11 | weeping✔️

59.6K 4.6K 16
                                    

Sungguh Agatha benar-benar kecewa pada dirinya sendiri mengapa ia harus terpaku melihat Rafa di tempat sepatu tadi, ia  memang sudah berlari sekencang mungkin namun tidak menemukan Rey, Anna maupun Arthur dan Yuri, ia sudah mengelilingi tempat parkir namun mereka tidak ada.

Ia yakin ia di tinggalkan oleh Arthur karena Arthur mengetahuinya dari Rey. Sudah pasrah ia pulang dengan mata yang sembab menggunakan taksi.

Memasuki rumah yang benar saja terlihat Arthur sedang menonton tv dengan tatapan yang datar tak berekspresi. Agatha sudah pasrah jika ia harus mendapat kemarahan Arthur.

Ia mendekati Arthur dan bersimpuh pada kaki Arthur. "Maaf." hanya itu kata yang Agatha mampu ucapkan, namun Arthur tetap diam menggeserkan tubuhnya agar menjauh dari Agatha.

Ia semakin kecewa tetapi ia yakin Arthur malah yang paling kecewa di sini. "Kita pisah kamar." ucap Arthur yang akhirnya bersuara, tetapi itu bukan lah yang Agatha inginkan. Agatha ingin dirinya di maafkan.

"Gak apa-apa kok, aku bisa berusaha nantinya bikin kamu percaya lagi." jawab Agatha.

"Permisi Arthur, kalo kamu masih gak mau dengerin penjelasan aku, aku gak apa-apa." lanjut Agatha lalu berlalu ke arah pintu rumah belakang. Arthur bertanya-tanya untuk apa Agatha ke sana?

Jujur, walaupun sedang marah seperti ini, Arthur paling tidak bisa membiarkan orang yang dicintainya menangis sendirian.

Ternyata Agatha menemui Arin di kamar Arin, ia mengikuti langkah Agatha tanpa ketahuan, saat sampai di depan kamar, Agatha mulai menangis tersedu, Arin keluar dan langsung memeluk Agatha membiarkan Agatha masuk ke kamar Arin dan setelah itu Arthur tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

Arthur memilih untuk memperhatikan Agatha dari jendela kamar Arin dan Marisa, Rika pidah kamar karena sesuatu hal yang mungkin tidak bisa Arin maupun Marisa maafkan.

••

"Atha harus gimana bi, Arthur udah gak percaya sama Atha padahal Atha cuma refleks aja bilang nama nya, Rey salah paham dan Anna juga, Atha takut bi." ucap Agatha terisak saat dirinya sudah menyelesaikan ceritanya pada bi Arin. Bi Marisa juga ada di situ mendengarkan Agatha bercerita.

"Atha udah gak tau lagi harus gimana sekarang."

"Sabar ya non pasti ada jalan kok, nanti bibi coba untuk bujuk tuan Arthur deh supaya percaya."

Agatha mengangguk dan mulai menyeka air matanya dengan baik, ponsel Agatha bergetar di tandakan ada panggilan yang masuk, Agatha check ternyata panggilan dari sang mami, Ningsih.

Agatha mengangkatnya dan benar-benar terkejut kala mendengar papinya sakit dan harus menjalani pengobatan di rumah sakit, dengan tergesa Agatha bersiap membuat bi Arin dan bi Marisa risau dan panik.

"Nona ada apa?" tanya bi Marisa.

"Papi Atha masuk rumah sakit bi, Atha harus cepetan ke sana takutnya terjadi apa-apa." jawab Agatha yang mulai menangis lagi, belum selesai masalahnya dengan keluarga sekarang, ia harus di tambah masalah dengan papinya yang masuk rumah sakit.

Agatha sudah ricuh memilih barang apa yang harus ia bawa, sampai akhirnya Agatha hanya membawa ponselnya dan uang.

"Ya Allah begitu banyak masalah hari ini..." sedih Arin yang melihat majikan nya itu dengan tatapan iba.

"Bibi, Atha pergi dulu ya, mungkin Atha gak akan pulang nanti malam kalau Arthur atau anak-anak bahkan ibu menanyakan jawab saja Agatha di rumah sakit." ucap Agatha.

"Baik nona, hati-hati." lagi-lagi Agatha hanya mengangguk dan bergegas ke luar kamar Arin dan Marisa.

Tak di sangka ternyata Arthur memperhatikan Agatha sejak tadi, melihat Agatha yang berlari keluar gerbang membuat Arthur penasaran. Ia memutuskan untuk menemui Arin dan menanyakan Agatha.

Melihat Agatha berlari dengan linangan air mata membuat Arthur khawatir.

Arin yang melihat Arthur melangkahkan dirinya ke kamar Arin pun menghentikan aktivitas nya menutup pintu dan memilih untuk menemui majikan nya itu.

"Agatha pergi ke mana?" tanya Arthur langsung dan membuat bi Arin ketakutan.

"Anu- itu nona pergi ke rumah sakit, papinya di sana." jawab bi Arin agak gelagapan. Entahlah sedang apa ia?

"Astaga, Bagaimana bisa!" nada bicara Arthur mulai meninggi.

"Saya tidak tahu tuan mungkin jika tuan berkehendak tuan bisa menyusul nona Agatha, nona Agatha pergi ke rumah sakit medika utama yang saya dengar dari teleponnya." usul Arin yang tanpa pikir panjang langsung Arthur iyakan dan Arthur memasuki rumah.

Naik ke lantai dua untuk memanggil kedua anaknya dengan keadaan panik karena ia tahu Agatha tidak akan berpikir panjang jika seperti ini. Dari mana ia tahu? Sebelum menjadikan Agatha sebagai istrinya, lebih dulu Arthur mencari informasi tentang Agatha sampai akarnya.

Namun sayang informasi tentang Rafa tertimbun dan menimbulkan kekacauan.

Anak-anak juga sama paniknya yang mendengar nama bunda mereka sedang panik menuju rumah sakit, mereka bergegas dengan lebih dahulu meminta izin pada Yuri.

Arthur mengendarai mobil dengan kecepatan yang tinggi membuat Anna takut, saat sampai di depan rumah sakit yang Arin bilang tadi mereka melihat Agatha yang hendak menyebrang dan pada akhirnya...

Brak!

"AGATHA!"

"BUNDA!!"

Yap Agatha tertabrak oleh mobil yang tengah melintas yang sepertinya tidak mengetahui rambu lalu lintas sedang berwarna merah disana.

Ketiganya pun keluar dari mobil dan menghampiri Agatha yang sudah di kerubuni oleh orang-orang yang melihat kejadian tersebut, Anna shock melihat tubuh bundanya yang tak berdaya berlumuran darah. Lalu menangis karena merasa bersalah. Badannya bergetar melihat darah begitu banyak.

Keadaan Agatha cukup parah saat ini, tanpa pikir panjang Arthur langsung mengangkat tubuh Agatha dan segera memasuki rumah sakit yang di ikuti oleh Rey dan Anna di belakang.

Darah terus mengucur banyak dari hidung Agatha, jidat Agatha dan beberapa luka di sekujur tubuh Agatha membuat Arthur juga merasa bersalah karena ah sudahlah.

Arthur meletakkan Agatha di brankar dan mengikuti arah suster dan petugas ke ruang IGD.

Arthur, Rey dan Anna menunggu hasilnya nanti. "Seharusnya Anna sama abang gak bilang tentang di toko sepatu tadi sama papa." ucap Anna merasa bersalah karena membiarkan bibirnya berbicara keburukan Agatha.

"Abang minta maaf sama papa, seharusnya abang juga gak ngadu ke papa." tambah Rey.

"It's okay, jangan menangis bunda akan marah nanti, doakan yang terbaik untuk bunda kalian kita hanya bisa menunggu, setelah bunda bangun baru kita tanyakan tapi harus ingat kondisi." ucap Arthur yang berusaha untuk tersenyum walau rasanya sangat sakit.

"Sorry, Agatha aku terlambat seharusnya aku menyusul dengan cepat, tolong bertahan, aku akan berdoa di sini bersama anak-anak, sungguh aku benar-benar meminta maaf pada Tuhan karena aku telah lalai menjaga kamu." batin Arthur menangis.

••

Tbc

Gantung ga? Wkwkwk jangan lupa vote dan komen nya ya guys terimakasih!

BUNDA ATHA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang