Part 3

13 7 0
                                    

Happy Reading:)
Enjoy The Story:!

Hati itu gak buta.
Yang buta itu mata. Hati memilih tanpa memandang, sedangkan mata memilih karna melihat.

***

SMA Rajawali, kini bagaikan sirkuit dengan tontonan gratis. Dua manusia tak tau diri itu, semakin menunjukan kehebatannya. Tak mau mengalah satu sama lain.

Anak-anak yang semula berbaris dalam kelompok masing-masing, kini berteriak heboh menyemangati keduanya.

" Ana!! Yuhuu.... Lo pasti bisaaa ngalahin dia " Pekik Si penggemar Vio. Arabia Nada. Tanpa mengetahui siapa lawan Ana.
Asal ceplos :v

"Emang Lo tau siapa dia? " Tanya Killa, menarik alis.

Ara menoleh sambil menyengir.

Vio? Malu jangan ditanya. Sudah pasti.
Adiknya itu sungguh menyebalkan dan juga memalukan. Lihat saja nanti, akan Ia buat adiknya itu menjadi buaya panggang :v

Uh sadiss....
Rip Ana_-

Ternyata berguling di atas motor pun melelahkan. Mental dan fisik sebagai tameng untuk menambah bulir-bulir penghargaan.

Ya... Lumayanlah buat nambah uang jajan dan nama besar. Prinsip Ana.

Setelah puas menunjukkan kehebatannya, Ana turun dari motor dengan tampang tak berdosa. Menyengir, menunjukkan giginya yang tak rapih alias gingsul.

Tatapan sinis dari sang Kakak tak menyurutkan senyuman manisnya. Justru semakin menyergai lebar, meledek sang kakak.
Saking lebarnya Ana tersenyum, Ia Sampai lupa dengan rivalnya yang sok jagoan itu.

Senyuman nya kini digantikan dengan tatapan datar dan mata menyipit. Menatap sinis sang rival.

Tiara Ananda Abimayu.

Bisa dikatakan sebagai kembaran Ana. Pakaian nya tak jauh berbeda dengan Ana. Hoodie tosca sebagai balutan luar menutupi seragam sekolah. Gadis dengan bulu mata lentik itu, justru tidak menunjukkan ekspresi apapun ketika turun dari motor. Datar dan menusuk.

Killa, Tasya, Ara, dan Ana membelalakkan mata. Tidak menyangka dengan apa yang mereka lihat.
Sahabat lama.

Ya..
Tiara lah sosok itu. Mereka memang pernah bersahabat, bahkan Tiara yang lebih akrab dengan keluarganya Vio. Hingga suatu kejadian yang membuat persahabatan mereka hancur.

" Tiara!!.." pekik Vio senang, melupakan rasa kesalnya pada sang adik saat melihat sosok yang ia rindukan. Vio sudah menganggap Tiara sebagai adiknya sendiri.

Vio berlari menerjang Tiara dengan pelukan kerinduan.
Tiara tersenyum tipis, membalas pelukan Vio.

Seseorang mengepal tangan kesal.

" Gue kangen banget sama Lo " ucap Vio.

"Gue juga kak "

Keduanya meleraikan pelukan.

Mata Vio bertubrukan dengan Ana. Seketika emosinya mendadak naik ke ubun-ubun, mengingat kejadian silam itu. Adiknya itu sungguh meresahkan.

The Absurd GirlSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang