DUA PULUH DELAPAN

Depuis le début
                                    

Ia membenci perasaannya, disaat Riana sudah mulai mencintai pria itu. Ralex dengan tega berselingkuh darinya. Tanpa sadar air mata Riana kembali mengalir. Gadis itu makan sembari menangis. Sesakit itu perasaannya dengan perbuatan Ralex. Ia mengusap air matanya, "aku benar-benar bodoh. Mengapa aku harus menangis karena pria seperti itu."

Walaupun sesak, Riana kembali melanjutkan makannya. Ia berusaha tidak memikirkan pria itu. Riana tidak ingin karena Ralex ia menjadi gadis bodoh. Ia tidak ingin menangis karena pria.

Selesai dengan makanannya, Riana meletakkan piringnya kembali ke atas nakas dan meraih segelas air putih. Ia menghabiskan isi gelas itu sampai tandas. Riana terdiam, perasaannya mulai membaik. Ia menutup matanya sesaat lalu membukanya kembali. Bertepatan dengan itu ketiga sahabat Riana muncul dari balik pintu kamar gadis itu.

"OMG Riana, akhirnya kami bisa bertemu denganmu." Misya berteriak lebay.

"Untuk apa kalian kemari?" bukannya senang akan kehadiran para sahabatnya, Riana malah pusing. Gadis itu memijat keningnya.

"Kau seharusnya senang kami menjenguk mu, itu artinya kami masih peduli padamu," kata Sarly.

"Aku tidak peduli!" balas Riana.

"Terserah padamu saja, intinya kami kemari karena kau memiliki banyak masalah," kata Sarly lagi.

"Ya dan sebagai sahabat sejati, kami ingin membantu masalahmu." Tiani menimpali.

"Kau selalu memiliki banyak masalah," ujar Misya.

"Yasudah jika kalian bosan dengan sahabat kalian yang memiliki banyak masalah ini, lebih baik kalian pergi," kata Riana. Ia hari ini sangat sensitif pada siapapun.

"Hei, hei ada apa denganmu gadis cantik? Tidak biasanya kau sensitif seperti ini." Misya tertawa membuat Riana kesal. Ia mengambil bantalnya dan melemparkannya pada Misya. Misya menangkap dan menjulurkan lidahnya, "tidak kena wllee."

"Kenapa kalian sangat menyebalkan." Riana merajuk.

Misya dan Tiani tertawa melihat ekspresi Riana. Baru kali ini mereka melihat ekspresi jelek itu di wajah cantik Riana. Sedangkan Sarly, gadis itu menarik kursi belajar Riana dan duduk di samping ranjang gadis itu.

"Selama kau tidak sekolah dua hari ini, kami membully Ailen," kata Sarly.

Riana langsung menoleh pada Sarly, ia mengerutkan keningnya, "kenapa kalian membully nya?"

"Dia sendiri yang mengatakan kalau dia yang membuatmu seperti ini," ujar Tiani. Riana terdiam, hadiah yang diterimanya dari Ailen dua hari yang lalu sebenarnya dari Gina, kakak gadis itu.

"Tentu saja kami kesal, semuanya karena gadis itu. Mengapa kau masih mau berteman dengannya? Bukankah saat ulang tahunmu dia juga cari masalah denganmu?" Misya kembali mengingatkan Riana akan hari ulang tahunnya tapi ia sudah tidak marah akan hal itu. Riana juga yakin kalau Ailen tidak tahu apa-apa tentang hadiah itu. Yang menjadi masalah adalah Gina.

"Ailen tidak bersalah," ujar Riana cukup membuat ketiga sahabatnya terkejut.

"Tapi dia mengakuinya kalau memang dia yang mencari masalah padamu." Misya geram. Ia ingin Riana mengerti kalau Ailen lah penyebab Riana seperti ini. Walaupun mereka tidak tahu masalah apa Riana tapi mereka yakin kalau Ailen penyebabnya.

"Tidak, Ailen tidak bersalah. Dia terlalu baik sehingga mau menjadi sasaran bullying kalian demi kakaknya," bela Riana.

"Kakaknya? Siapa kakaknya, aku baru tahu kalau dia memiliki kakak," ujar Tiani.

"Ya, dia memiliki kakak. Mereka sudah dianggap seperti keluarga di keluarga Argamawan." Riana menjelaskan.

"What? Jadi selama ini Ailen dekat dengan tunanganmu karena keluarga?" tanya Misya penasaran dan Riana membenarkan.

"Kalian ingat dihari ulang tahunku? Dia dan Ralex itu seperti saudara jadi aku hanya salah paham." Kata Riana.

"Lalu kenapa kakak Ailen mencari perkara denganmu?" setelah cukup lama terdiam, Sarly akhirnya bertanya.

"Aku tidak yakin tapi sepertinya Gina menyukai Ralex," ujar Riana.

"APA?" Teriak Misya dan Tiani serentak. Mereka tidak percaya dengan ucapan Riana barusan.

"Begitu ya. Jadi nama gadis itu Gina?" berbeda dengan kedua sahabatnya, Sarly malah mencari poin penting dalam penjelasan Riana.

"Iya namanya Gina, aku tidak tahu nama lengkapnya. Yang pasti dia baru keluar dari rumah sakit," lanjut Riana. Ia tahu kalau Gina yang berada dirumah sakit saat Ralex menjenguk gadis itu.

"Jadi gadis itu mencari masalah denganmu karena dia menyukai tunanganmu?"

Riana mengangguk.


TBC.

Riana & RalexOù les histoires vivent. Découvrez maintenant