[xx] I Remember Everything

Začít od začátku
                                    

"Aku─"

"Saat ku beritahukan semua anggota keluarga ini tentang kebusukanmu─juga ibuku, your game is over. Kamu bukan anggota resmi keluargaku, kamu hanya menggantikan posisi Alice, jadi aku tidak perlu terlalu sopan pada orang jahat sepertimu. Do you understand, aunty?"

BYURR!

"??!" Marcell mengalihkan pandangannya lantas matanya membulat saat melihat Jansen tercebur ke dalam air, begitu juga dengan Sophia yang langsung menaruh nampan makanannya kemudian memanggil manggil Jansen yang tak kunjung naik ke permukaan air.

Merasa seperti deja-vu, Jansen menutup kedua telinganya karena suara amber yang terus terusan terdengar bersahutan bersama ingatan ingatan masa lalu nya yang datang satu persatu membuat dadanya makin sesak berada di dalam air.

"Lihatlah dirimu yang lemah.. tidak jauh berbeda dari saudaramu yang tidak akan bisa bertahan. Dengan aku membunuhmu hari ini─keluargamu tidak perlu mendengar tangisan pilu mu ketika pemakaman Darren tiba, keinginanku terwujud, and in the end─I won..."

"Good bye Jansen, go to hell!"

BYURR!!

Jansen langsung membuka matanya. Dengan sisa sisa tenaga yang dimiliknya─ia berusaha berenang untuk kembali ke atas permukaan. Kolam renang yang berukuran sedang terasa begitu dalam dan gelap seperti sungai dibawah jembatan tower brigde.

Ingatan itu kembali.

Jansen mengingat dengan jelas bagaimana tubuh lemahnya didorong ke belakang hingga tercebur kedalam sungai bersama luka tembak di perutnya.

Dan amber pelakunya.

"Hahhh... hahhh.."

"Jansen! are you okay???" Marcell menghampiri sepupunya yang tengah berbaring telentang di pinggir kolam dengan napas terengah. Ia juga membawa handuk.

Sambil menatap langit pagi yang tampak cerah─Jansen berujar, "Marcell, aku mengingatnya. I remember everything.."

**

[ pada waktu yang sama ]

Setelah peristiwa yang terjadi kemarin lusa, Alice menjaga Darren dua kali lipat lebih ketat. Memastikan dia meminum obatnya setelah makan atau saat merasa kepalanya sakit.

Menelan pil pil obat itu bukan masalah untuk darren, namun nafsu makannya selalu hilang ketika melihat wadah obat obatan berjejeran diatas nakas.

Darren menghela, kembali menutup wajah pucatnya dengan selimut dan merubah posisi tidurnya menghadap ke arah pintu kaca balkon yang masih tertutup rapat oleh tirai abu abu.

Sementara dilantai bawah─Alice tengah ribut sendiri menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua.

"Apa dia masih tidur?" Ia bertanya pada dirinya sendiri sambil berkutat dengan alat alat dapur. Sesekali memanggil namun tak juga ada sahutan.

Perasaannya selalu tidak tenang saat Darren tidak ada disampingnya, jadi Alice memutuskan untuk mematikan kompor sejenak dan meninggalkan dapur.

klek─

Dikunci.

Alice mengetuknya, harap harap putra sulungnya terbangun dan segera membuka pintu.

Masih belum ada jawaban saat Alice mulai mengetuknya dengan tidak sabaran. Karena tidak memiliki kunci cadangan─Dia tetap berusaha keras membuka pintu itu meski pada akhirnya beberapa bagian dari pintu itu rusak parah.

Kaki rampingnya melangkah memasuki ruangan Darren yang memiliki bau khas. Alice tidak pernah tau apa jenis aroma yang melekat pada Darren, bau nya menenangkan hati.

"Darren, ayo bangun.. kita sarapan, lalu minum obat ya?" Alice membangunkan selembut mungkin agar tidak terlalu mengganggu.

Darren tidak bergerak sedikitpun, ia masih belum menyerah. Alice membuka pelan pelan selimut yang menutupi seluruh tubuh putranya hanya untuk dikejutkan dengan keadaan Darren.

"Darren???" Alice duduk di tepi ranjang, mengguncang pundak anaknya pelan, bahkan tangan Darren terasa dingin saat ia menyentuhnya. Wajahnya kelewat pucat disertai peluh pada pelipis hingga leher. Alice khawatir jika terjadi sesuatu lagi pada laki laki itu.

"Darren─"

"Sakit.."

Lagi-lagi Alice harus berusaha menahan air matanya ketika melihat kondisi putranya yang cukup memprihatinkan. Darren berkata begitu pelan, mengeluh jika ia merasa sakit.

"D─dimana? dimana yang sakit? kita ke rumah sakit sekarang ya?" Alice sudah bersiap untuk mengangkat tubuh ringan anaknya, masih dengan usaha menahan air matanya─sebelum Darren menyambung ucapannya barusan.

"Semuanya, sakit semuanya.. it felt like dying" Air matanya lolos dari pelupuk mata Darren yang masih terpejam. Rasanya sangat sakit seperti nyawanya sedang diangkat pelan pelan ke atas.

Dengan isakan yang masih mati matian ditahan─Alice menelfon ambulance.

"Darren, bertahanlah.. tolong bertahan sebentar saja.."

**

Pikiran Jansen benar benar kacau ketika mobil yang ditumpanginya bersama sang ayah memasuki area perumahan. Berharap penuh tidak terjadi sesuatu yang mengerikan pada kakak laki lakinya terkait percakapan mereka kemarin sore di Greenwich Park.

Namun lagi-lagi harapannya pupus direnggut kenyataan saat ia melihat mobil ambulance terparkir tepat didepan rumah Alice.

Jansen langsung turun dari mobil begitu lawrence memberhentikannya.

Pemuda itu berlari tunggang langgang memasuki area halaman, kembali dikejutkan dengan pemandangan pahit yang sama sekali tak ingin ia lihat dipagi yang cerah seperti ini.

Dadanya terasa amat sesak ketika mendapati Darren terbaring diatas brangkar bersama alat alat medis yang melekat di tubuhnya. Dibalik masker oksigen yang membantu laki laki itu bernapas─Jansen bisa melihat wajah pucat pasinya.

Jansen berlari mendekat, menggenggam erat tangan Darren yang sudah terasa dingin.

"Tolong, jangan sekarang.. aku menyesal tidak mengingatmu.. berikan aku kesempatan sekali saja untuk meminta maaf padamu.." Disertai tangisan─Jansen memohon, karena lisannya tak mampu berucap─maka hati yang menggantikannya.

Langit mendung di dalam diri Jansen semakin menghitam, amarah dan kesedihannya bercampur menjadi satu seperti hujan yang turun bersama guntur dan petir.

Merasa marah karena dengan bodohnya ia tidak mengenali saudara kandungnya sendiri dan lebih percaya pada Sophia si ibu tiri.

**




















𝐓𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞𝐝

Brother, mgicboba27/3/21*oalah Sophia jancuk lawrence brown

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Brother, mgicboba
27/3/21
*oalah Sophia jancuk lawrence brown.

BROTHERKde žijí příběhy. Začni objevovat