1. Pertama Jumpa

6 1 0
                                    

Dipertemuan pertama kita saja kamu sudah berhasil membuat aku jatuh, sejatuh jatuhnya dalam pesona mu, lantas bagaimana kondisi hati ini jika kita dipertemukan setiap hari?

- dari orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama

***

Di pagi yang dingin seorang perempuan duduk disamping gundukan tanah. Disekelilingnya hanya ada makam orang asing.

Ditemani keheningan, perempuan itu menatap batu nisan yang terdapat ukiran nama. Tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulut perempuan itu. Diam dan hanya diam.

Lantas dia berdiri dengan terus menatap nisan.

"Bilang sama Dia untuk cepet jemput aku, supaya aku bisa nemenin kamu disana." Lalu perempuan itu pergi.

___________________

Seorang perempuan menongolkan kepalanya dari kaca mobil yang sudah diturunkan.

"Pak, saya nggak telat 'kan?" Pak Satpam yang dilempari pertanyaan mengancungkan jempolnya sembari mengulas senyum.

Setelah membalas senyum Pak Satpam perempuan itu melajukan mobilnya ke parkiran sekolah.

Usai memarkir ia berjalan di koridor yang lumayan ramai dan banyak mata yang terus memperhatikannya, tapi itu bukanlah hal yang mengganggu baginya.

"Ka Nesya." Perempuan yang dipanggil berhenti.

Ya, ia Nesya. Perempuan lokal yang kehilangan tujuan hidup.

Nesya menatap orang yang tadi memanggilnya, lalu menyeringai.

"Ngapain manggil gue Kaka?" Nesya mengangkat sebelah alisnya. Seringai dibibirnya semakin lebar, "gue masih kelas 10, loh" Nesya menunjukkan lambang kelas yang tertempel dilengan bagian atas bajunya.

Perempuan yang tadi memanggil Nesya merunduk. Dia tau, seharusnya dia tidak berurusan dengan Nesya.

"Saya cuman mau nyampein pesan."

Nesya menghela nafas, "pesan apa?"

"Kamu dipanggil kepala sekolah."

Helaan nafas Nesya semakin panjang.

Tanpa membalas perkataan perempuan tadi, Nesya langsung menuju keruang KepSek.

Nesya mengetuk pintu sampai terdengar suara dari dalam. Nesya mengulas senyum selebar dan seikhlas mungkin.

"Assalamu'alaikum Bapak."

"Waalaikumsalam, masuk."

Nesya masuk dan berdiri dengan sangat sopan didepan KepSek.

"Kamu kenapa tidak mengikuti PLS?"

Senyum Nesya semakin lebar. Tebakannya benar.

"Bapak lupa sesuatu?" Kepala sekolah mengangkat alisnya tinggi menandakan dia tidak paham akan pertanyaan yang Nesya lontarkan.

Nesya menarik nafas terlebih dahulu, "PLS itu 'kan kepanjangannya Pengenalan Lingkungan Sekolah, betul?" Kepala sekolah mengangguk, "nah, yang Bapak tanyakan ke saya tadi, kenapa saya tidak ikut PLS, betul?" Lagi-lagi sang kepala sekolah mengangguk.

"Bapak lupa satu hal. Saya sekolah disini sudah 3 tahun, dan ini tahun ke 4 saya disini." Nesya merentangkan sedikit tangannya, "saya udah tau seluk-beluk sekolah ini, jadi buat apa saya mesti ikut PLS lagi? Kan percuma, nambahin peserta PLS aja."

Kepala sekolah memijat pelipisnya. Raut letih terpampang jelas di wajahnya.

"Tetap saja Nesya. Kamu 'kan kelas 10 tahun ini, jadi kamu tetap harus ikut PLS seperti kelas 10 lainnya."

Young GuyWhere stories live. Discover now