16

1.5K 203 5
                                        


Happy reading

Author POV
Hari ini cuaca sangat dingin. Dan matahari hanya memancarkan sedikit sinarnya. Murid-murid berlalu-lalang sambil mengenakan jaket ataupun sweater untuk menghangatkan tubuh mereka. Berjalan dengan terburu-buru keluar gerbang, ingin cepat-cepat sampai ke rumah kemudian bergulat dengan selimut di tempat tidur yang empuk dan hangat.

"Kak Irene mana?" tanya Karina pada Isa setelah masuk ke ruangan kantornya.

"Udah pulang duluan," jawab Isa tetap fokus pada komputernya.

Cuaca diluar sudah dingin tapi Isa tidak menaikkan suhu AC diruangannya sama sekali. Karina mengeratkan jaket yang membalut tubuhnya. Apakah Isa tidak menggigil di suhu yang sedingin ini? pikirnya.

"Kak! Matiin AC nya! dingin," keluh Karina.

"Matiin aja sendiri."

Karina kemudian mendengus sinis, tapi tetap bergerak mengambil remot untuk mematikan AC tersebut.

Setelah itu keadaan hening, hanya suara jari jemari Isa yang sibuk berkutat dengan komputernya.

Tiba-tiba Karina mendecak. Keadaan ruangan yang hening membuat suara decakan Karina terdengar jelas. Isa menatap Karina heran.

"Napa?"

"Terus aku pulang naik apa? Kak Irene udah pulang duluan!" gerutu Karina.

Isa mengangkat kedua bahunya tidak perduli,"Telpon supir aja," ucap Isa.

"Ih, pak Song lagi sakit," ucapnya pasrah.

Ia datang ke sekolah bersama dengan Irene dan Isa karena malas mengandarai mobil. Tapi lihatlah sekarang, Irene pulang terlebih dahulu meninggalkan Karina dan Isa.

"Taxi aja," balas Isa singkat.

"Gak mau."

"Aish, naik bus sana!"

"Loh, kak Isa?"

"Pulang belakangan, mau jumpa temen," jawab Isa singkat membuat Karina kecewa. Sekarang dia akan pulang sendirian.

Karina bingung dengan Isa. Di cuaca yang dingin ini dia betah berlama-lama di luar rumah. Sungguh luar biasa. Berbeda dengan Karina, yang di cuaca dingin seperti ini pasti merasa kantuk dan malas berlama-lama diluar rumah.

Menyadari wajah Karina yang cemberut, Isa kembali bersuara,"pulang sama gebetanmu sana."

Karina yang menundukkan kepalanya langsung mendongak menatap Isa. bukannya membaik, ekspresi wajah Karina malah bertambah sedih. Mendengar ucapan Isa mengingatkannya pada Winter.

"Kenapa?" tanya Isa mengalihkan perhatiannya yang semula pada komputer, pada Karina. Ada yang tidak beres dengan Karina.

"Kemarin kan kalian baikan, kenapa lagi?"

Karina hanya diam, kembali menunduk lesu. Ia merasa seperti terombang-ambing. Kemarin Winter sangat baik dan perhatian padanya. Dan sekarang Winter kembali cuek padanya, seperti tidak terjadi apa-apa.
Ia berpapasan dengan Winter di koridor. Dan Winter tidak menyapanya, dia hanya berlalu begitu saja. Bahkan tidak menatapnya. Dan setelah itu dia tidak melihat Winter sepanjang hari.

"Gak ada," jawab Karina sambil menggeleng pelan. Ia kemudian berdiri ingin segera pulang kemudian tidur untuk melupakan Winter. Ia kemudian berjalan dengan lesu menuju pintu. Melihat hal tersebut, Isa merasa kasihan.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Egoistic : The rest of the ConscienceWhere stories live. Discover now