5. Amarah

13.6K 2.1K 99
                                    


•••


A

lega berjalan menuju kantin dengan suasana hati yang begitu buruk, langkahnya tegas, terlihat aura mengerikan memancar begitu saja dari tatapan matanya. Membuat murid lain yang hendak berpapasan dengan Alega mengurungkan niatnya, mereka mengerti jika Alega sedang dalam mode marah seperti ini berpapasan denganya sama saja dengan mencari masalah.

Remaja dengan pakaian acak-acakan itu berjalan menuju meja kantin yang sedang di sisi oleh tiga orang murid dengan seragam organisasi disana, Alega berjalan dengan tidak santai. Lelaki itu tidak segan menendang bahkan mendorong semua meja dan kursi kantin yang menghalangi jalannya dengan kasar, amarah menguasainya.

Suasana kantin yang awalnya begitu damai dan tentram seketika berubah menjadi ricuh karena kedatangan Alega. Para murid yang lain memilih pergi menjauhi area kantin, karena mereka tau Alega akan mengamuk di sini.

Brak!

"Bangsat!"

Alega membentak dengan kasar membuat tiga murid berseragam organisasi Osis yang ada di sana tersentak kaget, Alega menarik kerah seragam salah satu dari ketiga anak sok suci sekolah itu. Jelas membuat banyak orang yang melihat itu berteriak histeris.

Sedangkan orang yang di perlakukan kasar oleh Alega hanya memasang wajah datarnya.

"Apaan sih datang-datang ngajak ribut? Waras lo?!" Salah seorang lelaki mungil disana ikut panik, mereka yang awalnya makan dengan tenang menjadi terganggu karena kehadiran Alega yang merusuh.

Salah seorang anggota osis blasteran dengan paras cantik juga panik, karena Alega mencekik temannya kelewat kasar. "Lepas Alega!"

Alega memandang keduanya dengan tajam, "Berisik! Lo berdua gak usah ikut campur, atau kalian juga dapat akibatnya nanti!"

Alega kembali memfokuskan dirinya pada orang yang saat ini sedang dia cengkram kerah seragamnya.

"Addam, kenapa lo selalu ngusik ketenangan gue dan ikut campur semua urusan gue hah?!"

Alega membentak begitu kasar ke arah orang itu, yang tidak lain adalah Addam si ketua osis SMA Dewantara. Lelaki dengan rambut coklat gelap itu tadi sedang makan siang dengan kedua sahabatnya Jaki dan Revan, namun tiba-tiba Alega datang dan mencengram kerah seragamnya.

Addam masih memasang wajah datarnya, seolah tidak takut dengan Alega yang sedang emosi di hadapannya. Wajah datar dan santai itu malah membuat jiwa angkuh Alega merasa di tantang. Dia semakin mengeratkan cengkeramannya di kerah seragam si ketua osis.

Lain dengan Revan dan Jaki yang sangat khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk dengan sahabatnya.

"Lo ngamuk kaya orang kesetanan gini ada apa?" Addam masih berusaha santai menanggapi Alega yang tersulut emosi, meskipun jujur saja cengkraman Alega yang sangat kuat cukup membuat Addam sulit bernapas.

"Orang tua gue di panggil kepala sekolah, dan gue di skors seminggu karena poin pelanggaran gue habis! Gue yakin itu semua ulah lo, yang sengaja bikin jelek nama gue, anjing!"

Alega benar-benar emosi saat ini, minggu ini catatan kenakalannya begitu banyak dan membuatnya harus mendapat skors selama dua hari karena itu. Hukuman memang tidak berarti bagi seorang anak donatur terbesar sekolah. Tapi Alega harus berhadapan dengan amarah ayahnya karena ketua osis sialan ini. Alega pasti akan mendapat masalah besar.

"Bukan gue yang nyatet poin, anggota osis bukan gue doang kalau lo lupa." Addam terlihat santai dan tenang, sangat berbeda dengan Alega yang di kuasai amarah.

Ketos vs Ketua Geng | NominWhere stories live. Discover now