05 ─ Calon Waketos

1.2K 210 274
                                    

"Kalea, Bangun!" Teriak Kenan yang tiduran di samping Kalea hanya dengan jarak 5cm dan membuat Kalea terkejut.

"Kak Kenan! Minggir ih." Tubuh Kalea seperti sedang terguncang-guncang tsunami dan juga gempa bumi, itu semua pasti ulah Kenan.

"Udah jam berapa tuh, gue mau berangkat duluan, lo bareng Haikal aja."

Kalea melihat ke arah jam di dekatnya, jarum jam menunjukan pukul setengah tujuh pagi yang membuat diri Kalea terkejut. Gadis itu melemparkan guling ke sembarang tempat, berlari dengan cepat menuju kamar mandi dan mengacak-acak lemari pakaian untuk meyiapkan seragam sekolah yang akan ia pakai.

"Gue tunggu 10 menit lagi. Kalau lebih dari itu gue tinggal." Kenan memutarkan bola matanya malas, sedangkan Kalea tidak merespon perkataan dari Kenan dan segera mandi.

Setelah selesai mengeringkan tubuhnya menggunakan handuk berwarna merah muda. Dengan cepat, Kalea menggunakan seragam sekolahnya, menyisir rambutnya serta mengoleskan lipblam di bibirnya dan juga menggunakan bedak tipis di wajahnya.

Kalea mengambil tas ransel miliknya yang berada di dekat meja belajar lalu keluar dari kamarnya dan berlari kebawah untuk menemui Kenan, tetapi ternyata Kenan sudah berangkat kuliah beberapa menit yang lalu.

"Bunda, Kak Kenan mana?"

"Kak Kenan baru aja berangkat kuliah, katanya dia kamu mau berangkat bareng Haikal?" Citra memberikan segelas susu hangat kepada Kalea.

"Kak Kenan nyebelin banget! Bunda, Kalea berangkat dulu ya." Ucap Kalea setelah meminum satu teguk susu coklat hangat dan mencium kedua pipi Citra.

Kalea berlari ke luar rumah, memakai sepatu dan mendengar bunyi suara motor milik Haikal, gadis itu mempercepat mengikat sepatu sekolahnya dan berteriak memanggil nama Haikal.

"Haikal! Bareng dong."

Haikal yang sedang menggunakan helm langsung mencari wajah seseorang yang sedang memanggil namanya, "Gak mau, gue malu."

"Haikal jahat banget kayak Nadine."

"Nanti di sekolah, orang-orang pada gibahin gue karena barangkat bareng sama lo yang teriak soal pembalut di zoom pas lagi rapat organisasi."

"Jaga lisan mu sahabat, ayo berangkat!" Kalea menarik tangan Haikal.

"Udah maksa, mana gak tau diri. Siapa? Ya Kalea."

"Berisik Haikal yang hobi buang air kecil di pohon cabai bunda gue."

"Sialan Kalea, yaudah ayo berangkat." Haikal menaiki motornya yang diikuti oleh Kalea.

Sepanjang perjalanan, gadis itu menghabiskan roti yang Citra berikan dan Haikal fokus mengendarai motor miliknya dengan kecepatan yang sedikit terlalu cepat.

Sesampainya di ruang kelas, Kalea menaruh tasnya diatas meja dan duduk dengan manis sambil menyapa Nadine dan juga Jevano yang sudah datang lebih awal.

"Ternyata Kalea berani masuk sekolah." Teriak Jevano dengan tawanya.

"Gue kan pemberani."

"Lagian emang Kalea punya malu?" Sambung Haikal yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Kayak lo punya aja!"

"Kalea emang gak malu, tapi gue yang malu berangkat bareng Kalea."

"Haikal, mau gue cepuin?"

"Cepuin aja, Kalea." Nadine memang selalu berpihak kepada Kalea walaupun terkadang menyebalkan seperti Jevano dan Haikal.

"Jam pelajaran pertama apa?" Tanya Kalea sambil mengeluarkan tempat pensilnya.

KETUA OSISOnde histórias criam vida. Descubra agora