2. Ruang Temu Masa Lalu

70 41 7
                                        

Untuk mencintai, terkadang kita perlu mengorbakan berbagai hal. Sahabat, teman bahkan pekerjaan. Apalagi, sudah menjalin hubungan serius. Sebetulnya tidak ada masalah dengan hubungan mereka. Namun terkadang, tidak semua pasangan bisa menerima hal itu. Dan untungnya, Erlan bukan laki-laki yang menuntut banyak hal. Ia membiarkan Bella berbuat sesukanya.

Setiap hal, selalu ada plus dan minusnya. Begutupun dengan Erlan dan Bella. Walau mereka tidak pernah mengkekang satu sama lain, namun untuk mengerti perasaan masing-masing masih begitu sulit. Saling terbuka satu sama lain juga masih sangat tabu bagi mereka. Bukan karena mereka belum terlalu mengenal satu sama lain, tetapi sebab gengsi yang selalu menghantui.

Malam ini, Erlan mengajak Bella untuk berkunjung ke rumah orang tuanya. Merayakan ulang tahun Anelise, kakak Erlan. Siang tadi, Bella merasa gundah. Untuk pertama kalinya ia bertemu dengan Analise.  Sebab saat pernikahan tahun lalu, ia sedang berada di Belanda untuk melanjutkan perguruan tingginya. Berkali-kali, Erlan mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Analise kakak yang baik.

Bella mengenakan dress panjang putih selutut. Rambutnya sengaja ia gerai dan hanya diberi polesan merah tipis di bibir. Dan juga sedikit dembul untuk menutupi bekas jerawatnya yang tidak kunjung sembuh. Erlan sudah menunggu dibawah, sedangkan Bella masih senantiasa murung dihapadapan kaca. Sampai suara Erlan memanggilnya begitu kencang dari lantai bawah. Lantas, dengan cekatan kakinya tergerak saat itu juga.

Di dalam mobil, tidak ada suara bicara atau bahkan gelak tawa. Keduanya memilih saling diam. Si pembuka topik, alias Erlan tidak biasanya diam saja seperti ini. Biasanya lelaki itu paling ahli untuk mencairkan suasana. Mereka memutar sebuah lagu kesukaan Erlan. Bella tidak tahu apa judul lagunya dan penyanyinya. Karena, Erlan lebih berselara ke musik Barat. Lagu itu selalu wajib di putar setiap sedang perjalanan.

Ada lirik yang selalu terbendung dalam benak Bella. Liriknya seperti, "Nothing's gonna change my love for you" Bella pernah dengar lagu ini di nyanyikan oleh Bagas dan bahkan di putar berkali-kali olehnya saat sedang jatuh hati pada Veronica, mahasiswa fakultas kedokteran. Kata Bagas, lagu ini cocok untuk orang yang sedang gila-gila sama cinta.

Bella melirik Erlan, lelaki itu tersenyum tipis dengan pandangan ke depan. Tidak lama, Erlan juga menoleh pada Bella. "Kenapa? Aku ganteng, ya?"

"Apaan sih! Biasa aja lah"

Erlan kemudian tergelak saat Bella bertindak malu-malu. Kalau ditanya bohong atau tidak, jawabannya adalah bohong! Mana pernah sih Erlan terlihat biasa-biasa saja. Ia selalu tampan kapan pun dan dimanapun. Bahkan sempat beberapa hari lalu, Sandra menunjukan foto Idol Korea yang menurutnya paling ganteng seantero alam semesta pada Bella, dan Bella hanya mendengus. Masih gantengan laki gue.

"Kenapa sih kamu selalu puter lagu ini terus? Nggak bosen?"

"Enggak."

"Kamu bosen, ya?" Lanjutnya.

"Kamu hampir puter lagu ini 20 kali, gimana nggak bosen?"

"Aku enggak tuh. Karena cantiknya kamu juga enggak bosen-bosen. "

"Apa hubungannya sih?"

"Ya enggak ada. Pengen jawab itu aja."

"Kebanyakan gombal kamu tuh."

"Daripada kamu kebanyakan mau."

Bella sontak melotot. "Kebanyakan mau apa ya aku?!"

Even If You're Not The Only One | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang