4. Perkara Balsem

1 1 0
                                    

Banyak orang yang tidak suka saat seseorang yang dicintanya sedih, aku, pun, menjadi salah satu orang itu.
Banyak orang yang lebih memilih untuk membuat seseorang yang dicintanya tertawa, tapi kenapa aku lebih suka membuat kamu marah? Seolah, saat itu, aku merasa kamu bisa meluapkan semua hal yang kamu tahan tanpa perlu menyembunyikannya dengan tawa palsu yang hanya akan bertahan sesaat....

__________________

Matahari pagi yang cerah seolah mencemooh suasana hati Nesya yang lagi suram.

Mimpinya malam tadi seolah nyata. Damar yang datang lantas memintanya untuk tidak berkunjung ke makamnya setiap hari berhasil mencabut semangat Nesya hari ini.

Dengan lesu Nesya menyampirkan tas kepunggung nya lantas berjalan menuju meja makan.

"Tumben kamu bangunnya rada siangan?"

Pertanyaan yang dilontarkan Bunda semakin membuat beban yang ada dipundak Nesya memberat.

Tanpa berniat menjawab Nesya langsung bersalaman dengan Ayah dan Bunda lantas berlalu pergi.

________________

Roal tengah asik mencoret-coret buku sambil terus melihat kearah buku paket fisika yang tengah menampakkan soal, lantas menghela nafas saat otaknya tak kunjung menemukan cara untuk menyelesaikan soal tersebut.

Kursi disamping Roal bergeser dan seseorang duduk disana. Nesya. Roal dan Nesya memang memutuskan untuk duduk berdua-pastinya itu paksaan dari Roal, mereka memutuskan hal itu saat diperjalanan mengantar Roal kerumahnya.

Roal mengernyit saat melihat Nesya yang nampak lesu pagi ini, berbeda seperti kemarin, mencak-mencak tidak jelas, apalagi mulutnya yang kurang ajar minta ampun.

Dengan iseng Roal menoel pipi Nesya tapi tak ada balasan dengan nada marah atau kesal dari Nesya.

Roal menyimpulkan bahwa suasana hati Nesya pagi ini sedang dalam kondisi jauh dari kata baik dan Roal tidak suka itu.

__________________

Ditengah pembelajaran Nesya mengangkat tangannya.

"Pak, saya ijin ke toilet."

Mendapat anggukan lantas Nesya beranjak dan Roal menatap kepergian Nesya dengan pandangan yang menerawang jauh.

Roal kembali menatap guru yang lagi menjelaskan dan kembali menatap pintu yang sudah tertutup rapat, lantas senyum miring terbit dibibirnya.

Roal berdehem kecil sambil memegang perutnya. Ekspresi wajahnya menampilkan kesakitan.

Roal maju ke depan lantas menepuk punggung guru.

"Pak, saya mau ijin ke UKS boleh?"

"Mau ngapain?"

"Minta minyak angin, perut saya mendadak mual. Selesai minta saya bakalan balik ke kelas lagi, kok, pak."

Guru mengijinkan Roal pergi.

Setelah keluar dari kelas Roal berjalan menuju UKS dengan langkah ringan dan senyum jumawa yang terpantri dibibirnya.

Saat didepan UKS Roal mengetuk pintu UKS lantas masuk tanpa menunggu jawaban dari dalam.

"Permisi Bu, boleh saya minta tolak anginnya? Perut saya mendadak mual, tapi dikelas lagi ada penjelasan tentang materi jadi saya nggak mau ketinggalan."

Roal nyengir dengan tampannya.

"Minyak angin lagi kosong, tadi udah dipinjam sama anak yang lain."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Young GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang