Part 12 : Tangan Keano Tertusuk

17 7 12
                                        

Saat Alfa dan Bibi telah sampai di Rumah Sakit. Alfa langsung berlari, sekencangnya untuk pergi melihat keadaan Mamanya.

Saat sudah membuka pintu ruang IGD, tubuh Mamanya sudah tidak ada. Seperti nya ada yang membawa tubuh Mamanya.

Ia keluar dan bertanya kepada Bibi nya. "Bi, Mama di mana?" tanya Alfa dengan keringat yang sudah mengucuri dahinya. "E, anu-anu!" jawab Bibi gugup. Tak tau apa yang akan ia jawab dari pertanyaan Alfa.

Alfa hanya mendengus kesal, dan langsung pergi mencari di mana Mamanya berada.

Ia menanyakan kepada Suster satu-persatu. Menyebutkan nama Mamanya, tapi tak ada satu pun Suster yang tau Mamanya ada di mana.

Melihat ke kamar kosong di pojok sana, membuatnya ingin ke sana. Tapi langsung dihadang oleh Bibi. Kenapa Bibi menghadang Alfa?

"Kenapa, Bi?" tanya Alfa berusaha melewati hadangan dari Bibi.

"Alfa mau apa ke situ, itu ruangan kosong. Jangan ke situ!" ucap Bibi merentangkan tangannya, agar Alfa tak bisa masuk ke dalam kamar dan tak melihat apa ada di dalam ruangan.

"Lah, Alfa cuma mau lihat. MINGGIR IH, BI!" sinis Alfa, mendorong tangan Bibi dan menjebolkan pertahanan Bibi.

Saat sudah memegang gagang pintu, Alfa dipanggil oleh seseorang. Ternyata itu adalah Dokter, yang kemarin menangani Mamanya. Ia pun tak jadi membuka ruangan itu dan mendekat ke Dokter.

"Mamanya di mana, Alfa?" tanya Dokter itu, yang membuat Alfa kaget. Karena Dokternya sendiri tak tau di mana Mama.

"Lah, Alfa pikir Dokter tau. Mama hilang dari ruang IGD!" lirih Alfa.

"Astaga!" ucap Dokter ikut pusing, dan pergi bertanya kepada salah satu Suster yang ada di situ.

"Suster, Pasien yang ada di ruang IGD atas nama Jhovanka Soenette—Mama Alfa.

Si Suster pun bingung dan tak tahu apa-apa tentang keberadaan Mama Alfa sekarang.

Di tengah-tengah mereka semua mencari, ada sebuah sumber suara yang meminta tolong. Apa jangan-jangan itu? Ah sudahlah, jangan pikir yang negatif.

Saat Alfa sedang mencari, ia mendengar suara itu. Dari mana asal suara ini?

Saat Alfa melangkah ke arah IGD, suaranya semakin membesar. Sadar, suara itu dari ruangan yang tadi. Ia langsung memanggil Dokter, dan membukanya.

Ia sangat kaget, karena melihat Mamanya yang sudah sakit, malah di bawa ke ruangan yang gelap, dan seluruh tubuh Mama ditutupi oleh kain bewarna putih. Untung saja Mama Alfa bisa ditemukan.

"Mama! Mama, gak apa-apa kan?" ucap Alfa mengangkat kepala Mamanya dan memeluk sambil menangis.

"Mama kenapa ada di sini?" tanya Alfa. Mama menunjuk ke arah dia, tapi dia langsung tak sadarkan diri.

"Dok-dok, tangani Mama saya cepat!" ucap Alfa menyuruh Dokter untuk cepat menangani Mamanya. Karena kondisi Mamanya yang sangat kritis.

Dokter langsung memanggil seluruh Suster dan perawat, untuk membawa Mama Alfa kembali ke ruang IGD, lalu memasang kan alat pernapasan, dan detak jantung.

Dengan kondisi Mama seperti ini, Mama tak bisa mengungkapkan siapa yang membuatnya begini.

"Siapa yang tega buat Mama begini? Jika aku tau, ku remukkan tubuh dia!" batin Alfa kesal dengan orang yang memperlakukan Mamanya seperti itu. Di saat Mamanya kritis, keberadaan Bibi sedari tadi tak ada.

Alfa menunggu Mama nya dari luar IGD, dengan penuh perasaan panik, ia melupakan kalau Keano ia tinggal sendiri di rumah.

***

Keano bangun di pagi hari, tepat di rumah Alfa. Sinar Mentari memasuki dan menerangi seluruh kamarnya yang sangat luas itu.

Tiba-tiba, perut Keano bunyi, ia sangat lapar.

Ia keluar dari rumah, tapi ada orang yang ada di dalam rumah itu, hampa dan senyap.

Saat melihat ke meja makan. Ada sebuah lauk dan nasi yang mungkin sudah disediakan oleh Bibi. Ia segera ke sana dan mengambil nasi untuk ia makan.

Saat Keano makan, ia merasa seperti di mulutnya ada rasa darah. Darah? Darah dari mana?

"Eh, ini apa yah?! Kok ada rasa-rasa darah," batin Alfa mengkorek-korek nasi dalam mulutnya. Saat mengeluarkan tangannya, seluruh jarinya berlumuran darah dan ada rambut yang sangat panjang.

Ia langsung mundur dari meja makan itu, karena melihat semua pisau berterbangan, menyambar dan hampir mengenai telinganya. Ia berlari ke kamar dan mengunci rapat-rapat.

Napasnya yang masih ter engah-engah, berusaha ia normalkan agar tidak terlalu panik.

"Keano, tenang!" Keano berusaha menenangkan tubuhnya sendiri. Ia pergi ke kamar mandi di dalam kamarnya, dan membersihkan apa yang di dalam mulutnya. Tapi aneh, saat ia melihat mulutnya, tak ada apa-apa di dalam. Nasi, tak ada. Darah pun yang tadi ada di mulutnya hilang seketika.

"Apa ini?" tanya Keano pada dirinya sendiri sambil membilas mulutnya.

Saat sudah membersihkan seluruh mulutnya, ia keluar dari kamar mandi dan melihat semua pisau yang melayang di depannya. Pisau itu terbang, dan hampir mengenainya.

"ANJIR, ITU PISAU SIAPA?" Keano langsung menunduk dan langsung merangkak ke tempat tidurnya.

Saat sudah sampai di tempat tidurnya, ia melihat pisau itu menancap di tembok. Saat Keano menatap tajam pisau itu, ia melihat pisau itu bergetar, dan terlepas, dan kembali menuju ke Keano.

Keano bergegas, naik ke tempat tidurnya, tapi sayang, pisau itu mengena tangannya di sebelah kanan. Darah tangan Keano bercucuran.










Siapa pelakunya ini?

Mysterious Time RotationWhere stories live. Discover now