥🧤🔥

*Author POV*

Laboratorium hancur lebur seketika.

Reruntuhannya menimpamu dan Nomu yang menjagamu mati seketika karena kepalanya hancur.

"Uhh..."

Sebuah besi menembus tubuhmu.

Besi itu hampir mengenai jantungmu.

"Hito ga iru desu!"

Suara-suara ribut yang samar memenuhi pendengaranmu.

Pandanganmu masih blur karena kepalamu terasa pening akibat tertimpa reruntuhan.

Suara bising membuat kepalamu berdenyut sakit.

Hal yang terjadi selanjutnya tidak kau ketahui karena kegelapan berhasil melahapmu.

Setelah berusaha membuat diri sendiri tetap terjaga.

Manik merah yang menatapmu membelalak melihatmu.

"[Y/n]!"

Kaki kurusnya berlari ke arahmu.

Namun ia ditahan oleh orang di belakangnya.

"[Y/n]! [Y/n]!"

"Tenanglah sedikit Shigaraki Tomura"

"Hanase! [Y/n]!"

Lubang kegelapan lain melahap tubuhmu yang akan dibawa salah seorang hero.

Lubang lain terbuka, seketika tubuhmu sudah terbaring di depan pria bertubuh kurus.

Pria tersebut langsung mendekapmu yang tak sadarkan diri dengan hati-hati.

"Apa dia...mati?"

"Pergi dari sini kau akan tahu"

Baik kau dan pria tersebut terlahap portal hitam yang muncul.

Menjauhkan dari kemungkinan petarungan sengit yang akan terjadi.

"Sekarang baru sepi"

🧤🔥🧤

*Dabi POV*

Hm? Berisik sekali.

Apa aku tadi pingsan?

Memalukan.

Ini di mana lagi?

Hm? Kenapa ramai-ramai begitu?

"Oi, doushita?"

"Wuah! Dabi! Kau masih hidup! Mati saja!"

"Ck, apa yang kalian ributkan?"

"Jangan lihat! Lihat saja biar ku cemburu!"

"Dokkei"

Tidak jelas bicara dengan Jin.

Padahal cuma Tomura yang--"[y/n]!"

Apa? Apa yang kulewatkan?

Kenapa dia sampai begini?

Kenapa si muka tangan bisa menangis menyedihkan begitu?

Apa-apaan ini!

"Apa yang terjadi? Kenapa [y/n] bisa sampai begini? Hoi muka tangan!"

"DAMARE!"

"Di sini tidak hanya kau yang khawatir! Aku mengkhawatirkannya setiap saat! Dan ini yang kudapat!"

Luka apa itu?

Darahnya masih merembes!

"Ck, dokkei!"

"Tidak!"

"Aku bilang minggir! Jika dibiarkan begini dia akan benar-benar mati! Kau mau?", aku sih ogah! "Kalau kau tidak mau menyingkir bantu aku!"

Akh! Dia membuatku kesal!

Aku tidak peduli dia mau menyingkir atau tidak!

Kurobek kaus [y/n], membuka perban yang asal-asalan.

"Ck, harus dijahit"

"Aku ada"

Aku merebut benang dan jarum jahit yang dikeluarkan Mr. Compress.

Kujahit sebisaku, setidaknya ini bisa membuat lukanya tidak semakin lebar.

Dari mana aku belajar ini?

Tubuhku saja sudah begini, aku sendiri yang obati.

Perbannya aku ganti dengan kain dari tempat kumuh ini.

Setidaknya ini beres.

"Dokter, rumah sakit, atau orang punya kemampuan penyembuhan tetap dibutuhkan", ini hanya pertolongan pertama.

Jaket usangku sebagai selimutnya.

Setidaknya dia tidak kedinginan ataupun lukanya terinfeksi.

"Aku akan cari...akan kucari bajingan yang bisa menyelamatkannya"

"Cepat kalau bisa muka tangan"

"Jangan perintah aku!"

Cepat cari sana bodoh.

Huh, pengganggu pergi.

Dahinya kusentuh, sedikit panas, keringatnya banyak, dia sudah menahan sakit selama apa?

"Apa yang terjadi setelah kita berpindah tempat?"

"Aku tidak tahu jelas", apa yang jelas bagimu Toga? "Yang pasti, lab Ujiko-sensei ketahuan hero dan yah..."

Lab tempat dia diperkerjakan?!

"Aku lihat sekilas tadi [y/n] tertimpa reruntuhan dan...entah besi apa menancap di dadanya, aku sempat berpikir dia..."

"Aku titip dia"

"Mau ke mana kau Dabi?"

Membuat perhitungan dengan seseorang karena telah membuat [y/n] begini.

UntouchableWhere stories live. Discover now