[O1]

18.3K 2.4K 847
                                    

Biasakan vote sebelum membaca.
---

Di hutan.

"Cih, membosankan.." Sukuna menendang rumput yang berada dihutan. Ia bosan. Sudah berjam-jam ia mendapatkan mangsa yang ia mau, dan sekarang, ia bingung harus ngapain. Sampai dimana, Sukuna mendengar suara tangisan bayi.

Tunggu...









Suara bayi nangis teh gimana? :)


















Oek?

Hue?

Oee?

Huhuhu?


























Entahlah,



















Sukuna yang penasaran pun, akhirnya memutuskan untuk mendekati sumber tangisan bayi yang ia dengar, dan...

Ya, terdapat bayi di belakang pohon, beserta keranjang dan juga kain yang menyelimuti sang bayi. Atau lebih tepatnya.. di bedong (?)

Sukuna menatap bayi itu bingung, lalu mengangkatnya dengan asal-asalan. Setelah diangkat, Sukuna membuka mulutnya. Berniat untuk memakan sang bayi.

"Tunggu!" Teriakan terdengar, membuat Sukuna berhenti melakukan aktivitasnya dan menatap ke sumber suara.

"Apa yang anda lakukan, sukuna-sama?" Orang yang berteriak itu adalah Uraume.

Sukuna menaikkan alisnya bingung. "Memakannya, memangnya apa lagi?"

Uraume mangambil bayi yang Sukuna gendong asal-asalan, lalu menenangkannya. "Dia ini masih terlalu kecil untuk anda makan. Lagipula, kasihan."

"Kau punya rasa kasihan?" Ucap Sukuna.

Uraume menatap Sukuna kesal, "anda tidak boleh memakan bayi ini, saya akan merawatnya."

"Huh? Memangnya kau bisa melakukannya?"

"Bisa, saya belajar dari googl*"

Sukuna menatap bayi yang di gendong oleh Uraume, lalu menghela nafas pelan. "Ya, terserah kau saja." Sukuna pergi meninggalkan Uraume.

"Perempuan, ya? Sepertinya saya harus menamaimu (Name), atau Ryomen (Name)? Ahahaha, boleh juga."

.
.
.

Dikuil, Sukuna bersandar sembari menutup matanya.

"Sukuna-sama." Sukuna membuka matanya sebentar untuk melihat seseorang yang memanggilnya, lalu kembali menutup matanya. "Kau benar-benar ingin merawatnya?"

"Iya, dan saya ingin, bayi ini jadi adik anda." Sukuna terkejut lalu menatap Uraume. "Apa katamu? Aku? Jadi kakak dari bayi yang tidak jelas seperti ini? Cih, gak sudi." Sukuna melipatkan tangannya.

"Tapi sukuna-sama, mungkin saja bayi ini dapat memberikan keberuntungan untuk anda."

"Huh, mana mungkin. Dia itu hanya bayi biasa yang dibuang oleh orangtuanya sendiri, kalau dari kecil saja sudah dibuang, berarti ia tidak berguna."

"Saya mohon, hanya untuk kali ini saja." Uraume menunduk di hadapan Sukuna.

Sukuna terkejut, lalu menghela nafas. "Yasudah terserah, sudah, kan? Jangan ganggu aku." Sukuna kembali bersandar sembari menutup matanya.

"Tidak, anda juga harus merawat, dan melindunginya. Karena dia adalah adik anda sekarang."

Sukuna tidak menjawab. Ah bukan, ia tidak peduli.

"Dia perempuan, namanya ryomen (name)–"

"Bukankah kau ingin merawatnya sendirian?"

"Karena sekarang nona (name) sudah resmi jadi adik angkat anda, maka anda juga harus merawat dan melindunginya." Sukuna diam tidak menjawab perkataan Uraume, ia sedang berpikir.

"Jika anda tidak ingin merawatnya, maka saya akan rawat sendiri." Uraume beranjak pergi meninggalkan Sukuna, namun langkahnya terhenti.

"Tunggu," Uraume berhenti lalu menatap Sukuna, "aku juga akan merawatnya."

Uraume tersenyum, lalu mendekat ke arah Sukuna. "Pertama, anda harus belajar menggendongnya."

Omake!

"Cih, tidak bisa diangkat saja?"

"Tidak bisa, itu akan berbahaya bagi nona (name)."

Sukuna menghela nafas, "merepotkan saja. Yasudah, lalu bagaimana?"

"Begini.."

Beberapa hari kemudian.

"Wah! Anda sudah bisa!" Uraume menatap Sukuna kagum, sembari tersenyum.

"Memang harus seperti ini kah? aku... tidak terbiasa," ucap Sukuna sembari menggendong (Name) dengan gugup.

"Ahahaha, anda mirip om-om yang menggendong anaknya"

"Apa katamu?!💢"

"Ah! Maaf sukuna-sama!"

To be continued...

Ngebayangin sukuna gendong bayi... beh :)
Oh iya, btw ini itu request gitu mwuehehe.

Semoga suka ya
Byeee~

𝐎𝐍𝐈𝐈-𝐂𝐇𝐀𝐍! : Ryomen SukunaWhere stories live. Discover now