(10) Lapor Komandan | Gampang Dibodohi

Mulai dari awal
                                    

"Banyak sekali yang kamu suka. Sampai seratus orang lebih," gumam Angkasa tanpa melihatku. Ya ya ya, kalian tidak usah melongo seperti itu, memang sebanyak itulah jumlah cowok yang ku suka sejak zaman SMP, dan aku jadikan dalam satu folder foto-fotonya, apa aku terlihat menyeramkan? Sepertinya tidak. "Saya saja hanya bisa suka pada satu orang selama ini."

"Bodoamat! Gak nanya."

Entah apa motif pria ganteng itu bilang hal tersebut padaku, ingin membuat cemburu? Cih, tidak akan mempan! Mau dia suka sama siapa juga aku nggak peduli, walau orang itu bisa disebut spesial kali ya karena cuma satu-satunya yang Angkasa suka.

Tak lama, pria itu terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya melihat laptopku. "Saya nggak akan kasih kamu kuota lagi kalau yang diunduh film-film seperti ini," ucap Angkasa menyerahkan laptopku yang menunjukkan film berjudul ****.

"Itu bekas Gigi! Bukan aku yang download!"

"Saya tidak bertanya."

"Ya aku cuma kasih tahu!"

"Hapus."

Aku mendengus kasar. "Iya! Aku hapus! Asal habis ini beliin kuota unlimited sama jus alpukat di depan."

"Hm."

Yes! Tuhkan, apa aku bilang, sekarang ini lagi masa-masa emasnya aku tinggal bersama Angkasa. Setiap hal yang aku mau pasti dia turuti, kan jadi enak. Hahaha.

____________________

Sudah 5 menit berlalu sejak Angkasa pergi menuju ke depan kesatuan untuk membeli jajananku. Memang dasarnya sok pamer ya, aku suruh naik motor malah jalan. Katanya sekalian olahraga, dan yang paling menyebalkan adalah, dia bilang "tubuh saya kuat, tidak kecil seperti kamu", ini namanya body shaming! Parah deh komandan satu itu. Padahal kecil-kecil begini juga kan dia yang nikahin.

Berusaha untuk tidak peduli, aku memilih sibuk menonton drama di sofa ruang tengah, jika kalian bertanya kenapa aku bisa ada di sini, jawabannya adalah Angkasa yang menyuruh, katanya kalau ada apa-apa langsung teriak aja, pintu rumah juga sengaja dibuka. Aneh ya, inikan asrama tentara memangnya siapa juga yang mau macam-macam? Cari mati sih itu namanya.

"Assalamualaikum."

Aku mem-pause video dan menoleh ke arah pintu. "Wa'alaikumussalam."

Tak lama seorang ibu-ibu masuk, dapat kulihat di tangannya banyak sekali makanan. "Selamat malam Bu Angkasa."

"Iya, selamat malam Bu. Aduh maaf ya, saya lagi susah jalannya."

Aku tersenyum tak enak.

"Ah, nggak papa Bu, saya maklum."

Dia duduk pada sofa kecil di dekatku. Dilihat dari wajahnya, seperti sudah berumur 30an. Aku tak pernah melihatnya, bahkan saat ibu-ibu persit lain menjengukku kemarin. Ya, mungkin dia orangnya nolep, eh bercanda.

"Maaf ya Bu saya baru bisa jenguk, kemarin ada acara keluarga."

Aku tersenyum. "Gapapa Bu."

"Oh ya, Pak Angkasanya ke mana ya?"

"Lagi beli makanan buat saya di luar." Stt .., pamer dikit, biar kelihatan mesra.

"Wah, Bu Angkasa lagi isi?"

Mampus. Salah tangkap dia.

Lapor, Komandan! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang