BAB 7

5.6K 363 40
                                    

Pada kangen aku ga sih?? 😂😂
Nggak ada keknya ya wkwkw. Ya udah lah, baca aja noh 😘
.
.

Semakin kamu mencari tahu tentangnya, tanpa sadar kamu sedang belajar untuk mengenalnya.

🐰

"Nah, Emi ini kamarmu. Kamu bisa beristirahat sekarang. Kalo kamu butuh apa-apa, nggak usah sungkan tanya Tante ya." Carol membelai rambut Emi ketika telah mengantar ke dalam kamar. "Anggap aja ini rumah kamu sendiri."

Emi mengangguk bak anak manis. "Terima kasih, Tan."

"Oh, iya. Dan di sebelah kamu itu kamar Alex. Jadi kalo Alex hampir terlambat bangun ke kantor, Emi bisa dengan mudah membangunkannya," bisik Carol pada Emi sembari memperagakan tangan seolah mengetuk pintu, lalu tertawa.

Emi juga ikut tertawa. Namun seperkian detik dia sempat meringis saat Carol berbisik lagi dengan satu tangan berada di sekitar mulut. "Tante tuh kadang suka kasihan sama Alex. Soalnya nggak ada yang ngurusi dia."

Sejujurnya Emi tidak tahu harus merespon apa. Jadi dia hanya mengangguk lagi. Matanya melirik Alex yang sedang menggiring kopernya masuk ke dalam kamar. Lagi pula siapa yang sudi mengurus lelaki tak berakhlak seperti Alex?! Wanita mana pun tak akan mau menjadi istrinya! Cuih.

Namun Emi kembali dibuat terkejut. Begitu pula Carol. Sebab Alex melempar koper itu ke atas kasur seperti memasukkan bola basket ke keranjang. Alhasil koper itu tergelincir dan terbalik ke lantai membuat pakaian Emi berceceran di lantai.

Emi dan Carol kompak tercengang.

Sementara Alex menoleh pada kedua wanita di dekatnya. Lagi-lagi dengan tatapan bersalah yang dibuat-buat.

"Aku tidak sengaja. Benda itu memang cukup berat."

Emi melangkah lebar ke hadapan Alex. Atas dasar apa Alex memperlakukan kopernya seburuk itu?! Kalau tidak ikhlas membantu, seharusnya lelaki itu bilang!

Alex menarik sudut bibirnya ke atas, samar begitu melihat raut wajah kesal Emi. Tentu saja senyum terselubung Alex itu sempat tertangkap di mata Emi. Dan apa kata lelaki itu tadi? Tidak sengaja hah?! Alex... dia benar-benar menguji kesabaran Emi!

"Aku bisa membantu merapikan pakaianmu."

"Tidak perlu, Lex!"

Satu alis Alex terangkat mendengar nada tak suka dalam suara Emi. Emi pun tersadar bahwa dia tidak sendiri di ruangan ini. Dia melirik sekilas pada Tante Carol yang fokus mengamatinya dengan Alex. Seketika Emi tertawa.

"Maksud aku, aku bisa melakukannya sendiri," ucap Emi selembut mungkin tapi matanya menyiratkan sebaliknya. Dia menatap sengit Alex yang menjejalkan kedua tangan ke saku.

"Kamu yakin?"

"Iya, Lex."

Sesungguhnya sedari tadi Alex keberatan mendengar Emi terus memanggil namanya seperti itu. Mereka saja bahkan tak saling kenal! Tapi apa boleh buat. Alex harus membiasakan diri mulai saat ini. Karena gadis sialan itu adalah tanggung jawabnya sekarang!

"Oke." Alex mengangguk santai lalu berbalik dan menuju pintu keluar.

Sementara Emi cuma menatap punggung Alex yang menjauh sambil menyumpahi dalam hati. Dasar lelaki tidak bertanggung jawab! Tapi detik berikutnya Emi terperangah saat Alex kembali berderap pelan menghampirinya. Mau apa lagi lelaki itu?!

"Aku tetap akan membantumu," ucap Alex yang langsung berjongkok dan memungut beberapa pakaian Emi yang berserakan di lantai. Mulut Emi jelas terbuka saking tak percaya.

Accidental MarriageDonde viven las historias. Descúbrelo ahora