13

1.5K 179 48
                                    

Seokjin masih mencari disekitar rumah,  perasaan khawatir mulai muncul saat dia belum juga menemukan Jimin.

"Ahjumma...  Permisi apa anda melihat Jimin? ". Jin sopan.

"Ah....  Jimin putra Tuan Han? ". Ahjumma memastikan.

"Ya benar... Apa anda melihatnya? ".

"Aku melihatnya di taman tadi,  dia terlihat murung".

"Gumapsimida Ahjumma...  Gumapsimnida". Jin pamit setelah mengucapkan banyak terima kasih.

Taman

Terlihat pemuda mungil tengah memainkan ayunan yang tengah di naikinya.  Wajah muram terlihat menandakan si pemuda tengah dirundung masalah.

"Jadi aku hanya menambah bebean untuk mereka...  Seharusnya sejak awal aku tak bersama mereka...  Ani...  Harusnya aku tetap di panti saja.  Kalau aku di panti aku bisa membantu Ibu disana. Kalau aku masih di panti aku tidak bertemu Appa dan mereka, dengan begitu aku tidak akan menjadi beban untuk orang lain.  Apa aku kembali ke pamti saja ya.... ". Gerutu Si pemuda.

Tuukkk

"Siapa bilang kau jadi beban hmmm...". Seokjin menjitak kecil kepala Jimin.

"Hyung.... 

"Jadi apa yang sedang di lakukan bocah kecil ini sendirian di taman dan meninggalkan tugas untuk menyiapkan bekal piknik hmmm... ". Jin pura-pura marah.

"Hyung....  Ini bukan akhir pekan, siapa juga yang piknik dihari Jum'at.  Memilih bolos sekolah untuk piknik". Gerutu Jimin.

"Makanya jangan kebanyakan merajuk,  dengarkan yang lain bicara sebelum kabur dari rumah dasar bocah". Jin mengusak rambut Jimin gemas.

"Aku bukan bocah". Protes Jimin.

"Masih suka merajuk kalau bukan bocah lalu apa hemmm...  Bayi? ". Usil Jin.

"Hyunggg.....

"Kita pulang ya....  Yang lain khawatir padamu...  Apa kau tidak kasihan pada mereka hmmm...  Mereka sudah siapkan bekal loh...  Bahkan Taehyung dan Jungkook menemukan tempat piknik yang asyik. Lagi pula hari ini memang libur kok". Pinta Jin.

Jimin kembali menunduk.

"Hei dengar... Jimin kau bukan beban camkan itu baik-baik diotakmu. Kau anugrah". Ucap Seokjin.

"Aku membuat kalian keluar dari kasus yang sedang kakian tangani kalau bukan beban lalu apa lagi... Harusnya aku tidak disini". Jimin keras kepala.

"Dengar baik-baik Jim...  Kira menghentikan kasus ini karena ini sudah diluar kemampuan kita".

"Tapi....

"Dengarkan aku....  Ini jelas berbahaya Jim...  Bukan hanya untukmu, apa lagi kau sudah melihat wajahnya.  Yoongi dia juga frustasi karena tidak bisa membantu, penglihatannya terganggu entah karena apa".

"Tapi kalian kan....

"Dengarkan Jim...  Pelaku bukan hanya melakukan sadisme dia juga mungkin melakukan perbuatan diluar nalar manusia entah itu apa.  Dia seperti tau kalau kita punya orang seperti Yoongi yang bisa berkomunikasi dengan makhluk lain.  Lebih kami takutkan adalah dia sudah tau kemampuanmu, dan berniat mengacaukan penglihatanmu". Jelas Seokjin.

"Maafkan aku hyung". Sesal Jimin.

"Jika kau masih berpikir kau adalah beban aku akan marah padamu Jim". Ancam Seokjin.

Psychometric Where stories live. Discover now