onlytears | BEFORE STORY

17.8K 695 32
                                    

Author POV

[October, 12th 2013]

Langit gelap mulai berganti warna menjadi terang bersamaan dengan kembalinya sang bulan dan para bintang ke peraduannya. Gumpalan-gumpalan awan yang tebal membuat matahari tampak malu menunjukkan sinarnya. Udara yang dingin membuat seorang pemuda masih terlelap dalam tidurnya tanpa mempedulikan hari yang sudah pagi.

Do you hear me? I’m talking to you. Accross the water, accross the deep blue ocean under the open sky, oh my.. baby I’m trying...

Tak mempedulikan handphonenya yang sedari tadi berdering, namja itu tetap meringkuk dalam selimutnya. Namun telinganya justru semakin terganggu dengan nyanyian dari Jason Mraz di handphonenya itu.

Dengan mata terpejam, diraihnya handphonenya dan segera mengangkat panggilan yang menganggu tidurnya itu.

Yeoboseyo?” ucap Myungsoo – pemuda tersebut – di telepon dengan suara serak khas bangun tidur.

“Oppa? Kau baru bangun ya? Kenapa baru bangun? Kita kan mau kencan.”

Myungsoo yang sudah tahu betul siapa penelepon itu tak beranjak sedikitpun dari tidurnya. “Kita kan perginya jam dua belas, ini masih pagi.”

“Ini sudah jam sepuluh, Oppa. Kalau kau tak bangun nanti telat menjemputku. Aku tidak ingin ketinggalan nanti.”

Namja itu memutar bola matanya yang sudah terbuka lebar mendengar suara di seberang. “Ne..ne.. aku bangun. Sudah ya aku mau mandi.” Kata Myungsoo lalu memutuskan panggilannya tanpa menghiraukan si penelepon yang belum selesai bicara.

Bukannya segera bangun sesuai perkataanya tadi, namja itu justru menarik selimutnya kembali dan mulai meringkuk melanjutkan tidurnya. “Hah.. tambah setengah jam lagi kan tak masalah.”

....

Sebuah cafe dengan interior modern itu tak terlalu ramai karena jam makan siang yang sudah lewat beberapa jam yang lalu. Namun tak membuat dua orang yang duduk di dekat jendela itu beranjak dari tempatnya.

Myungsoo berdecak melihat gadis di sampingnya yang sedari tadi diam dan tak mau mengajaknya bicara. Bibirnya yang berwarna merah muda itu mengerucut tanda ia sedang kesal.

“Suzy-ah, aku kan sudah minta maaf.” Ucap Myungsoo sambil menatap gadis itu, berharap ia menyudahi aksi diamnya.

Gadis yang dipanggil Suzy itu melirik Myungsoo dengan tajam. “Aku kan juga sudah bilang pada Oppa supaya jangan telat.” Sungut Suzy.

“Eish.. aku hanya ketiduran sebentar. Lagipula kita hanya ketinggalan sedikit tadi.” Protes Myungsoo.

Ia benar-benar kesal pada gadis itu. Memang ia yang salah karena telat menjemput Suzy sehingga mereka telat juga saat akan menonton Rosemary, drama musikal yang sudah lama ditunggu Suzy. Tapi bukahkah Myungsoo sudah minta maaf? Dan.. mereka hanya ketinggalan tiga menit.

Suzy meletakkan sendok kopinya sedikit kasar di meja.

“Apanya yang sedikit? Bagian awal itu sangat penting!”

Oh Tuhan.. Myungsoo benar-benar kesal sekarang. “Itukan sudah lewat, tidak bisakah kita tidak membahas itu lagi. Jangan kekanakkan, Suzy-ah!”

Suzy membulatkan matanya mendengar kalimat Myungsoo. Apa? Kekanakkan? “Mwoya?Sekarang Oppa malah mengomeliku dan bilang aku kekanakkan! Huh! Kau menyebalkan, Oppa!”

Ia hentakkan kakinya meninggalkan Myungsoo yang masih duduk di dalam cafe.

“Eish.. merepotkan!” gerutu Myungsoo.

Tak lama kemudian ia melangkahkan kakinya menyusul Suzy yang sudah berjalan jauh. “Ya! Suzy-ah! Kau mau kemana?” teriak Myungsoo sambil mengejar Suzy yang tak kunjung berhenti. “Eish.. Jinjja! Ya! Suzy-ah!”

....

Myungsoo POV

“Eish.. Jinjja! Ya! Suzy-ah!”

Kususul Suzy yang terus melangkahkan kakinya dan tak berniat untuk berhenti. Eish.. gadis itu.. benar-benar! Gampang sekali marahnya! Kupercepat lariku dan menghadang langkahnya. “Kau marah?” tanyaku begitu sampai di depannya.

Dia justru memalingkan wajahnya.

Kuraih kedua pipi bulatnya dan menghadapkannya padaku. “Jangan marah..” ucapku. Suzy masih tak menatapku. Bola matanya mengarah ke samping, menghindari tatapanku. Kuhela nafasku. “Mianhe. Aku tak bermaksud mengomelimu. Jangan marah, Suzy-ah...” pintaku.

Kali ini Suzy menatapku. “Apa aku keterlaluan? Apa aku benar-benar kekanakan? Kau benci padaku? Myungsoo Oppa?” lirih Suzy. Matanya sedikit berkaca-kaca.

Eish.. kenapa dia malah ingin menangis.

Aniya. Aku mencintaimu, mana mungkin aku membencimu.” Jawabku sambil mengulurkan tangan kananku menyentuh puncak kepalanya, lalu mengelusnya pelan. Kusunggingkan senyumku untuk meyakinkannya.

Sedetik kemudian kulihat ia telah memasang senyumnya. “Nado saranghae.”

....

Fin.

....

Vote and comment :)

✅ Only Tears |Myungsoo x SuzyWhere stories live. Discover now