A Hidden Fact And Bucket of Hyacintnus Flower

70 39 18
                                    

Sebenarnya bolos pelajaran adalah kegiatan diluar kebiasaan Nada, ia enggan secara sadar melewatkan waktu barang sedetik terbuang sia-sia tanpa ada pembelajaran yang masuk ke dalam kepalanya. Tetapi hari ini, semua hal yang terjadi pada dirinya berada diluar kebiasaannya itu terjadi begitu saja. Ia terlambat, ia pingsan bahkan bolos. 

Setelah meninggal Thommy tanpa sepatah kata pun termasuk satu dari tiga kata ajaib itu, terima kasih. Nada kembali ke atap untuk merenung, merenungi apa saja yang terlintas di kepalanya bahkan sampai hal tidak yang tidak penting, seperti bagaimana keadaan keluarga nyamuk yang kemarin ia bunuh karena hinggap di tangannya. Apakah keluarganya baik-baik saja? Atau justru berantakan seperti keluarganya. Ah ternyata ia menghancur banyak hal dalam hidup.

Lelah merenung dan tidak kunjung mendapatkan ketenangan yang ia cari, Nada memutuskan kembali ke kelas. Ia mendapati kelas telah kosong karena semua anak sedang menikmati makan siang.

Sebaiknya ia juga makan siang agar tidak pingsan lagi.

Namun saat berada di ambang pintu, tiba-tiba sepasang kaki berhenti tepat di hadapan nya. Menghalangi langkah nya membuat Nada mengangkat kepala untuk melihat siapa yang berdiri di depan nya.

"Minggir, lo ngalangin jalan gue"

"Kamu baik baik aja?"

Belum sempat Nada mengajukan perintah agar Faara pergi dari hadapannya, gadis itu segera memeluk nya.

"Aku khawatir banget sama kamu"

"Apaan sih lo?!" Nada melepaskan paksa pelukan Faraa hingga gadis itu tersungkur, ia tidak mempedulikan keterkejutan Faara karena sikapnya.

Yang lebih penting bagi Nada sekarang adalah pergi karena tidak ingin menjadi pusat perhatian belum lagi di jarak lima puluh meter terlihat teman-teman Faara. Ia segera berbalik mencari jalan lain agar bisa pergi secepatnya. Bersamaan dengan langkah Nada yang semakin menjauh, Yuna dan Sarah tiba.

"Lo lagi ngapain? Abis nanya kabar Nada?" Tanya Yuna.

Faara mengatur ekspresi wajahnya yang tadi sedih menjadi lebih ceria.

"iya, kayaknya dia udah baik-baik aja deh"

"Faara, Faara kan gue udah bilang jangan terlalu baik sama orang kayak dia nanti lo di jahatin lagi"

Faara tersenyum simpul menanggapi Yuna dan Sarah. Senyum hambar yang sudah biasa ia pasang di wajah nya karena suasana hatinya selama ini tidak pernah benar-benar cerah, secerah senyuman nya pada teman teman.

.

Pintu terbuka.

Nada terbiasa pulang dengan keadaan rumah gelap karena ia memang pulang menjelang malam hari, namun hari ini ada yang aneh saat Nada memasuki rumah. Tadi, lampu depan rumahnya sudah menyala dan kini lampu ruang tamunya juga menyala. Ia membuka sepatu nya, hendak melangkah masuk melihat siapa yang ada didalam rumahnya. 

Jika hanya ayah, baiklah, itu bukan masalah besar, tetapi jika ada juga—

"Selamat datang nak" Suara dari orang yang sama yang memarahi Nada pagi tadi.

Senyuman Rama yang merekah menyambut putrinya justru dibalas dengan tatapan heran, membuat senyum itu memudar perlahan.

"Ayah ngapain masih disini?"

HyacinthWhere stories live. Discover now