O1 | Just Kidding!

717 177 217
                                    

Kamis, 11.05

Hongjoong, Mingi, dan Jongho langsung datang ke TKP ketika seorang polisi memberitahu alamatnya di telpon tadi. Polisi mengetahui nomor telepon Hongjoong saat memeriksa ponsel Yunho yang ternyata tidak dikunci layar. Jadi, tak perlu repot-repot mencari cara untuk membukanya.

Di aplikasi perpesanan, Yunho terakhir mengirimkan pesan pada Hongjoong, Yeosang, dan ibunya. Namun, Yeosang tidak dapat dihubungi bahkan nomornya tidak aktif. Lantas polisi hanya menelpon Hongjoong dan orangtua Yunho saja.

"NAK HUHUHUUU BANGUN NAK BANGUUUN ... MAMA ADA DISINI HUHUUUUUU AYO KATANYA MAU NGIRIMIN UANG SEJUTA KE REKENING MAMA ... HIKSSSS ..." Tangis ibunya Yunho pecah kala mendapati anaknya terguling di atas genangan darah yang merembes dari kepala Yunho yang bocor akibat terbentur trotoar.

Diduga akibat kecelakaan tabrak lari. Polisi juga tengah menindaklanjuti siapa pelakunya.

Hongjoong, Mingi, dan Jongho makin tidak tega memandang ibu Yunho yang terus-terusan memeluk erat anaknya yang tergeletak tak bernyawa. Yunho orang baik-baik, rasa tidak percaya melihatnya pergi secepat ini.

Sebenarnya perihal uang sejuta yang ingin Yunho kirimkan ke rekening ibunya itu bukan masalah serius. Namun, ibunya berharap Yunho segera bangun untuk mengingatkan bahwa ia punya janji yang belum ditepati dan tidak boleh dibawa mati. Keduanya memang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

Apa boleh buat? Tuhan berkehendak lain. Yunho benar-benar sudah mati, mustahil untuk hidup kembali melihat kondisinya yang terbilang cukup parah. Ibu Yunho tak kuasa menahan air mata yang terus mengalir membanjiri pipinya. Padahal suaminya sudah berkali-kali mencoba menenangkannya agar tetap tabah mengikhlaskan kepergian anaknya.

"NAK YUNHO, S-SIAPA YANG TEGA BIKIN KAMU MENINGGAL BEGINI HIKSSSS."

"Sudahlah Ma. Kita memang sayang sama Yunho, tapi mungkin Tuhan lebih sayang makanya Dia mau Yunho mendapat tempat yang lebih berhak di sisiNya," ujar ayahnya Yunho seraya menepuk-nepuk punggung sang istri.

Ibu Yunho menepis kasar tangan suaminya. "Sayang darimananya?! Kamu saja nggak datang pas hari kelahiran Yunho!!" semprot ibunya Yunho.

Lelaki paruh baya itu seketika membisu. Yang dikatakan istrinya memang benar bahwa ia tidak ada saat dimana Yunho pertama kali melihat dunia. Dia terlalu sibuk dengan urusan bisnisnya di luar negeri.

Polisi berdehem. Mencegah bau-bau pertengkaran rumah tangga yang sudah mulai tercium. Sontak orangtua Yunho segera meminta maaf dan meminta izin untuk membawa anaknya pulang untuk dimakamkan.

"Terima kasih sudah jadi teman baik Yunho, jaga diri kalian baik-baik," pesan ibu Yunho kepada Hongjoong, Mingi, dan Jongho sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil ambulans.

"Upacara pemakamannya akan diadakan besok jam 9 pagi."

Itu suara ayahnya. Ketiga pemuda tersebut pun mengangguk. Melambaikan tangannya kala punggung dua orang dewasa itu perlahan menghilang.

《 16 Days 》

Kamis, 11.57

Sudah hampir 2 jam sejak kepergian Yunho. Tak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain diam tak berkutik. Bergelut dengan pikiran masing-masing.

"Kok tiba-tiba banget, ya?" tanya Mingi seraya termenung dengan satu tangan yang menopang dagu pada pinggiran sofa.

Mereka bertiga balik lagi ke apartemennya Jongho. Sekalian nyuruh temen-temennya ketemuan disini buat ngomongin masalah kecelakaan Yunho. Apa mungkin Yunho punya masalah sama seseorang makanya orang itu balas dendam?

✦ Ignored Villain ːː ATEEZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang