Ingin memperbaiki kembali.

24 4 0
                                        

Makan semangka bersama mbak Sinta, hallo semua para readers tercinta.

Terima kasih untuk kalian yang sudah mampir! Jangan lupa simpan di perpustakaan ya jangan di hati nanti doimu cemburu.

Happy reading!



Pak Bro!
.
.
.
.
.
.

"Mang! Satu nggak pake kacang!" Teriak Sarah pada Abah Joni yang dibalas acungan jempol.

Seperti biasa ia duduk di pojok kiri sebelah tembok, maklum jomblo butuh sandaran. Sembari menunggu bubur ia membuka hp nya, membuka aplikasi instagram ia akan mencari tahu tentang Ilham lewat akun si Opit.

Ia terus menscrol, postingan demi postingan ia lihat, komentar dari setiap postingan ia baca, mencari nama Ilham yang tak kunjung juga ia temukan.

Ia beralih, melihat postingan terakhir Opit. Sebuah brosur, sepertinya brosur seminar tahun lalu.

"Bener temennya si Opit bukan sii" gumamnya heran.

Ia menyenderkan bahunya pada tembok di sampingnya. Berfikir bagaimana caranya agar ia menemukan akun Ilham. Cukup lama namun, tak kunjung juga ia temukan caranya. Hingga akhirnya Abah Joni datang mengantarkan bubur ayam pesanannya.

"Satu porsi bubur ayam spesial nggak pake kacang apalagi cinta siapp disantap!" Sarah terkekeh mendengarnya, Abah Joni ini selalu saja punya cara untuk menghibur pelanggannya.

Sebelum memakannya ia terlebih dahulu mengaduk buburnya, baginya akan kurang mantap jika tidak diaduk apalagi bagian bawahnya akan terasa hambar.

Kalo kalian tim mana nih? Bubur diaduk atau bubur nggak diaduk?

"Neng Sarah teh kenapa? Dari tadi Abah liat ngelamun terus, mikirin utang ya?" Tanya Abah Joni.

Sarah mendongak, melihat sekilas Abah Joni yang ternyata sudah duduk di kursi depannya. Sebelum menjawab, ia terlebih dahulu meminum es teh tawar manis di depannya.

"Seorang Sarah punya utang? Nggak mungkin" jawab Sarah lalu melanjutkan makannya.

" yakin?"

"Iya lah"

"Yang kemarin minta bubur dulu bayarnya besok itu bukan utang?" Tanya Abah Joni menatap Sarah yang kini sedang menyengir kuda.

"Itu mah bukan utang Bah, kan Sarah bilangnya minta dulu bukan ngutang dulu" Abah joni mendengus kesal mendengar jawaban Sarah.

Sarah ini selain jago gombal, ia juga jago ngeles. Seperti ini contohnya.

Abah Joni berdiri, mengambil nampannya untuk kembali melayani pelanggan.

"Ya udah jangan lupa bayar ya, Abah pergi dulu" ucap Abah joni yang dibalas acungan jempol oleh Sarah.

Ia kembali membuka hp nya, memberi kabar kepada Bela sahabatnya bahwa ia sedang di kantin fakultas hukum. Tak butuh waktu lama pesannya langsung dibaca, Bela tidak membalasnya melainkan langsung menelfonnya.

"Tinggal dibales ngapain nelfon" gumam Sarah yang akhirnya mengangkat telfon dari Bela.

"Lu ngapain jam segini udah berangkat?! Kelas aja dimulai jam 10 an, linglung ya lu?!"  Tanpa salam tanpa halo Bela langsung ngegas.

"Makan bubur lah biasa, bubur Abah Joni terwenakk" jawab Sarah santai.

"Halah, yakin makan bubur doang? Bukan karena mau nyari korban? Atau udah punya? Parah lu nggak ngajak gue"

"Ngapain gue ajak lu, yang ada nanti lu lagi yang dapet. Kaya kemarin, gue yang berusaha lu yang dapet, sialan" malu sekali Sarah sudah pede yakin bahwa korban menyukainya malah ternyata sukanya sama Bela.

Bela terkekeh, sungguh itu hal yang sudah biasa terjadi.

"Makanya lu kalo gue ajak skincare an itu mau, Irfan yang cowok aja mau lu yang cewek ogah-ogah an"

"Dihh kurang asem banget lu bandingin gue sama cowo donat kaya dia" Bela tertawa ia jadi teringat kata-kata andalan Irfan.

"Ihhh Sarah mah diajak cantik nggak mau" ucap Bela menirukan gaya bicara Irfan.

"Udah sini lu, jangan pake lama! Lima menit dari sekarang" tanpa menunggu jawaban Sarah langsung memutuskan  sambungan telfonnya sepihak.

Ia mengeluarkan earphone nya, ia akan mendengarkan musik sembari menunggu Bela datang.

Terlalu menikmati alunan lagunya hingga ia tidak sadar bila sedari tadi ada seorang pria yang duduk disampingnya, memandang setiap jengkal wajah Sarah tanpa terlepas sedikit pun.

Bela yang akan menghampirinya pun terkejut melihat seorang pria tampan duduk dengan Sarah, karena penasaran ia akan mengintip.

"Miss you" ucap pria itu merapikan rambut Sarah yang menutupi wajah cantiknya.

Sarah terkejut, ia langsung melepas earphone nya. Jantungnya berdetak cepat kala melihat pria yang dihadapannya, tatapan mereka bertemu mengingatkan memori yang hampir usang kini terbayang lagi dibenaknya.

"Maaf" pria itu menyentuh pipinya, mengusap air mata yang lolos begitu saja.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun ia langsung pergi meninggalkan pria itu. Ia tidak mau rasa sakit itu mengendalikannya lagi, ia tidak mau.

Pria itu nampak kecewa, ia terus memandang punggung Sarah yang semakin hilang dipandangannya. Ia sadar ia pantas menerimanya, tapi, sungguh itu semua bukan kemauannya itu semua ada alasannya dan ia akan memperbaikinya.

Brakk

"Aduhhh kenapa jatuh si" niat ingin melihat lebih jelas malah jatuh tertimba tong sampah. Untung aja sepi.

"Apakah mengintip orang itu tindakan yang sopan?" Tanya pria yang tadi bersama Sarah.

Bela menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mendadak ia menjadi gugup kala pria itu menatapnya datar.

"Y-ya Sarah kan teman saya jadi saya harus tau" jawab Bela dengan satu kali tarikan nafas.

Tanpa menjawab, pria itu pergi meninggalkan Bela yang akhirnya bisa bernafas lega.

"Muka ganteng aura ngalahin setan, syerem abyiss"


Kira-kira siapa ya pria itu? 
Kenapa Sarah sakit hati?

Pantengin terus ya! Jangan sampai ketinggalan keuwuwan SARA yang akan segera dimulai!

Alpii.

💙





Pak Bro!Where stories live. Discover now