O5 | The Closed Case

467 114 61
                                    

Sabtu, 11.58

"Permisi~"

"Nak Seonghwaaa?!"

Suara nyaring seorang wanita paruh baya di depan rumah mengudara sampai ke telinga Seonghwa. Ia berdecak, "bisa gak sih sehari aja gue tenang dikit, padahal 'kan udah ditempel kertas."

Iya, Seonghwa menempel kertas ukuran HVS bertuliskan 'Jangan ganggu, orangnya lagi sibuk' di depan pagar. Namun, masih saja ada yang nyelonong masuk ke teras rumah Seonghwa mentang-mentang pagarnya tidak digembok. Mana datangnya siang bolong lagi. Jam-jamnya Seonghwa badmood.

Seonghwa pun membereskan berkas-berkas yang berserakan di atas meja ruang tamu kemudian memasukkannya ke dalam map biru yang terletak di ujung sofa. Kalau tidak disimpan dengan baik nanti hilang, karena itu lembaran hasil analisis bukti kasus-kasus yang tengah Seonghwa pecahkan. Jumlahnya ada 12 kasus, oh tidak Seonghwa pusing sekali.

Map itu dipindahkannya ke laci bawah televisi lalu laci tersebut ditutup rapat-rapat. Ia pun berjalan lesu menuju pintu. Membuka pintunya secara perlahan.

"Selamat siang Bu, Pak."

"Kayak penjaga toko aja selamat siang." Ia terkekeh," kami ke sini gak bakal lama kok," ucap mama Yunho, di sampingnya juga ada sang suami.

"Oh, maaf ada yang bisa saya bantu?" tanya Seonghwa berusaha se-formal mungkin.

"Sebelumnya saya mau ngasih ini," kata mamanya Yunho. Ia menyodorkan bungkusan plastik putih kepada Seonghwa. Lantas Seonghwa menerimanya dan berterimakasih, sebab mama Yunho bilang itu adalah chicken buldak favorit Seonghwa.

"Nah, tujuan kami ke sini itu ingin menutup kasus kecelakaan Yunho," imbuh sang papa. Istrinya pun mengangguk setuju.

"L-lho kok?" Dahi Seonghwa berkerut bingung.

"Iya, kami mau kasusnya segera ditutup dan tidak perlu dibawa-bawa sampai ke hukum," jelas mama Yunho. Seonghwa masih kebingungan, kok tiba-tiba? Maksudnya tuh kenapa nggak dari awal?

"Tapi saya hampir selesai, besok pagi sudah bisa saya serahkan berkasnya ke pihak berwajib," sanggah Seonghwa.

"Kami minta maaf, tapi kami mohon tidak usah membesar-besarkan kasus ini, ya," balas mama Yunho.

Seonghwa mengenggam bungkus plastiknya erat-erat, dia sedikit emosi. Bayangkan saja, ia rela begadang dua hari berturut-turut demi menyelidiki penyebab kecelakaan sahabatnya ini. Dengan seenaknya orangtua Yunho mendadak datang dan meminta kasus segera ditutup.

Bukti-bukti sudah tiga perempat terkumpul, dua orang saksi juga telah Seonghwa mintai keterangan, hasil pemeriksaan forensik pun sudah lama keluar, tinggal meminta persetujuan dari orangtua Yunho. Akan tetapi ... ah sudahlah.

"Saya tahu jelas kronologinya. Mobil pelaku melaju kencang di atas kecepatan 40km/jam ketika keadaan jalan sedang sepi, di sebelah kiri ada motor korban yang sedang mengalami kebocoran ban. Diduga mobil itu sengaja membanting setirnya ke arah kiri dan langsung menabrak sepeda motor korban hingga terpental ke trotoar dekat gorong-gorong yang sedang dibangun. Di situ korban sempat menunjuk-nunjuk ke arah mobil pelaku sebelum tergolek tak sadarkan diri." Seonghwa berhenti sejenak, menatap dua orang di depannya yang terlihat fokus seperti dibacakan dongeng.

Seonghwa melanjutkan, "sang pelaku semakin meningkatkan kecepatannya hingga 60km/jam. Warga setempat pun melemparinya batu-bata bermaksud agar pelaku berhenti. Bahkan, ada yang mengejar menggunakan motor, tapi beliau tertinggal jauh. Beruntungnya aksi itu sempat direkam oleh siswi SMP yang baru saja pulang sekolah, Yoon Seeun."

"...."

Seonghwa berdehem. "Sekian Bu, Pak."

"Terima kasih banyak Nak, tapi keputusan kami sudah bulat. Kami mohon tolong tutup kasus ini secepatnya," ujar lelaki paruh baya itu.

"Berarti pelakunya dibiarkan bebas, begitu?" tanya Seonghwa ragu.

"Beritahu kami saja siapa pelakunya, nanti kami sendiri yang akan memberinya hukuman," tutur mama Yunho.

"Namanya Lee Minho," ujar Seonghwa memberitahu.

"Lee Minho?!! Itu 'kan pembunuh bayaran yang menghilang 2019 lalu." Terlihat kentara ekspresi kaget di wajah kedua orangtua Yunho. Masalahnya nama Lee Minho itu pernah terkenal pada masanya.

"Iya benar. Yakin Bapak bersedia melepaskannya?" tanya Seonghwa meyakinkan.

"Yakin. Saya 'kan sudah bilang kalau saya sendiri yang akan menghukumnya," ucap ayah Yunho antara keukeuh dan sok berani.

"Baiklah kalau begitu ...." Seonghwa mengangguk-angguk, "... berhati-hatilah," ujarnya seraya tersenyum miring.


✦ ✦ Iꬶᥒoꭉꫀɗ ⴸἱᥣᥣ⍶ἱᥒ ✦ ✦


Sabtu, 12.01

"Sudah selesai sesi tanya jawabnya?" Juyeon bertanya. Masa iya dia cuma diintrogasi selama 7 menit doang? Kayak kultum aja.

Padahal Yeonjun dan Yeosang diinterogasi hampir satu jam.

"Sudah, soalnya anda tidak terlalu mencurigakan," jawab Taehyung.

Juyeon langsung beringsut pergi dari kursi kayunya. Dengan Taehyung yang setia membuntutinya dari belakang, ia keluar meninggalkan ruang introgasi.

Sampailah Juyeon di depan ruang tunggu introgasi. Di sana Yeonjun dan Yeosang tengah sibuk membicarakan sesuatu sampai-sampai mereka terkesiap ketika Juyeon, Taehyung, bersama satu polisi lainnya datang.

Polisi satu lagi dengan name tag 'Jimin' pun berdiri di hadapan Yeonjun seraya berkata, "bisa anda berdiri sebentar?" Yeonjun hanya mengangguk.

"Anda ditangkap."

Jimin berucap demikian. Kedua pergelangan tangan Yeonjun buru-buru ia borgol. Yeosang dan Juyeon tampak kaget sekaligus tak percaya.

"Kok bisa?! Kemaren kita bertiga ngumpul ketawa-ketawa aja tuh kek gak ada beban hidup," heran Yeosang.

"Kemaren juga tengah malem gue ke kamar Yeonjun buat ngembaliin koper dianya lagi tidur, mana nyenyak banget lagi, padahal udah gue senggol," tutur Juyeon.

Yeosang menatap tajam Juyeon. "Jadi lo nyalahin gue?!"

"Enggak ah, kapan coba gueㅡ"

Taehyung yang semakin kesal pun berusaha memperjelas keadaan. "Ssttt diam!!! Tersangka Yeonjun memiliki alibi yang tidak begitu kuat. Mau tidak mau kami harus menahannya sampai waktu persidangan minggu depan, mengerti?!!"

Taehyung membantu Jimin untuk menyeret paksa Yeonjun ke sel. Yeonjun sudah lemas tak berdaya, kalau sudah begini ia tak bisa membantah--- sekalipun dirinya tak bersalah.



















































➪ To be continued.

✦ Ignored Villain ːː ATEEZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang