Chapter 2

39.1K 419 38
                                    

Clara baru saja mendapatkan pelepasannya. Ia tak menyangka ia bisa menyentuh miliknya sendiri sembari membayangkan wajah Mark, calon ayah tirinya. Biasanya ia hanya akan membayangkan pria-pria bertubuh kekar yang sedang bermain dengan miliknya, namun kali ini ia justru lebih gila.

Kenapa otaknya selalu tentang Mark.

Setelah menenangkan diri. Clara duduk dari tidurnya dan berniat keluar kamar untuk mengambil minum.

Clara membuka pintu kamarnya secara perlahan tanpa berniat menutupnya kembali. Namun siapa sangka, baru dua langkah ia keluar dari kamarnya, Indra pendengarnya langsung menangkap suara yang tak asing baginya. Dan suara itu berasal dari kamar maminya.

Clara tahu suara itu. Ia tak bodoh bukan. Bahkan suara benturan kulit pun ia sangat tahu.

Otaknya langsung mengarah pada Mark yang saat ini sedang menggagahi maminya. Penasaran, Clara langsung berjalan cepat menuju lantai atas. Jantungnya berdetak cepat, darahnya berdesir saat suara desahan maminya terdengar begitu gila. Apalagi kini posisi Clara sudah ada di depan kamar maminya yang pintunya tak tertutup sempurna.

Clara menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ia lihat. Terlihat sangat jelas jika saat ini milik Mark sedang keluar masuk di surga maminya. Milik Mark yang ia bayangkan ternyata tak jauh beda dari aslinya. Bahkan lebih amazing yang nyata.

Clara menggigit bibir bawahnya kuat. Keringat dingin membasahi. Tubuhnya juga mendadak panas apalagi saat ini ia melihat maminya yang berteriak nikmat mendapatkan pelepasannya.

Clara, Lo ngapain ini Clara. Mengintip mamimu sendiri sedang bercinta. Yang benar saja, batin Clara.

*****

Clara menutup pintu kamarnya cukup kuat. Entah apa yang ada dalam benaknya, ia bisa dengan begitu santainya menyaksikan persetubuhan maminya dengan calon Daddynya itu.

Dan gilanya lagi, ia juga menginginkannya.

"Ya Ampun Clara, jernihin otak lo.." ucap Clara yang mencoba mendoktrin otaknya.

Clara menatap miris dirinya di cermin. Ini berkat dirinya yang kehausan tadi, namun harus melihat kejadian gila itu.

Ia mengumpat kasar. Ia tak habis pikir, Maminya bisa melakukan hal gila itu pada Mark yang notabennya masih calon suami.

Tapi jika ia pikir-pikir, hal seperti itu untuk zaman sekarang ini, sangaatlah biasa. Bahkan anak muda zaman sekaraang ada yang masih kecil tapi sudah kehilangan keperawanan. Dan semua itu mereka serahkan pada pacar mereka yang notabennya belum tentu akan jadi suami mereka.

Jadi jika maminya melakukan hal tak senonoh itu dengan Mark, ia memaklumi karena untuk sekelas maminya dan Mark yang bule, tentu penasaran mereka ada.

Apalagi maminya yang tak perlu memikirkan tentang keperaawanan lagi.

"P*nis bule itu gimana ya ukurannya?" ucap Clara bertanya pada dirinya sendiri. Karena ia sendiri selama ini hanya melihat di koleksi filmnya dan tak pernah melihat secara langsung.

Membayangkannya saja membuat Clara basah. Kau butuh pelampiasan Ra. Jadi sebaiknya lo cari sesuatu.

Clara melepas semua pakaiannya lalu kembali menatap cermin. Menatap dirinya yang tak tertutup apapun sama sekali.

Jangan tanyakan seberapa nafsunya Clara. Karena jemarinya sendiri sudah aktif mengusap bagian bawahnya membuat Clara seketika memejamkan matanya menikmati sensasi yang ada.

Ia tak bisa mengelakkan tentang rasa itu. Rasa nikmat yang sungguh membuatnya melayang.

Namun jujur ia tak puas dengan hasil tangannya sendiri. Ia ingin mencoba dimasuki, walaupun sebenarnya ia masih tersegel.

Sugar Daddy I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang