14. Tantangan

515 111 17
                                    

Hari-hari itu, berjalan seperti biasa.

Dokja dan Joonghyuk, bekerja di kantor seperti biasa. Dan Sooyoung sesekali memberi kabar dengan selfie narsis nya di lokasi shooting.

"Hari libur kerja nanti, kita ke tempat si kerdil"

Joonghyuk yang baru saja hendak menyuap dumpling, terhenti sebentar. Sebelum kemudian mengangguk setuju. Kemudian, ia kembali melanjutkan acara makan dumpling nya.

"Ternyata cukup membosankan jika kita tidak berkumpul dengan lengkap" keluh Dokja seraya meminkan dumpling nya malas. "Makan yang benar" komentar Joonghyuk tak puas melihat tingkah Dokja.

"Aku tidak mood" jawab Dokja kesal. "Ah, tapi sudahlah" kesal Dokja melahap dumpling nya rakus. "Enak" komentar nya dengan mata berbinar.

"..."

Joonghyuk kehabisan kata-kata mendengar ucapan Dokja. Si licik ini.... memang pintar berbicara. Untung saja Joonghyuk tidak mudah terkelabui.

Mereka pun memakan dumpling mereka dengan senang hati. Dan Dokja tanpa henti, plus penuh keantusiasan membahas banyak hal pada Joonghyuk, memecahkan suasana hening diantara mereka.

Lagi pula, ia kebosanan jika hanya diam saja. Jika Joonghyuk sih, nyaman-nyaman saja. Setelah selesai makan siang, mereka kembali ke kantor.

Dan seperti biasa, Joonghyuk menemukan pemandangan menjengahkan lagi.

Ya, Yoo Sangah, hampir setiap hari memberikan kopi dan tak menerima penolakan si licik (Dokja) itu. Dan Joonghyuk tahu, wanita itu pasti memiliki niat tersembunyi. Jadi, Joonghyuk selalu berusaha menciptakan jarak dan memecah mereka berdua.

Beruntung Dokja tahu bagaimana caranya bertahan hidup dari kekesalan seseorang. Ia akan diam-diam memberikan kopi pemberian Sangah dan selalu menolak ajakan wanita itu untuk pulang dan berangkat bersama ataupun makan siang bersama.

Lagi pula kan, ada Han Myungoh yang sudah seperti anjing ganas yang siap menggigitnya jika berani menyentuh 'incaran' nya alias Yoo Sangah itu. Jadi, Dokja yang tahu diri, memilih menghindari masalah.

Hari itu, Dokja mendapat tugas double. Siapa lagi pelakunya jika bukan Yang Terhormat Han Myungoh yang secara pribadi memberinya tugas baru dan rumit?.

Dan karena Dokja sibuk dengan pekerjaan sebelumnya, ia tidak sadar, bahwa jam kerja hampir habis. Dan saat jam pulang tiba....

Semua orang berbondong-bondong, cepat-cepat membereskan peralatan mereka dan sebagainya, kemudian bergegas pergi. Tidak ingin berdesakkan di bawah nanti. Dan Dokja masih diam di kursi nya, dengan mata fokus ke layar monitor dan berkas di meja nya.

Ya, berkas pemberian Han Myungoh.

Saat ia fokus....

"Dokja-ssi, belum selesai? Ini sudah sore loh, jangan memaksakan!"

Suara halus dan manis, penuh perhatian, membuat Dokja menghentikan aktivitas nya. Ia mendongak, menatap Sangah yang sudah bersiap-siap untuk pulang.

"Mau pulang bersama?"

"Ah, tidak, terimakasih. Aku masih harus bekerja" jawab Dokja cepat. Sangah terkekeh halus. "Hm, bagaimana jika aku membantumu?" tawar Sangah sembari melirik kearah berkas di meja Dokja.

Seketika, mata Dokja berbinar.

"Boleh?!"

Sangah tertawa dan mengangguk.

"Boleh sekali! Lalu, bagian mana yang Dokja-ssi tidak-"

"Permisi, aku yang akan membantunya dan kamu bisa pergi"

All About Us (ORV Fanfiction)Onde histórias criam vida. Descubra agora