T E N

44 30 18
                                    


Haii, ketemu lagi with me❤


Vote di awal, coment sambil baca yaa



Happy Reading ❤✨

______________________________


"Elsa, kamu darimana aja sayang? Kok jam segini baru pulang?" Tanya Intan dengan lembut.

"Hmm tadi aku belajar kelompok dulu mi, trus nggak sengaja tadi aku liat Hazzel sama Om-om trus tadi.... Ups! Maaf maaf, Aku nggak bermaksud apa-apa.... Aku nggak sengaja, aku.. Akuuu.." Elsa tiba-tiba gelisah. Air matanya berderai, saat Kevin dan Arjuna datang barengan dan melihat Elsa tengah menangis.

"Udah udah, jangan nangis. Kenapa harus nangis Elsa?" Tanya Intan

"Iya jangan nangis, kalau ada apa-apa kamu bisa cerita sama Kak Arjun, sama mami papi juga" Ucap Arjun menenangkan Elsa.

"Tapi, aku nggak mau makin dibenci sama Hazzel... Hiks,,,"

Elsa terisak hingga sesenggukan. Rasa takut sangat terpancar darinya. Membuat orang disana kelimpungan, panik.

"Iyaa, kenapa Elsa? Kenapa?" Tanya Kevin.

Elsa menghela nafasnya. Berusaha menstabilkan nafasnya yang tersengal-sengal karena menangis.
"Tadi... Aku liat Elsa sama om-om, di satu mobil..." Lirih Els

Hawa panas menyelimuti keluarga itu. Rahang yang mengeras,tanda marahnya Kevin dan Arjuna disana.
Hingga suara derap langkah kaki mendekat, mereka menatap ke arah pintu masuk yang dibuka.

Terlihat Hazzel datang dengan wajah datarnya. Pakaian yang sudah tidak rapi, urakan. Kevin mendekat hendak menampar Hazzel, namun teriakan dan tangisan Elsa membuatnya mengurungkan niat.

"Darimana saja kamu? Jam segini baru pulang?" Tanya Kevin pada Hazzel sambil menatapnya tajam.

"Rumah sakit." Jawab Hazzel singkat dan melenggang menaiki anak tangga.

"Jalang kecil," Desis Arjuna

Langkah Hazzel terhenti. Apa begitu hina seorang Hazzel di rumah ini? Hazzel berbalik dan tersenyum miring. Dilitnya Elsa tengah duduk di sofa dengan kepalanya dielus sayang oleh Intan. Rasa benci Hazzel pada Elsa, meningkat.

"Apa Hazzel terlalu cantik ya? Makanya dibilang jalang?" Ucap Hazzel

"Benar-benar tidak tau diri!" Bentak Intan.

Hazzel tak perduli lagi. Ia melanjutkan langkahnya menuju kamarnya di lantai atas, membanting pintu dengan keras hingga terdengar di lantai bawah.

Menghela nafas berkali-kali, untuk menenangkan diri. Jalang kecil? Okeyy ini sudah kelewatan. Tapi apa boleh buat? Hazzel sangat menyayangi mereka. Menyakitkan mereka? Impossible. Ia hanya bisa ikhlas dan sabar.

Ponselnya berdenting membuat Hazzel merogoh ponselnya di saku. Alisnya bertaut, bingung.

+628**** : Save Franska

Darimana Franska mendapatkan nomor ponselnya?

Hazzel : Darimana lo dapet nomor gue?

HAZZEL (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang