0.2 pentolan

53 26 37
                                    

12:19

Udah masuk jam istirahat ke-dua, Freya dan geng seperusuhannya gak ke kantin.

Hal yang udah jadi kebiasaanya mereka, kalau di jam istirahat pertama ke kantin berarti di jam istirahat ke-dua gak bakalan ke kantin lagi begitu juga sebaliknya.

"Oh my god Freya!! lo kemana aja sampe Detrian aja gak kenal." ujar Dara gak percaya.

"Dih, penting banget apa." jawab Freya datar.

Iya. Seorang Freya yang paling di kenal seantero sekolah justru sama sekali gak mengenal geng pentolan di sekolahnya.

Bukannya gak update, tapi emang dasar anaknya cuek. bener-bener gak peduliin apapun yang ada disekitarnya, terkecuali teman-teman dan pelajaran.

Fyi, Detrian Adhitama atau yang akrab dipanggil Trian adalah satu-satunya pentolan sekolah yang gak ada takut-takutnya sama peraturan dan paling di hindarin. karna sekali aja lo ada masalah sama Trian, Trian dan perkumpulannya gak akan segan-segan buat jadiin lo bahan bullyannya.

Trian. Kerjaannya ga jauh-jauh dari telat, bolos, gak ngerjain tugas, bullying, berantem, tawuran, ngerokok, dan balapan liar.

Hukuman? Skors? Surat peringatan? DO? Gak akan berarti apa-apa buat seorang Trian. maklum sih, cucu pemilik yayasan. santuy.

Yang jelas seorang Detrian jauh banget dari tipe cowo Freya. Sekasar-kasar omongannya, Freya justru paling anti sama cowo brandalan yang banyak tingkah modelan Trian. skip deh ya.

"Tapi serius dia ngeline lo?" Freya cuma ngangguk mengiyakan, kemudian pandangannya beralih kepada ke-tiga teman laki-lakinya. "Gue yakin di antara elo bertiga ini yang asal kasih id line gue, ngaku cepet!" tanya Freya dengan nada sinis sambil menujuk satu persatu.

"Bukan gue sih yang pasti," jawab Dirga santai.

"Aray kali noh, dari pas kita ngumpul main hape mulu kerjaannya, lo juga deket kan Ray sama si Trian." tuduh Dara asal yang cuma dibalas cengengesan oleh Aray. "Yak Frey, udah bisa dipastiin kerjaan oknum bernama Aray." lanjut Dara puas sambil tepuk tangan.

"Wah Ray gak ada takut-takutnya ye lo sama Freya, salut gue." ujar Alby menimpali diikuti anggukan Dirga.

Sementara Freya cuma natap datar Aray, Aray yang udah takut langsung ambil ancang-ancang buat kabur, "hehehe sorry Frey.. abis maksa bener anaknya, sumpah dah." kata Aray membela diri sebelum akhirnya lari keluar kelas karna teriakan Freya, "ARAY SINI LO KAMPRET!"

Baru juga mau bangun buat ngejar Aray, Daffa alias si ketua kelas datang membawa tumpukan kertas ujian. "Guys minta perhatiannya sebentar ya! gue mau bagiin hasil ujian kemaren, lo pada diem ditempat ntar gue panggilin satu-satu."

"Kenapa gak lo bagiin ke meja aja Daf, pegel dah gue." keluh Alby.

Daffa cuma natap Alby datar, "Lebay bener, kenapa gak sekalian lo aja nih yang bagiin."

Alby nyengir, "kagak jadi Daff, sok lanjut."

Daffa membaca setiap nama yang tertera dalam lembaran. "Fredella," panggil Daffa kemudian memberikan selembaran kertas itu ke Freya. "Oh iya Frey, lo di tunggu bu Tari di ruang konseling." lanjut Daffa yang cuma dibalas anggukan.

Freya kasih selembarannya ke Dara, "Lah malah dikasih gue?" tanya Dara gak ngerti.

"Ck, simpenin ke tas gue Dar. gue mau ke ruang konseling."

"Ohh-nGAPAIN ANJIR?! LO GAK BUAT ULAH KAN FREY?!" Dara memekik.

"Buat ulah gimana? nilai gue dar." jawab Freya pasrah yang kemudian berlalu keluar kelas menuju ruang konseling.

My Private TutorWhere stories live. Discover now